VERSI REVISI
Kedua kaki kecil berlari menuruni tangga menuju meja makan. Tampak disana terdapat ibu gadis tersebut bersama sang ayah sarapan. Bibi sudah mengatakan untuk berhati-hati tapi tak digubris oleh gadis kecil. Terlalu bersemangat menemui kedua orangtuanya.
"Papa, mama, jadikan ngajak Bella jalan-jalan nanti malam?." Ucap Bella dengan semangat membara.
Sembari Tubuh mungilnya berusaha menaiki kursi walaupun juga harus dibantu sang bibi. Ayah dari gadis itu menatap istrinya, meminta bantuan agar dapat menjawab pertanyaan Bella. sang ibu yang tau suaminya sedang meminta bantuan memberikan jawaban dengan anggukan kepala.
"Maafin mama ya Bella sayang, kita undur dulu ya jalan-jalan nya, papa-mama ada meeting sayang, Bella tolong ngerti ya sayang." jelas sang mama.
Wajah Bella yang awalnya ceria, berubah murung mengetahui kalau kedua orangtuanya mengundur lagi perjalanan mereka bersama. Padahal Bella menantikan kepergian mereka menonton acara atraksi lumba-lumba. Harapan tinggal harapan. Air mata Bella hampir menetes, dia tampak sangat kesal.
"Tapi, mama-papa kan sudah janji." mengerucut kan bibirnya bahkan Bella sudah ingin pergi dari meja makan tanpa memakan makanan miliknya.
Papa Bella mengetahui putri semata wayangnya yang semakin bersedih mengetahui jawaban dari mereka, menjajarkan tubuh tegapnya dengan putrinya.
"Papa janji deh, lain kali kita jalan sama-sama, jangan sedih, nanti princess gak cantik lagi."
Air mata tak mampu terbendung, Bella menangis tersedu-sedu di depan sang papa. Pria paruh baya tersebut berusaha menghentikan air mata putri kecilnya dengan sebuah pelukan hangat dari badan kokohnya.
"Udah jangan nangis, masa princess nangis sih." Menghapus air mata sang putri.
Sang papa berdiri mengambil tas kerjanya dan menuju mobil yang sudah terparkir di halaman, di ikuti sang istri setelah mengecup putri nya bergantian dengan sang suami. Mereka melambaikan tangan.
Bella membalas lambaian sang papa dan menatap papanya masih dengan pipi nya yang memerah akibat menangis, Bella memejamkan mata nya sesaat, tetapi dia merasakan sebuah tangan menyentuh nya, menghapus air mata.
Dan dia tau siapa yang melakukan nya, siapa lagi kalau bukan
Raihan...
sahabat baik nya, laki-laki yang selalu di samping gadis itu saat dia menangis sekalipun dan selalu menghapus air mata nya menggunakan tangan kecil milik Raihan.
"Jangan nangis, Raihan gak suka, sukanya pas Bella senyum."
"Raihan, Bella sedih." Jawabnya, menyentuh tangan Raihan.
"Jangan sedih, coba lihat deh di tas Raihan, Raihan punya barang kesukaan Bella." Menyodorkan tas nya.
Bella membuka tas Raihan dan menemukan satu mawar merah yang segar, dia mengambil nya dan tersenyum senang.
Melihat itu, Raihan juga tersenyum manis.
Raihan memang seperti itu, suka senyum Bella, bagi Raihan tangis Bella itu seperti kesedihan untuk nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setangkai Mawar ( COMPLETED )
Teen FictionBagi Bella; Raihan adalah miliknya, cinta pertama-nya dan sahabat-nya. Tapi bagaimana kalau itu hanya menurut Bella saja, bukan menurut Raihan. Bunga mawar adalah salah satu bukti, cinta dan persahabatan mereka. Semua orang tau, bahkan bunga pun tau...