Suratan Takdir

114 10 0
                                    

      Pikirannya terus terarah ke kejadian 2 hari yang lalu, dimana Bella meminta dirinya untuk memberikan surat berstiker bunga mawar kepada Raihan dan kejadian itu pula membuat hatinya kalut, kata-kata Bella tentang ia yang ingin pergi jauh darinya membuat ia terus mengingat kejadian tersebut, bahkan ia tidak masuk sekolah karena kata-kata Bella. Surat itu masih berada di genggamannya, ia memang ingin cepat-cepat memberikan surat tersebut agar ia tak menanggung beban kesedihan terlalu dalam di hatinya,tetapi tubuhnya tak mampu bergerak,entah mengapa.

🌷🌷🌷
      Axel sudah tak mampu menanggung semua beban tersebut,hingga ia memutuskan untuk menemui Raihan dan memberikan surat tersebut.
Axel mengulurkan surat tersebut kearah Raihan,yang ditatap penuh tanya.
   "Raihan surat ini dari Bella, kuharap kau ingin mengambil surat ini dan menyampingkan egomu sejenak untuk membacanya"
   "Ah....., jadi gadis itu memberi surat, kukira ia akan langsung menemuiku,ternyata ia sudah berubah, ck.. "
   "Jaga ucapanmu Raihan, sebenarnya bukan dia yang berubah,tetapi kamu! "
   "Maksudmu aku yang berubah!. Axel, Axel sepertinya ia telah memengaruhimu, memang dasar gadis yang-" belum sempat Raihan melanjutkan kata-katanya, sebuah bogeman mentah mendarat di pipinya,untuk kedua kalinya bogem mentah itu ingin mendarat kembali di wajahnya yang tampan,tetapi di halangi oleh seseorang.
    "Apa yang kau lakukan Axel, apakah kau ingin membunuhnya, hah..! "
   "Ya aku ingin membunuhnya, bahkan bagiku dia tak pantas hidup, setelah apa yang dia lakukan!"
   "Apa maksudmu, Axel?"
   "Tanya saja kepadanya, apa yang dia lakukan! " Axel langsung meninggalkan Raihan dan Ana yang masih terdiam tanpa kata. Sebelum benar-benar meninggalkan tempat tersebut Axel pun berkata sambil membalikkan arahnya, kearah Raihan dan Ana berada.
   "Dan satu lagi bilang kepada orang yang kau cintai itu untuk membaca surat Bella, karena apa?, karena aku tidak ingin keinginan Bella yang terakhir tidak terwujud" Axel meninggalkan mereka penuh amarah, membuat semua orang yang melewatinya ketakutan akibat aura tak menyenangkan dari Axel.

🌷🌷🌷
      Perlahan-lahan obat salep itu diberikan ke wajah Raihan yang penuh lebam dan luka akibat serangan tiba-tiba dari Axel,sesekali Raihan meringis dengan luka dan lebam yang ia dapatkan, Ana hanya dapat mendesah kasar mengetahui Raihan yang meringis kesakitan,ulah Axel yang tiba-tiba saja kesetanan menonjok Raihan. Beberapa saat mereka terdiam,masih dalam pemikiran mereka masing-masing,hingga salah satu dari mereka memutuskan bertanya.
   "Kenapa Axel memukulimu Raihan,pasti ada sebab di balik semuanya kan?"
   "Tidak ada apa-apa Ana, hanya masalah kecil diantara kami saja"
   "Kau berbohong Raihan, tidak mungkin Axel memukulimu hanya karena masalah kecil, Axel bukanlah Peter yang suka menonjok orang tiba-tiba,jadi jawab aku dengan jujur! " Raihan menutup matanya perlahan berusaha untuk berkata.
   "Dia menonjokku karena aku tidak ingin menerima surat tersebut" menunjuk surat yang berada diatas nakas tepat di sampingnya.
   "Kenapa tidak kau terima?, itu hanya surat yang harus kau baca saja kan,kenapa tidak kau baca saja,selesai kan masalahnya. tetapi yang kubingungkan kenapa Axel sangat marah dan membawa kata Bella? "
   "Karena itu surat Bella,saat aku tau Bella sudah berubah, aku membencinya! "
Ana sedikit terkejut dengan kata-kata terakhir yang diucapkan Raihan,kata kebencian adalah kata yang tak pernah diucapkan seorang Raihan Avandro hanya karena kelakuan Bella yang seperti anak kecil,baginya Bella adalah hidupnya dan sekarang Raihan mengatakan benci,masalah ini sekarang membuatnya bingung.
   "Raihan, kenapa kamu membencinya, dia itu sahabat masa kecilmu? "
   "Karena dia hampir melukai perasaanmu Ana, dan juga aku menyukaimu" Ana terdiam sejenak,tak mampu menjawab apapun, bibirnya kelu untuk beberapa saat hingga ia mulai merangkai sebuah kata untuk ia ucapkan.
   "Kalau memang kamu mencintaiku,jangan ucapkan kata kebencian itu terhadapnya, karena hatimu bisa berakhir dengan penyesalan Raihan"
   "Apa maksudmu Ana, aku tak mengerti dengan semuanya!"
   "pikirkanlah Raihan, apakah kau harus membaca surat tersebut ataupun tidak, kau harus memutuskannya"
Ana meninggalkan uks tempat dimana Ia mengobati luka Raihan, ia yakin Raihan akan mengingat tentang ucapannya tadi. Raihan berfikir sejenak, apa ia harus membacanya, pikirnya.

Ho... Akhirnya aku dapat menyelesaikan chapter ini!.
Mau tau kelanjutannya ikutin terus ya!!!.
Semoga suka!.

TBC

Setangkai Mawar ( COMPLETED ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang