White Roses

201 20 0
                                    

VERSI REVISI

Mereka berdua berjalan bergandengan, setelah Bella pingsan di sekolah, wali kelas Bella memutuskan kalau Bella lebih baik pulang saja dan tidak melanjutkan pelajaran, takut kenapa-kenapa pada muridnya, Bella.

Sedangkan Raihan, anak laki-laki itu memutuskan untuk ikut serta pulang bersama Bella, yang di setujui guru juga karena nomor kedua orang tua Bella yang sulit di hubungi, mengingat rumah Raihan dan Bella yang bersebelahan.

Dan pastinya atas paksaan Raihan, agar dia yang mengantarkan Bella pulang.

Raihan tanpa Bella itu layaknya sepasang sepatu, seperti kurang bila hanya sepasang, bagi Raihan, Bella adalah pelengkap nya, sedangkan bagi Bella sendiri, Raihan adalah segala nya.

Bahkan ketika itu Raihan yang masih bayi, menangis saat dijauhkan dari Bella, jadi kedua orang tua mereka memutuskan membuat pintu penghubung antara kedua rumah mereka agar bila Raihan menangis, keluarga Raihan tidak susah payah keluar dari pagar mereka dan masuk ke rumah Bella, yang juga memiliki pagar yang berjarak cukup jauh dari rumah mereka.

"Bella, tunggu ya, Raihan mau kasih kejutan, tapi Bella nya tutup mata, ya!."

Bella mengangguk dan menutup matanya dengan kedua telapak tangannya, dia sangat penasaran akan kejutan yang ingin di berikan Raihan, membuat dia sangat penasaran.

"Raihan sudah belum, Bella takut gelap." cicit Bella pelan.

"Sudah!. Bella boleh buka sekarang."

Bella membuka kedua telapak tangannya yang menutupi wajahnya, Bella tersenyum senang dengan benda yang di pegang oleh Raihan, dia sungguh menyukai nya.

"Bella suka kan?,"

"Bella suka kok, tapi Bella bingung, kok warna nya gak merah, Raihan?."

Tangan mungilnya terulur, menerima bunga yang di berikan Raihan, gadis kecil itu menatap bunga mawar putih di genggaman nya dengan bingung, bingung dengan warna bunga mawar yang berbeda dari pemberian Raihan sebelumnya.

"Kata mama Raihan, bunga mawar putih itu lambang kesucian dan kecantikan, jadi Raihan beri deh, bunga itu ke Bella, karena bagi Raihan, Bella itu cantik." jelas Raihan.

"Bella suka banget, makasih Raihan."

Bella memeluk Raihan erat, dia selalu suka dengan sikap Raihan kepada nya, karena hanya Raihan yang mengerti dirinya, hanya Raihan.

"Bella sayang, Raihan." Gumam Bella

"Raihan tau kok."

💮💮💮

Kepalanya menunduk ke bawah, melihat seseorang yang sedang melakukan gerakan tangan, untuk menyuruh dirinya turun, Bella mengangguk dan segera turun untuk bertemu seseorang itu.

Raihan menarik Bella menuju ke kolam renang yang sengaja di bangun untuk mereka berdua, di sekitar kolam tersebut terdapat ayunan, taman bunga mawar kesukaan Bella dan arena pasir berisi banyak alat pengangkut pasir.

"Bella temenin Raihan ya, Raihan kesepian di rumah."

Mata bulatnya menatap Raihan, sebenarnya Bella dalam hatinya sangat iri dengan kehidupan Raihan yang sangat bahagia, walau kedua orangtua Raihan sibuk, setidaknya mereka masih bisa bersama Raihan, sedangkan Bella, orang tuanya sangat sibuk dengan pekerjaan, tanpa memikirkan nya, dia merasa sendirian, untung saja ada Raihan yang menemani nya.

"Bella mau main apa?." tanya Raihan.

"Bella mau main perahu kertas, Raihan."

Perahu kertas milik Raihan tidak bisa bertahan dan terbalik, membuat perahu dari kertas tersebut tenggelam di dalam air, sedangkan perahu milik Bella masih belum menunjukkan tanda-tanda kalau perahu itu ingin tenggelam, yang membuat Bella menang dalam permainan kali ini.

Setangkai Mawar ( COMPLETED ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang