VERSI REVISI
Kumohon, bila kamu menemukan yang lebih baik dari aku, jangan pergi ya...
- Bella Abraham8 Tahun Kemudian...
Dari balik selimut terlihat lah sosok nya, dengan paras cantik campuran Turkey dan Indonesia yang di dapatkan dari ayahnya yang asli Turkey dan ibunya yang asli pribumi, Indonesia.
Matanya yang tampak sayu, menatap seseorang yang baru saja membangun kan dirinya dari tidur panjangnya.
"Sudah saatnya bangun princess, kau mau terlambat di hari pertama mu sekolah?."
Bibirnya menyunggingkan senyuman tipisnya, yang selalu ada saat melihat Raihan.
"Raihan bawa bunga gak?, Bella ingin sebuah bunga mawar berwarna merah." Ucapnya sambil mengusap kedua matanya, membuat Raihan sangat gemas.
"Nanti kita ambil di taman ya, sekarang Bella mandi, Raihan akan menunggu Bella di bawah." Mengusap kepala Bella, membuat pipi Bella memerah malu.
"Raihan iih, Bella kan sudah besar, jangan di gituin, Bella malu." Pipi nya menggembung, menambah rasa gemas Raihan.
Ya Tuhan, ingin rasanya aku mencubit pipi nya, tapi kasihan - Raihan
"Jangan malu, berat biar yang lain aja." Bisik Raihan, lalu pergi berlari meninggalkan Bella, sebelum Bella mengamuk karena dia menggunakan kalimat di film Dilan 1990, karena Bella yang terlalu menyukai Dilan.
"Raihan!!!."
Setelah mandi dan bersiap-siap untuk berangkat, tidak lupa juga dengan bunga yang diinginkan Bella. Raihan segera menggandeng Bella pergi
Meninggalkan rumah dan pergi menaiki motor ninja miliknya.💮💮💮
Bella dan Raihan berjalan beriringan, sesekali canda tawa muncul diantara mereka, hingga tiba-tiba saja dari arah berlawanan seseorang menabrak Bella, membuat dia hampir tersungkur di lantai, kalau saja tidak ada Raihan yang menahannya.
"Tolong maafkan aku, aku tidak sengaja menabrak mu." Pinta gadis itu.
Baru juga masuk, eh udah nabrak orang aja - gadis itu
"Tidak apa-apa kok, ya kan Bella?." Tatap Raihan kearah Bella sejenak, lalu menatap gadis itu lagi.
"Tentu saja. Apakah kamu murid baru, aku gak pernah lihat kamu." Tanya Bella.
Bella sungguh penasaran dengan cewek di hadapan dia saat ini, karena sangat jarang sekali ada orang baru di sekolahnya ini, lebih banyak adalah murid SMP lama yang pindah ke SMA ini, karena satu cabang sekolah, hanya berbeda tingkat saja.
"Ya, aku pindahan dari Australia, aku ikut ayahku, karena ayahku sedang di pindah tugas kan kesini. Oh iya, kenalin nama aku Anastasya Viana." Sambil memberikan uluran tangannya nya.
"Namaku Bella Abraham dan dia di sebelahku ini, namanya adalah Raihan Alvandro." Membalas uluran tangan secara bergantian.
Ana tersenyum, ternyata warga disini ramah-ramah, dia pikir, akan kesulitan saat beradaptasi di lingkungan baru, ternyata sangat mudah atau bahkan terlalu mudah.
Mereka berjalan beriringan sesekali menjawab pertanyaan Ana tentang sekolah ini, dan beberapa hal tentang perbedaan antara Indonesia dan Australia yang baru di ketahui Ana saat ini.
Tentang makanan, dimana Indonesia lebih menggunakan nasi sebagai makanan pokok, lalu tentang masyarakat yang sangat ramah, peduli dan punya rasa toleransi tinggi.
Mereka berhenti di depan stand bertuliskan 'ayo daftar dan jadi peserta ketos dan waketos baru tahun 2018/2019'. Ana Sangat menyukai kegiatan organisasi, itu membuat dia lebih dapat mengenal banyak orang.
"Aku akan mendaftar untuk ikut serta, apa kalian ingin mendaftar juga?." Tanya Ana.
"Tidak kami-." Ucapan Bella terhenti ketika mendengar kata-kata Raihan, yang mengatakan dia ingin ikut.
Apa ini cuman perasaan nya saja, bagaimana mungkin Raihan ingin ikut hal-hal berbau organisasi, kalau dia saja tidak suka. Setiap ada yang menyuruh Raihan untuk ikut berpartisipasi, Raihan selalu menolak dan memilih pergi bermain basket, karena kecintaan nya terhadap basket.
Bella tidak suka hal ini, Bella takut Raihan meninggalkan dia, Bella tidak suka dan tidak mau kalau Raihan ikut dalam organisasi, hanya karena seseorang.
"Raihan bukanya tidak suka organisasi ya?, Raihan lebih suka bermain basket kan?." Tanya Bella.
"Benarkah?, Kalau begitu kenapa tidak memilih menjadi ketua basket saja?."
"Tidak Bella, Raihan hanya ingin sesuatu yang baru." Balas Raihan, memberikan senyuman, membuat lesung pipi nya tampak terlihat.
Bella cuman dapat terdiam, dia tak mampu mengungkapkan apapun, pikiran-pikiran negatif mulai memenuhinya, seolah memberikan gambaran mengerikan tentang semua ini.
Uh kenapa semua ini rasanya begitu menyakitkan tuhan saat dia bersama perempuan lain - Bella
💮💮💮
Bella menghembuskan nafas kasarnya, dia mulai lelah menunggu sedari tadi, dimana Raihan sebenarnya?. Hampir 30 menit dan Raihan belum juga terlihat, apakah rapat pembahasan OSIS periode baru amat sangat lama sampai waktu pulang begini, Raihan belum juga muncul.
"Bella, bukannya tadi Raihan pulang ya?, ku kira kamu ikut dia tadi." Ucap David.
Dia terhenyak diam, bagaimana Raihan bisa pulang duluan dan meninggalkan Bella sendirian disini, yang bahkan tidak tau jalan kembali ke rumahnya, Bella bingung bukan main, dia benar-benar takut sekarang.
Tapi sekarang, bagaimana Bella bisa pulang?, Bella tidak ingat apapun tentang jalan pulang - Bella
"Bella, kalau kamu mau, kamu bisa ikut denganku, rumah kita searah." Tawar David, sambil menunggu jawaban dari Bella yang tampak berfikir.
Bella menganggukan kepalanya, sekarang dia tidak memiliki pilihan lain, mau tidak mau dia harus ikut dengan David, walaupun Bella agak sedikit takut dengan David yang notabene nya adalah teman kelas yang tidak terlalu akrab dengan dia.
Bella memang selalu penakut, apapun dan dengan siapapun yang baru ia kenal.
Setelah sampai di rumah, Bella tidak lupa berterima kasih kepada David yang sudah membantunya untuk pulang ke rumah dengan memberikan tumpangan gratis. Ternyata David adalah orang yang baik, ditambah lagi wajahnya yang tampan, membuat Bella berfikir pasti banyak para perempuan yang mengejar cowok macam David, walaupun begitu Bella tetap menganggap Raihan lah yang paling tampan.
Oh dan jangan lupakan Bella tentang Raihan yang meninggalkan dia di sekolah, Bella tidak akan berbicara lagi dengan Raihan mungkin untuk beberapa saat, karena Bella memang tidak bisa terlalu lama marah dengan Raihan, karena Raihan adalah penyembuh untuk Bella.
Bella berlari-lari kecil dengan sapaan kecil terhadap Maid - Bibi Louren, yang selalu bersama dengan dia dari kecil hingga sekarang dia tumbuh remaja.
"Pelan-pelan nona, saya tidak ingin anda terjatuh."
"Tenang saja Bibi Louren, aku akan berhati-hati." Teriak Bella dari atas tangga, membuat Bibi Louren menggeleng pelan, dan kembali mengerjakan pekerjaan nya.
Ketika sampai di depan pintu kamarnya, dia segera membuka jendela kamarnya yang langsung mengarah ke taman milik nya dan Raihan.
Saat itu juga hatinya terasa tersengat, sakit dan perih bercampur menjadi satu. Merasa kalau dia tak mampu melihat itu kembali, dia menutup tirai nya kembali dan terduduk lemas, dengan air mata yang mengalir dari air matanya. Bella berfikir positif dan menghapus air matanya.
Mungkin yang tadi Bella lihat itu mereka lagi gak sengaja, iya mungkin - Bella
Besok, Bella akan bertekad untuk bersama Raihan dan tidak akan menjadi perempuan cengeng kembali, Bella sadar, mungkin Raihan hanya kesal dengan Bella.
Greget gak, jahat ya Raihan, Sedih hatiku...
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Setangkai Mawar ( COMPLETED )
Подростковая литератураBagi Bella; Raihan adalah miliknya, cinta pertama-nya dan sahabat-nya. Tapi bagaimana kalau itu hanya menurut Bella saja, bukan menurut Raihan. Bunga mawar adalah salah satu bukti, cinta dan persahabatan mereka. Semua orang tau, bahkan bunga pun tau...