VERSI REVISI
Raihan pulang setelah berhasil membujuk Bella makan, oh rasanya Bella ingin cepat pulang ke rumah-nya dan bersama kembali dengan Raihan. Di rumah sakit sangat amat membosankan hanya ada ibunya yang senantiasa tanpa bosan menjaga-nya. Makanan disini juga tidak terlalu enak, ya apa yang bisa dia harapkan dari makanan rumah sakit.
Mengingat semua kenangan bersama Raihan seakan seluruh beban hilang sudah. Dulu saat waktu kecil, ketika mulai masuk sekolah menengah pertama dan sekarang kedua-nya memasuki sekolah menengah atas. Bukankah itu kenangan yang indah, semoga saja kenangan ini tidak cepat berlaku.
"Sayang, apa kamu ingin makan buah atau cemilan, mama baru saja membeli buah dan berbagai cemilan." Tawar ibu-nya.
Lamunan-nya terbuyar saya mendengar suara ibunya yang baru saja kembali dari beberbelanja di salah satu minimarket terkenal di Indonesia. Melihat belanjaan ibunya yang penuh dengan berbagai makanan, membuat Bella tertarik dengan belanjaan ibunya.
"Sepertinya apel enak untuk dimakan, Ma." Pinta Bella.
"Baiklah mama akan mengupaskan apel untuk mu." Ucap mama Bella, lalu mengambil satu buah apel untuk dikupas.
Selagi ibunya sedang mengupas apel untuk-nya, dia memperhatikan pemandangan dari kaca jendela kamar inapnya, dari sini dia bisa melihat orang-orang yang mengenakan pakaian sama dengan dirinya - pakaian rumah sakit. Sesekali mereka tertawa dan bercakap ringan, melihat hal itu, membuat Bella ingin keluar menghirup udara segar.
"Ma, Bella ingin keluar dari sini. Bisakah kita ke taman." Pinta Bella
"Setelah memakan buah-mu, mama akan mengajak-mu keluar berjalan-jalan." Ucap mama Bella-menjawab permintaan Bella.
Mama Bella memberikan buah yang baru dia kupas tadi, Bella hanya tersenyum dengan itu, kembali melihat dari kaca jendela ruang inapnya. Setidaknya ini tidak terlalu buruk, dia masih bisa keluar dari kamar ini.
'Tapi apa kabar dengan Raihan ya' - batin Bella.
Taman rumah sakit :
Kamar inap Bella :
💮💮💮
Kegugupan melanda-nya, apakah dia harus melakukannya, tangan miliknya sudah akan menekan tombol bel, tapi pintu sudah terbuka terlebih dulu, menampilkan sosok wanita yang sudah berumur, tetapi tetap terlihat cantik, bukti kecantikan masih tepatri di wajahnya.
"Oh, apakah kamu Raihan?, Ayo masuk nak Raihan, Ana sedang bersiap-siap. Tadi dia bilang ke tante kalau ada temennya yang mau datang, eh ternyata itu kamu, masih ingat tante gak?." Ucap wanita itu.
"Oh iya tan. Emm.. kayaknya Raihan lupa deh tan." Jawab Raihan, jujur dia tidak ingat pernah bertemu sama wanita yang mengaku ibunya Anak.
Ibu Ana mempersilahkan Raihan untuk duduk di sofa ruang tamu dan meminta pelayan rumah mereka, untuk menyiapkan secangkir teh, sebenarnya Raihan tidak enak, terlalu merepotkan menurutnya. Tapi ibu Ana tidak mendengar kan penolakan.
Sesekali ibu Ana menceritakan tentang masa kecil Ana, di sela-sela dia sedang meminum secangkir teh, itulah yang membuatnya tertarik dan larut dalam obrolan ini.
Percakapan mereka terhenti ketika sebuah langkah kaki mendekati kedua-nya mengintrupsi percakapan kedua-nya. Dan menduduki dirinya dirinya di sebelah ibunya.
"Raihan, Mommy. Sudah dari tadi?, Raihan." Tanya Ana.
"Tidak, baru saja Ana." Ucap Raihan.
"Ah, sepertinya Mommy akan menyiapkan makanan untuk makan malam dan kalian bicaralah. Mommy tidak ingin mengganggu." Goda ibu Ana dan meninggalkan mereka yang menunduk malu.
Hanya ada keheningan diantara keduanya tidak ada yang memulai percakapan terlampau bingung ingin mengatakan apa. Hingga sebuah suara membuka percakapan keduanya.
"Ana, terima kasih sudah mengundangku malam ini untuk makan malam." Tutur Raihan berterima kasih.
"Itu tidak masalah Raihan, lagi pula Mommy juga penasaran denganmu." Balas Ana.
Kembali hening, sebenarnya Raihan sedari tadi ingin mengungkapkan sesuatu yang sudah dia pendam, tapi dia bingung, apakah ini waktu yang tepat untuk mengungkapkan semuanya. Mungkin ini tepat, Raihan hanya perlu mengucapkan kata-kata itu saja. Ayolah Raihan.
"Ana sebenarnya, aku-." Ungkap Raihan.
Belum sempat dia melanjutkan apa yang ingin disampaikan, Ibu Bella memotong percakapan dengan mengatakan makan malam sudah siap untuk mereka. Mau tidak mau, Raihan menunda apa yang akan dia katakan dan mengikuti langkah kaki Bella menuju meja makan.
Sepertinya kau harus berusaha lebih keras lagi Raihan - ucap batinnya.
💮💮💮
Semoga suka!!
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Setangkai Mawar ( COMPLETED )
Teen FictionBagi Bella; Raihan adalah miliknya, cinta pertama-nya dan sahabat-nya. Tapi bagaimana kalau itu hanya menurut Bella saja, bukan menurut Raihan. Bunga mawar adalah salah satu bukti, cinta dan persahabatan mereka. Semua orang tau, bahkan bunga pun tau...