Sayu-sayu ia melihat ibunya yang menangis,dengan perlahan dia membetulkan penglihatannya yang buram, sedikit demi sedikit matanya mulai melihat dengan jernih. Melihat ibunya yang menangis,ia sesegera mungkin menghapus air mata ibunya.
"Ma, mama jangan nangis dong, kalau mama nangis, Bella nanti ikut nangis" ucapnya dengan gaya anak kecilnya.
"Mama gak nangis kok,mama cuman kelilipan aja,sayang" sambil memeluk putrinya yang terbaring di kasur rumah sakit. Ibu Bella menghapus air matanya dan tersenyum lembut.
"Kamu mau jalan - jalan sayang?, mama temenin" ajak ibunya
" Ya, mah" Bella mengangguk menyetujui.🌷🌷🌷
Hari ini, hari terindah untuknya,bersama keluarga yang ia cintai membuat harinya menyenangkan. Suara nyanyian yang cempreng dengan lirik yang terbalik-balik itu membuat Bella sontak tertawa,hingga ia berusaha untuk menyelesaikan tawanya agar berhenti.
"ha.. Papa kalah!. Ayo gih pah putar" memberikan kaleng itu ke Ayahnya. Kaleng tersebut berputar dan menuju ke arah mamanya.
"Nah mama kena!. Mama milih apa?, tantangan atau pertanyaan"
"mama milih pertanyaan aja deh" balas mamanya.
"jadi pertanyaannya adalah, kenapa mama dan papa bisa bertemu,hingga akhirnya menikah? "
Mamanya tersenyum malu-malu, sambil mempererat genggaman di roknya. Bella yang melihat ibunya hanya memepererat genggamannya membuat ia tersenyum, karena dia tau sekarang kenapa ia suka sekali
Menggenggam erat roknya, ternyata itu menurun dari ibunya. Setelah pembicaraan mereka selesai,ayahnya pamit untuk pergi, mengerjakan tugas pentingnya sebagai presdir di perusahaannya,yang disusul Mama Bella yang juga ingin pergi,membeli beberapa minuman dan makanan di minimarket.
Bella menghembuskan nafas kasarnya,saat mendengar perkataan bi inah tentang Axel yang selalu datang kerumahnya untuk mencarinya.
"Yaudah deh bi, kalau Axel masih cari saya, bilang aja saya ada di luar negeri"
"Non Bella, kayaknya harus di beritahu deh den Axelnya, kasian aden datang terus ke rumah" nasihatnya
"Ya bi, biar ini urusan Bella, bibi pulang gih, masih banyak kerjaan di rumah kan bi? "
Bibi mengangguk dan meninggalkan Bella di taman sendirian. Merasa lelah dengan ulah Axel, ia segera menelepon Axel untuk memintanya,agar tidak mencarinya.
"Hallo Axel" ucapnya pelan,sedikit menatap taman dihadapannya.
"Bella. Oh my good ,aku mencarimu dear,kamu kemana aja? " jawab orang disebrang sana bahagia.
"....." Bella tak mampu berkata apapun, saat tau Axel mencarinya dan meridukannya.
"Apakah kamu masih di sana dear? "
"ya, aku masih disini"
Mereka berbicara cukup lama, kalimat terakhir yang diucapkan Bella,hanyalah kalimat perpisahan,walau berat rasanya berucap kalimat tersebut. Bella berjalan-jalan di sekitar lorong rumah sakit,tetapi tiba-tiba saja ia merasakan ada seseorang yang menyentuh pundaknya,hingga ia menoleh. Bella cukup terkejut dengan apa yang dia lihat,beberapa langkah ia berlari, tetapi akhirnya tangannya sudah di cekal oleh orang yang dia takutkan selama ini.
"Bella, kenapa kamu sepertinya ngejauhin kami dan kenapa kamu dirawat di rumah sakit?" tanyanya langsung.
"aku gak papa kok" ucapnya pelan, sambil mengalihkan perhatiannya ke tempat lain.
"jangan berbohong Bella! "
"ok.., tapi aku akan menceritakan semuanya di ruanganku" Ana mengekori Bella yang ada di hadapannya.
Bella menyelesaikan semua ceritanya, Gadis itu mendengarnya dengan seksama, lalu ia pun mulai berucap.
"Seharusnya kamu memberi tau kami Bella" nasihatnya.
"tidak Ana,aku tidak ingin kalian khawatir" bohongnya
"tidak Bella. Kau tau kalau Raihan pasti sangat ingin bertemu denganmu. Aku akan meneleponnya" sambil mengeluarkan telpon genggamnya dari tas selempangnya.
"jangan... " Bella menyentuh tangan Ana yang ingin menelepon Raihan.
"kenapa? " tanya Ana yang kebingungan karena Bella.
"biarkan waktu yang menjelaskan" jelas Bella,yang masih merasa terluka dengan semuanya. Ana yang tau akan wajah Bella yang terluka hanya terdiam.
"ok... " menyentuh tangan Bella yang bergetar seperti menahan tangis. Ana tersenyum,dan berkata dalam benaknya 'Bella maafin aku,kalau nantinya aku akan membongkar semuanya, ini demi kebaikanmu' senyumnya dengan tulus.TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Setangkai Mawar ( COMPLETED )
Fiksi RemajaBagi Bella; Raihan adalah miliknya, cinta pertama-nya dan sahabat-nya. Tapi bagaimana kalau itu hanya menurut Bella saja, bukan menurut Raihan. Bunga mawar adalah salah satu bukti, cinta dan persahabatan mereka. Semua orang tau, bahkan bunga pun tau...