Chapter 10 : Patah Hati...

327K 16.9K 775
                                    

***

Terima kasih yang sudah VOTE dan KOMENTAR....

***

Pagi ini entah kenapa Angel mendapati dirinya telah terbangun tanpa alarm atau suara nyaring Marta yang biasanya datang untuk membangunkannya. Angel masih dilanda rasa resah sejak dia mendengar pembicaraan antara Kenzo dan Tuan Alfa.

Balkon, disinilah Angel berada. Tatapan kosong terpusat penuh ke arah matahari terbit, namun pikirannya masih memikirkan peristiwa malam itu.

"Kamu sudah bangun?" Suara Kenzo menyadarkan lamunan Angel, yang entah sejak kapan telah berada di belakangnya. Tangan yang dipenuhi otot merengkuh tubuhnya dari belakang. Pertanyaan yang akhirnya hanya dibalas dengan anggukan kecil oleh Angel.

"Aku membawakan minuman untukmu." ucapan yang kembali dibalas dengan anggukan serupa oleh Angel. Tanpa sedikitpun suara.

Bukannya Kenzo tidak menyadari keterdiaman Angel, namun Kenzo sedang tidak ingin membicarakan rencana gila Alfa.

Alfa, satu-satunya keluarga yang Kenzo miliki saat ini.

Suasana semakin sunyi ketika Angel maupun Kenzo tidak sedikitpun mengeluarkan suara.

"Kenzo... tadi malam Angel..." Angel memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.

"Anggap saja kamu tidak mendengarnya." Potong Kenzo seraya membalikkan badan Angel. Lalu diciumnya bibir merah sensual milik Angel dengan intim.

"Tapi..." ingin rasanya Angel mendengarkan penjelasan dari Kenzo.

"Sudah kubilang, cukup dengarkan ucapanku. Hanya itu." Lagi-lagi suara bernada dingin yang terkesan egois keluar dari mulut Kenzo. Perubahan suasana hati dan sikap Kenzo benar-benar membuat Angel seperti berada di tengah permainan rollercoaster.

"I-iya..." Angel mengangguk singkat. Rasa yang mengganjal di hatinya pun semakin membumbung tinggi.

"Bersiap-siaplah. Bibi sudah menyiapkan sarapan untukmu. Setelah itu kita pergi ke kampus." Kenzo mengusap puncak kepala Angel dengan lembut, lalu melangkah pergi meninggalkan Angel yang masih berdiri mematung.

***

-- Russell School --

Angel duduk termenung dengan kedua tangan menopang dagu. Mata teduhnya memandang sayu halaman depan sekolah. Suara canda penuh tawa, sayup-sayup terdengar di kedua telinganya. Angel tidak pernah bisa membaur dengan para siswi lainnya. Ketika mereka sibuk bercengkrama, Angel hanya duduk sendirian di kursinya. Ketika mereka sibuk berbaur, Angel hanya duduk mengamatinya dengan sedih.

Angel tidak bisa memungkiri jika dirinya kesepian. Dia juga ingin seperti perempuan lainnya, yang merasa bahagia karena dikelilingi sahabat di sekitarnya. Namun, kenapa dia begitu sulit untuk mendapatkan seorang sahabat? Kenapa mereka semua membencinya?

"Angel benci sekolah..." Lirihnya dengan arah mata masih menatap keluar jendela.

"Lihat! bukankah ini Jessica?"

"Jessica? Jessica, anak Biologi?"

"Bukankah dia cantik? Aku tidak menyangka dia menjadi model majalah Paradise."

My Spoiled Angel [21+] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang