(13 a) Honeymoon : My Humdard (1)

177K 8.9K 307
                                    

Angel hanya melihat keterdiaman Kenzo ketika gadis itu mengatakan bahwa dirinya tengah hamil. Tak ada tanda bahwa Kenzo senang mendengarnya. Begitu pun sebaliknya. Bahkan, ketika makan siang bersama, Kenzo hanya diam membisu. Tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Ekspresinya begitu datar.

Reaksi yang jelas berbeda dengan reaksi keluarganya.

“Angel, Nenek pulang dulu. Jaga kesehatanmu, Sayang.” Adriana mengecup pipi Angel.

“Jangan lupa untuk beristirahat,” sahut Alfa kemudian.

“Tolong jaga Angel.” Michael menepuk bahu Kenzo.

“Iya, Paman. Aku akan menjaga, Angel.” Kenzo tersenyum tipis. Tangannya bergerak ke samping dan memeluk pinggang Angel dengan posesif.

Angel menggigit bibirnya, ketika pintu telah tertutup. Hanya tinggal mereka berdua. Berdua ... sendirian.

“Bersiap-siaplah, kita akan pergi ke rumah sakit.” Kenzo memecah keheningan.

Angel mengangkat kepalanya.

“Ke-kenapa?”

“Untuk memeriksa kondisimu, Sayang.”

Angel menerutkan kening. Angel benci rumah sakit.

“Tidak mau!” Angel menghentakkan kakinya meninggalkan Kenzo, hendak menuju kamarnya.

“Kamu harus mau.” Kenzo menahan lengan Angel.

“Tapi Angel tidak mau!” ucapnya kukuh dengan pendiriannya.

“Angel, jangan keras kepala.”

“Bilang saja, kalau kamu tidak suka kalau Angel hamil! Angel bisa melihatnya,” teriak Angel dengan nafas memburu. Wajahnya merah padam dengan amarah yang meluap.

“Angel, bagaimana kamu bisa mengatakan hal itu?” Suara yang keluar dari mulut Kenzo terdengar sinis. Ia tersinggung karena ucapan Angel barusan.

Angel membuang wajahnya. Lalu mendudukan dirinya ke sofa.
Kenzo menarik nafas dalam-dalam. Lalu berjalan menghampiri Angel. Kenzo berjongkok di depannya.

“Angel, kamu tahu ketika aku mendengar bahwa kamu hamil, jantungku sesaat seperti berhenti untuk berdetak. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, tapi yang pasti adalah ... aku sangat bahagia mendengarnya.” Kenzo menggenggam kedua tangan Angel, lalu membawanya ke bibirnya, menciumnya.

“Bohong.”

“Percayalah padaku. Aku hanya ingin memastikan bahwa kamu benar-benar hamil, Sayang. Dengan begitu aku bisa menjagamu dan anak kita.” Kenzo mengusap perut Angel.

Angel menatap Kenzo cukup lama, hingga akhirnya mengangguk pelan. Bentuk persetujuannya.

“Angel tidak akan disuntik, kan?”

Kenzo tertawa lepas. “Tidak. Semoga saja.”

#######

“Ayo!” Kenzo membuka pintu mobilnya untuk Angel, lalu menjulurkan tangannya.

Kenzo melihat tanda-tanda bahwa Angel enggan keluar dari dalam mobil.

“Tidak akan lama. Hanya memeriksa kondisimu, Sayang.”

Angel hanya diam dengan mengigit bibirnya.

“Setelah ini aku janji akan membelikan boneka Teddy Sof ... Sof ... ehm ....” Kenzo mencoba mengingat kembali boneka yang dulu sempat Angel minta kepadanya. Sialnya Kenzo lupa.

“Teddy Bear Softy!” seru Angel.

“Hm.” kenzo bergumam setuju. Angel memang 'hebat'. Saat disuruh mengingat boneka saja, Angel bisa, tapi giliran mengingat materi dalam mata pelajaran begitu sulit untuk gadis itu ingat.

“Tapi Angel mau Teddy Besar Rose dan Erick juga!” seru Angel kemudian.

“Teddy Bear apa?” Kenzo mengernyit. Kenapa nama boneka Teddy Bear menyerupai nama orang. Entahlah.

“Ish, Angel mau Teddy Bear Softy, Rose, dan Erick, Kenzo!”

Kenzo memutar matanya, lelah. Kenzo benar-benar tidak paham.

“Baiklah. Tapi setelah kita selesai memeriksa kondisimu.” Kenzo menarik tangan Angel dan membawanya keluar dari dalam mobil.

“Deal!”

My Spoiled Angel [21+] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang