###
"Di sini kamu rupanya."
Seorang gadis bersurai pirang sepinggang itu kembali duduk tegak. Wajah yang sempat tertekuk muram, kini mulai tegang. Dia tidak berani menoleh ke belakang. Bibirnya yang ranum digigit kuat-kuat olehnya hingga memerah ... takut ....
"Kenapa tidak menjawab?" Sekali lagi suara dalam dari pemuda itu membuat nyali sang gadis menciut.
Angel merutuki dirinya sendiri. Seharusnya tadi dia pulang saja ke rumah Papa. Setidaknya Papa akan menolongnya.
Angel menarik nafas ... mengambil ancang-ancang untuk berdiri dan ....
"Eits, mau kabur lagi?" Kenzo melingkarkan tangannya dengan sigap di perut rata Angel.
"Ish, le-epasin Angel! Kalau tidak, Angel akan teriak!" pekik gadis itu dengan bibir bergetar.
"Teriak saja, Sayang." Kenzo menghirup dalam-dalam aroma stroberi rambut Angel. Sangat manis dan entah kenapa begitu mudah mengundang gairahnya. Padahal baru menghirup aroma tubuhnya. Belum ....
"Lepas!" Angel terus saja meronta dan mencoba melepaskan diri, hingga matanya bertemu pandang dengan Raimon.
Angel tersenyum penuh harap.
"Raimon, tolong Angel!"
Raimon tersenyum kecut.
"Maaf, Angel." Raimon hanya menatap iba gadis di hadapannya. Dia tidak ingin mencari masalah dengan Kenzo. Rai cukup tahu bagaimana sifat luar dan dalam dari sepupu jauhnya itu.
"Kita pulang ke rumah," desis Kenzo di samping telinganya.
"Tidak mau! Angel akan bilang sama Papa kalau--" Ucapannya menggantung di udara ketika Angel merasa kakinya tidak lagi menjejak lantai.
"Bilang saja. Aku tidak takut." Dengan satu ayunan tangan, Kenzo mengangkat tubuh Angel ke pundak kirinya.
"Aaaaaa ... turunkan Angel!" Angel memukul punggung Kenzo dengan panik. Namun, pria itu mengabaikan segala pukulannya, termasuk menulikan pendengarannya dan penglihatannya.
"Turunkan Angel! Sekarang!"
Lagi-lagi Kenzo mengabaikannya. Beberapa pasang mata para tamu tak sedikit pun membuat Kenzo untuk berhenti. Dia tetap melanjutkan langkah santainya meninggalkan klub.
####
Ceklek.
Suara pintu terkunci membuat Angel kian tersudut di samping ranjang.
"Dengan pakaian seperti ini, berani-beraninya kamu pergi ke kelab" Kenzo menarik tangan Angel dan menghempaskan tubuhnya ke ranjang king size-nya.
"Ah ...." Angel mengaduh ketika tubuhnya jatuh ke ranjang dalam posisi tak seharusnya.
"Apa kamu berniat menggoda para pria hidung belang itu!" Kenzo mengunci tangan Angel dan menindih kakinya.
"Ti-tidak ...." Angel menggeleng kuat-kuat. Matanya menatap takut pada Kenzo yang kini berada dalam jarak begitu dekat dengannya. Tepat di atasnya.
"Kamu menangis?" Kenzo mencium sudut mata milik Angel yang sempat meneteskan air mata. "Aku bahkan belum melakukan apa-apa, sayang."
Angel merasa wajahnya memanas. Begitu pun dengan tubuhnya yang lain."Kamu selalu berhasil menyiksaku."
Angel hanya bisa diam ketika Kenzo melucuti baju dan rok mininya, yang menyisakan celana dalam dan bra berwarna putih."Sangat indah, sayang." Seringainya dan Kenzo melepaskan bra serta menarik celana dalamnya.
Kenzo menarik diri. Dia memandangi tubuh Angel yang kini telanjang di bawahnya. Kenzo tersenyum kecil ketika Angel berusaha menutupi tubuhnya dengan dua tangannya.
"Dua hari tidak menyentuhmu, setidaknya hari ini kamu siap." Kenzo menanggalkan kaosnya dan membuangnya ke lantai. Tubuhnya yang kekar kini tak lagi berbalut kain.
________
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled Angel [21+] | END
Romance⚠ Warning: 21+, yang dibawah umur menjauh. Privat Story ⚠ *** Kisah cinta seorang gadis manja *** --Angel-- ✔ Cantik ✔ Manja ✔ Egois ✔ Angkuh ✔ Pemaksa ✔ IQ di bawah rata-rata --Kenzo-- ✔ Tampan ✔ Dingin ✔ Kalem ✔ Cerdas ✔ Posesif *** Sebagai anak...