(18) Honeymoon : Angel yang Manja

146K 8.2K 276
                                    

###

"Jangan!”

Kenzo yang baru setengah berdiri, menoleh. Tatapan nanar milik Angel membuatnya terpaku untuk sementara waktu. Walaupun Angel menutup mulutnya, tetapi ekspresi di wajahnya telah menunjukkan segalanya.

Kenzo menarik nafas dalam. Ia kembali menoleh kepada gadis asing di sampingnya. Lalu diliriknya salah satu penumpang yang duduk di barisan belakangnya. Seorang pria gempal dengan kacamata bertengger polos di hidungnya, tengah menatap gadis di samping Kenzo, yang entah siapa namanya, Kenzo tidak ingin tahu.

“Permisi, apa kau sibuk?” Kenzo memecah keheningan.

“Ekhem.” Kenzo berdeham ketika pria itu tak menunjukkan sikapnya.

“Eh, i-iya? Apa kau bicara denganku?” Pria itu tampak terkejut. Lalu cepat-cepat mengalihkan perhatiannya pada Kenzo.

Kenzo mengangguk dengan mengulas senyum tipis, khasnya.

“Bisakah kau membantu Nona ini mengambil kopernya yang berada di atas rak?” Kenzo menunjuk rak berwarna putih.

“Dengan senang hati, aku akan membantunya.” Pria itu tersenyum lebar.

“Dia akan membantumu menurunkan koper.” Kenzo beralih menatap gadis asing itu. Tanpa berniat menunggu balasan dari mulutnya, Kenzo kembali duduk di bangku penumpang.

“Cih!” Gadis itu mendesah kecewa. Sebelum gadis itu pergi, ia mencebikkan bibirnya pada Angel. Sesuatu yang tak luput dari penglihatan Kenzo. Kenzo melihatnya dengan jelas.
Rahangnya tiba-tiba mengeras. Mulutnya membentuk garis tipis. Lalu dengan segera mengalihkan perhatiannya kepada Angel.

“Sekarang bernafaslah.” Kenzo mengenggam tangan Angel yang kini masih setia mencengkram lengannya. Tangan gadis itu kembali berkeringat, dan nafasnya tertahan. Kenzo mendekatkan wajahnya pada wajah Angel. Lalu mencium hidungnya dengan lembut.

“Tanganmu tidak boleh terlalu sering mengepal. Ini tidak baik untuk kesehatan jantungmu,” bisik Kenzo begitu dalam. Kenzo melepas kepalan pada tangan gadis itu dan membukanya. Menyentuh dan memijatnya pelan hingga Angel kembali rileks.

Angel masih diam. Ia kembali menyadarkan kepalanya di bahu Kenzo.

Walaupun beberapa jam yang lalu, Kenzo dalam kondisi setengah sadar. Namun, pendengarannya masih cukup tajam. Ia sempat mendengar percakapan antara Angel dan gadis itu di telinganya.

Kenzo yakin saat ini, Angel masih terganggu. Angel terlalu perasa. Sensitif.

“Setelah sampai hotel, Angel mau makan Black Pudding,” lirih Angel tiba-tiba di antara keheningan.

“Black Pudding?” tanya Kenzo. Seolah tak percaya dengan pendengarannya.

“Iya. Angel mau makan itu.” Angel mengangkat wajahnya penuh harap. Senyumnya mengembang di antara kalimat yang terlontar di mulutnya.

“Tapi kamu tidak menyukainya. Aku pernah membelikanmu, tapi kamu menolaknya.”

Black Pudding. Walaupun bernama Pudding, bukan berarti demikian. Black Pudding adalah salah satu jenis sosis tradisional dari Inggris. Berbahan dasar darah babi kering dan lemak. Banyak orang yang menganggap sosis ini terasa lebih lezat jika dibuat dengan darah segar yang belum menggumpal. Pada umumnya, para pecinta makanan ini menyukainya karena rasa darah yang kuat dari sosis ini.

“Ish, tapi Angel mau makan itu. Tapi maunya Black Pudding rasa ayam dengan selai nanas,” rengeknya manja.

“Tapi kita mau ke Hawaii. Makanan seperti itu tidak ada di sana, Sayang.”

“Kalau begitu kamu yang membuatnya.”

“Tapi aku tidak tahu bagaimana cara membuatnya.”

“Kamu bisa melihat resepnya di internet. Angel bisa membantu.”

“Tetap saja aku tidak bisa membuatnya. Aku bukan koki,” sahut Kenzo meninggi.

Suara tinggi Kenzo membuat Angel menjauhinya. Punggungnya menempel pada dinding pesawat. Ia melihat seringai kecil di wajah gadis asing itu ketika Kenzo membentaknya.

Mata Angel berkaca-kaca. Pipinya memanas. Namun, dengan segera ia menyembunyikannya dengan membuang wajahnya keluar jendela. Tangannya kembali mengepal. Sesekali punggung tangannya bergerak di pipinya. Mengusap bulir air matanya yang mengalir jatuh tanpa kendali.
Kenzo mengusap wajahnya, bingung.

Dua hari sebelum keberangkatan mereka, sikap Angel semakin aneh di matanya. Sikap manjanya semakin menjadi. Sifat cengengnya pun juga sama. Sedikit-sedikit menangis kalau Kenzo tidak mengabulkan permintaannya. Angel semakin sensitif dan mudah cemburu. Setiap pagi selalu menangis karena mual diperutnya. Setiap kali ia mengajaknya ke dokter, Angel selalu menolaknya. Sepertinya Angel trauma dengan diagnosa kehamilannya beberapa minggu yang lalu.

“Janji padaku. Jika aku nanti membuatnya, kamu harus menghabiskannya. Tanpa sisa.”

Angel mengusap matanya. Lalu mengangguk senang.

“Jika tidak habis, aku akan menghukummu.”

###

Only order to playstore

Only order to playstore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Spoiled Angel [21+] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang