"Ah, sakit... pelan-pelan!"
"Iya, aku sudah pelan-pelan, Angel."
"Ah, hentikan!" Angel mengerang kesakitan. Kedua tangannya jatuh di bahu lebar Kenzo, lalu mendorongnya. Namun tubuh laki-laki itu terlalu kuat untuk mau bergeser ataupun menjauh darinya.
"Tahanlah sebentar. Sakitnya akan segera reda." Kenzo menarik kaki Angel agar setia di tempat. Dia mendongakkan kepala menatap Angel yang kini tengah menggigit bibir bawahnya. Mata gadis itu terpejam dengan kerutan di dahi seolah tengah menahan sakit. Kenzo tahu, gadis di hadapannya saat ini tidak pernah bisa menahan rasa sakit. Angel terlalu manja untuk itu.
"Tapi sakit, Zo..." rengeknya kembali.
"Berhentilah merengek. Kau mau aku memanggil Gerry untuk merawat lukamu?"
"Tidak! Tidak mau!" Angel menggelengkan kepalanya, takut.
"Kalau begitu, tahanlah sebentar." Kenzo menarik sudut bibirnya ke atas, geli. Inilah kelemahan Angel yang lain. Angel membenci Gerry, dokter muda yang kini tengah menjalani skors karena tindakan asusilanya kepada Angel.
Gerry Argon Medica. Dokter muda yang sempat akan Kenzo habisi karena mencoba mencabuli Angel.
Kenzo kembali mendaratkan matanya ke bawah. Tangannya begitu lihai mengoleskan obat di bagian tumit Angel yang terluka, lalu mengambil perban dan memakaikannya. Lukanya tidak terlalu dalam, namun pecahan kecil kaca sempat menancap di kakinya.
"Selesai."
Angel membuka matanya secara perlahan. Dia melihat kakinya telah diperban dengan sangat rapi.
"Sekarang kau bisa melepaskan cengkraman dibahuku."
"I-iya.." Angel tidak sadar bahwa tangannya telah cukup lama mencengkram bahu Kenzo. Rasa malunya datang bersamaan saat mata hazelnya bertemu dengan mata biru safir milik Kenzo.
Angel buru-buru menarik kedua tangannya dengan rona merah di wajah.
"Marta sudah menyiapkan air hangat untukmu. Mandilah."
"Iya." Angel menganggukkan kepala. Mulutnya yang sempat terbuka, kembali tertutup.
"Katakan."
"Hah?" Angel mengangkat kepalanya, bingung.
"Aku tahu kau ingin mengatakan sesuatu. Katakan."
"Ehm..." Angel kembali menggigit bibirnya kembali.
"Berhenti melakukan itu. Apa kau berniat menggodaku?" Bibir indah Angel membuat Kenzo ingin melumatnya.
"Kamu sudah janji sama Angel, kalau malam ini..." lirihnya ragu bercampur takut.
"Aku tidak bisa."
"Tapi, kamu sudah janji!" Angel memukul bahu Kenzo.
"Masih ada malam lain, Angel. Kita—"
"Angel mau malam ini! Titik!" Potong Angel dengan nada memaksa. Angel tidak mau mengalah!
"Kau pikir tugasku hanya menjagamu saja? Berhenti bersikap keras kepala."
"Pokoknya malam ini! Harus!"
Kenzo mengusap wajahnya lelah.
"Terserah. Bicara dengan gadis keras kepala sepertimu tidak akan ada akhirnya." Setelah mengatakan itu, Kenzo bangkit dan melangkah pergi meninggalkan Angel sendirian.
Angel mengepalkan kedua tangannya dengan mata memanas. Kata-kata yang keluar dari mulut Kenzo barusan berhasil melukai hati kecilnya. Sambil meremas erat ujung gaun tidurnya, Angel mencoba menenangkan perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled Angel [21+] | END
Storie d'amore⚠ Warning: 21+, yang dibawah umur menjauh. Privat Story ⚠ *** Kisah cinta seorang gadis manja *** --Angel-- ✔ Cantik ✔ Manja ✔ Egois ✔ Angkuh ✔ Pemaksa ✔ IQ di bawah rata-rata --Kenzo-- ✔ Tampan ✔ Dingin ✔ Kalem ✔ Cerdas ✔ Posesif *** Sebagai anak...