10. Caca? Dimas? Oh My~

158 12 0
                                    

"Bang?" panggil Caramel saat ia baru saja selesai mengganti dressnya dengan kimono tidur.

"Hm." dehem Dimas masih fokus dengan handphonenya.

"Abang" panggil Caramel lagi, yang kali ini lebih keras dengan menarik narik lengan Dimas.

"Istt.. Apasih dek?" tanya Dimas kesal.

"Ya abisnya, abang dipanggil cuma ham hem ham hem. Caramel sedih" jawab Caramel merajuk sambil menyenderkan kepalanya di pundak Dimas.

"Sedih kenapa?" tanya Dimas kembali fokus ke handphonenya.

"Buat apa coba Vanerro ngundang Caramel kalo akhirnya Caramel liat Vanerro lagi suap suapan sama cewek lain" adu Caramel sambil menahan agar air matanya tak jatuh.

"Lah? Tadi yang nganter pulang siapa?" tanya Dimas kaget.

"Kak Rafhel" jawab Caramel singkat.

"Oalah, Rafhel" ucap Dimas kembali fokus ke handphonenya.

"Vanerro jahat bang" adu Caramel 'lagi'.

Dimas memberhentikan menatap handphonenya. Ia lalu menatap adik kesayangannya itu dengan menautkan kedua alisnya.

"Dia suap suapan sama cewek di depan Caramel. Abang belain Caramel kek" adu Caramel 'lagi lagi'.

"Nggak" ucap Dimas acuh.

Caramel diam. Ia sudah tau sifat Abangnya yang satu ini jika masalah cowok. Dimas tak pernah mau ikut campur.

Memang, kalau masalah seperti ini Dimas tak pernah mau ikut campur. Apalagi masalah cowok. Mau Caramel menangis sampai meraung raung pun Dimas hanya bisa menenangkan. Dimas tak seperti abang yang lain jika melihat adik kesayangannya menangis gara gara cowok ia akan langsung mengajak beradu fisik cowok itu, tidak.. Dimas tidak seperti itu, mungkin ia hanya berceloteh lewat sosmed. Bukan, bukan Dimas tak berani. Dimas bahkan pelatih karate di kampusnya. Hanya saja, Dimas selalu beranggapan jika ia harus beradu fisik dengan cowok yang sudah menyakiti adik kesayangannya itu, ia tidak akan dapat apa apa. Jadi, lebih baik dia hanya memberikan celotehan ke cowok itu lewat sosmed, mau cowok itu mendengarkan atau tidak ya terserah dia.

"Udah ah, capek ngomong sama abang. Cuma di cuekin doang. Mending Caramel tidur" ucap Caramel merajuk sembari melenggang pergi menuju kamar.

.......

"Adekkuuu" teriak Dimas saat ia baru saja pulang.

Ia langsung mendekat ke Caramel yang sedang duduk manis menonton tv dan langsung mencium Caramel.

"Iisstt.. Apaan sih bang?" dumel Caramel sambil mendengus sebal.

"Abang baru aja nembak cewek yang selama ini abang suka" ucap Dimas sambil duduk di sebelah Caramel.

"Hah? Iyakah? Wah wah wah.. Akhirnya ya tuhan, abangku yang gantengnya kaya Thomas Sangster ini punya pacar juga, ya tuhan terima kasih" ucap Caramel mendramatis sambil menengadahkan tangan layaknya orang berdoa.

"Ah elah dek, lebay amat" ucap Dimas dengan senyum yang memudar.

"Ya kan seneng bang" ucap Caramel dengan semburat senyum yang masih mengembang.

"Iya iya, makasih udah seneng" ucap Dimas sambil merogoh saku celananya bermaksud mengeluarkan handphonenya.

Dimas langsung mengutak atik handphonenya dan memberikan handphone itu pada Caramel.

Di layar handphone itu terdapat foto gadis cantik tapi menor. Itu pacar Dimas.

Caramel masih tersenyum sambil mengambil handphone Dimas.

Do You Still Want To Hide Your Feelings?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang