9. What The Fuck!?

140 12 2
                                    

Caramel berjalan melewati koridor kelas dengan santainya.

Kini jam pelajaran sudah selesai. Artinya, semua siswa diperbolehkan pulang.

Caramel berjalan sendiri. Karena, saat keluar kelas tadi Candra sudah menunggu Bina. Dan alhasil, Bina pulang bersama Candra.

Koridor kelas sudah sangat sepi. Hanya ada beberapa siswa saja yang sedang sibuk dengan buku bukunya.

Tiba tiba, Handphone di saku baju Caramel bergetar. Tertanda ada notice masuk.

VanerroJov : Temuin gue nanti malem. Di cafe biasa, yang waktu kita kumpul itu. Ada yang mau gue omongin. Penting! Kalo ada acara lain, cancel aja.

Caramel tak ada niatan untuk membalas pesan itu. Untuk apa Vanerro menyuruhnya menemuinya secara mendadak?

Tak ambil pusing, Caramel pun memasukkan handphone nya ke saku bajunya dan berjalan lagi sampai akhirnya ia berada di depan sekolah.

Disana sudah terdapat mayback hitam berkilap yang Caramel kenal itu mobil kesayangan abangnya. Dimas.

Caramel langsung menghampiri mobil itu. Dan masuk di kursi depan samping kemudi.

Saat ia menoleh, terdapat seorang laki laki berambut emas dengan bibir tipis dan mata yang tajam sedang asik memainkan handphonenya.

"Bang" panggil Caramel membuat Dimas tersentak kaget. Oh! Ternyata Dimas tak menyadari kehadiran adiknya itu.

"Yatuhan, buat kaget aja" ucap Dimas sambil memegang dadanya.

"Ya abisnya, Caramel dateng malah asik main hand phone" rajuk Caramel sambil mencurutkan bibir dan melipat tangannya.

"Yaudah maaf deh, nggak lagi deh" ucap Dimas sambil mencium puncak kepala Caramel.

Caramel diam. Dia masih marah.

"Mau jalan nggak ini?" Tanya Dimas dengan senyum jahilnya.

Caramel melirik Dimas sebentar lalu tersenyum. Marahnya tidak jadi karena melihat senyum jahil yang mengembang di wajah Dimas.

"Iya" ucap Caramel sambil tertawa.

Dimas menatap ke depan. Lalu telunjuknya mengarah ke pipinya. Tertanda, Ia menyuruh Caramel menciumnya.

Caramel pun mengikutinya. Dimas memang begitu.

Dimas melajukan mayback kesayangannya itu.

Saat dijalan, Caramel terus terusan melamun.

"Dek" panggil Dimas masih fokus menyetir.

Caramel tidak menyauti.

"Dek" panggil Dimas lagi, tapi kali ini lebih keras membuat Caramel tersentak kaget.

"I--ya?" Tanya Caramel gugup.

"Kenapa sih?" Tanya Dimas penasaran.

Caramel tak menjawab, Ia mengambil handphone di saku bajunya dan membuka app line.

Ia memberikan handphone itu ke Dimas. Isinya sudah di chat Vanerro.

Dimas membaca sekilas.

"Oh, yaudah dateng aja. Siapa tau emang penting" saran Dimas sambil Mengembalikan handphone Caramel.

Caramel berfikir, Ia tampak menimang nimang saran dari Abangnya itu.

"Yaudah deh, nanti anterin Caramel ya" ucap Caramel setuju.

Dimas hanya mengangguk.

Tanpa mereka sadari, kini mereka sudah berada di halaman rumah Dimas.

"Lah? Kok kesini?" Tanya Caramel yang baru saja menyadarinya.

Do You Still Want To Hide Your Feelings?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang