Sekarang, Caramel dan Vanerro sedang berada di jalan menuju rumah Candra.
Kabarnya, Candra demam.
"Kak Rafhel sakit apa sih?" tanya Caramel penasaran.
Itulah pertanyaan yang selama ini selalu Caramel ajukan kepada Vanerro.
Dan, pertanyaan itulah yang membuat Vanerro selalu bingung untuk menjawabnya.Vanerro pura pura tidak dengar.
"Vanerro ihhh.." rengek Caramel sambil menggoyang goyangkan lengan Vanerro.
"Apa?" tanya Vanerro seakan tadi tak terjadi apa apa.
"Kak Rafhel sakit apa?" tanya Caramel yang masih keukeuh menanyakan hal itu.
Vanerro bingung. Ia bingung mau menjawab atau tidak, bahkan bagaimana caranya untuk mencari alasan agar terlepas dari topik itu.
Mata Vanerro membelalak. Ia punya ide, sekarang mobilnya sudah memasuki pelataran rumah Candra. Itu alasan untuk menghindar dari pertanyaan itu.
"Udah sampe" ucap Vanerro sambil melepas seltbeltnya.
Caramel mendengus sebal. Lagi lagi, Vanerro tak mau menjawab pertanyaannya.
Vanerro keluar dari mobil dan langsung berjalan menuu pintu utama rumah Candra.
Masih ingat rumah Candra seperti apa? Yak! Bak istana disneyland di tokyo, Jepang.Caramel hanya membuntuti Vanerro dari belakang, masih dengan mulut yang komat kamit mengucapkan sumpah serapahnya.
Vanerro memencet bel rumah Candra. Tak lama kemudian, pintu rumah itu dibuka oleh wanita paruh baya yang mengenakan daster dan ada lap tangan di bahunya. Siapa lagi kalau bukan pembantu rumah tangga.
"Ehh.. Ada den Nerro, cari den Candra ya?" ucap pembantu itu.
"Iya bik, Candra nya ada?" tanya Vanerro sopan.
"Ada den, ada. Den Candra nya ada dikamar, lagi sakit dia. Ada non Bina juga diatas" ucap pembantu itu sambil mempersilahkan Vanerro masuk.
"Oh iya bik, kenalin ini Caramel. Temen Nerro" ucap Vanerro memperkenalkan Caramel. Caramel tersenyum.
"Cantik ya, cocok kalo sama den Nerro" ucap pembantu itu membuat Caramel dan Vanerro tersenyum.
"Apa sih bibi, akh.. Yaudah, Nerro ke kamar Candra dulu ya bik" pamit Vanerro sambil berjalan menaiki anak tangga diikuti Caramel.
"Iya den" ucap pembantu itu.
Vanerro berjalan dengan cepat meninggalkan Caramel.
Caramel hanya mendengus kesal.
"Ocann" panggil Vanerro saat ia berada di depan pintu berwarna putih bertuliskan 'Candra's Room' yang berwarna warni itu.
Pintu kamar itu terbuka.
Terlihat seorang gadis berambut hitam yang dikucir kuda. Bina."Ehh" ucap Bina sambil tersenyum.
"Mana pacar tercintee?" tanya Vanerro sambil celingukan ke dalam kamar Candra.
"Itu lagi main ps" jawab Bina sambil menunjuk ke dalam.
"Setdah! Dia ini sakit apa enggak sih?" tanya Vanerro kaget.
Caramel yang di belakang Vanerro hanya komat kamit mengikuti ucapan Vanerro.
Bina hanya tertawa.
"Entahlah Candra itu, masuk aja" suruh Bina sambil membuka pintu kamar lebih lebar lagi.
Vanerro berjalan masuk.
"Ehh.. Lo ini sakit apa sakit?" tanya Vanerro sambil menjentikkan jarinya ke jidad Candra, membuat Candra terhuyung ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Still Want To Hide Your Feelings?
RomanceAku suka dia. Tapi, aku tak tahu apakah dia menyukaiku atau tidak? Akankah baik jika biar saja kusembunyikan perasaan ini?