"Adek" panggil Dimas saat mereka berada di meja makan.
"Hm" jawab Caramel masih sibuk dengan handphonenya.
"Nggak papa" ucap Dimas kembali memakan waffles kesukaannya.
Caramel menghentikan memainkan handphonenya. Lalu menatap kedua orang tua Dimas yang sedang senyum senyum melihat tingkahnya.
"Ayah, Bunda kenapa sih?" tanya Caramel merasa risih di tertawakan.
Sudah menjadi kebiasaan untuk Caramel memanggil orang tua Dimas dengan sebutan Ayah Bunda.
"Nggak papa" jawab Deandra 'Bunda Dimas' sambil terus senyum senyum.
"Tadi malem, ayah nggak sengaja liat ada anak perempuan cantik berambut emas di festival makan sama cowok ganteng. Terus gandengan tangan lagi" sindir Zeyan 'Ayah Dimas' dengan berlagak melihat ke segala arah.
Caramel yang merasa tersindir langsung mencurutkan bibirnya.
Dimas, Deandra, Zeyan, dan Zerrifa'kakak Dimas' tertawa melihat tingkah Caramel yang mencurutkan bibirnya.
"Ihh.. Males ah, masih pagi Caramel udah di godain. Mana bang Dimas sama kak Ze nggak ngebelain lagi. Malah ikut ketawa, ihh males ah. Caramel marah" cebik Caramel sambil terus mencurutkan Bibirnya membuat Zeyan gemas dan mencubit pipi Caramel.
"Masih pagi nggak boleh marah marah" ucap Zerrifa sambil memakan roti tawar nya.
Dimas yang berada di sebelah Caramel pun mengacak rambut Caramel sambil tertawa.
Klungg..
Suara bel rumah di pencet.
"Siapa yang dateng pagi pagi?" tanya Deandra sambil berdiri. Bermaksud mau membukakan pintu.
"Eeeittt.. Bunda duduk aja, abisin sarapannya. Caramel aja yang bukain pintu" sergah Caramel sambil berdiri dari kursi.
"Iya bun, biarin Caramel aja. Kan yang dateng pangeran berkuda putih nya" ucap Dimas dengan nada jahilnya.
"Iss.. Apa sih abang" cebik Caramel sambil berjalan menuju pintu utama.
Saat berada tepat di depan pintu, Caramel langsung membuka pintu tersebut.
Dibalik pintu itu, ada seorang bertubuh jangkung. Dibalut seragam sekolah dengan tas yang hanya di pakai di satu bahu dan dasi yang dipakai begitu rapih.
Rafhel ~
Laki laki itu Rafhel. Yang kini sedang menjadi bunga di hati Caramel.
"Selamat pagi" sapa Rafhel sambil tersenyum. Membuat Caramel mematung seketika melihat senyum yang memperlihatkan lesung pipit itu.
"Caramel" panggil Rafhel sambil melambai lambaikan tangannya tepat di depan wajah Caramel.
"Hh? I--ya kak" ucap Caramel terbata bata.
"Selamat pagi" sapa Rafhel mengulangi ucapannya tadi.
"Selamat pagi" sapa balik Caramel sambil tersenyum.
"Mau berangkat bareng?" tawar Rafhel sambil menyenderkan tangannya di pintu.
"Oh, iya. Bentar aku ambil tas dulu. Masuk dulu kak" ucap Caramel sembari mempersilahkan Rafhel masuk.
Rafhel dan Caramel pun masuk ke rumah tersebut. Rafhel langsung duduk di kursi sofa berwarna maroon itu dan Caramel langsung berlari menuju ke kamarnya.
"Oh.. Ada tamu ya" ucap Zeyan sambil berjalan menuju ke ruang tamu.
"Om" sapa Rafhel sambil mencium punggung tangan Zeyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Still Want To Hide Your Feelings?
RomanceAku suka dia. Tapi, aku tak tahu apakah dia menyukaiku atau tidak? Akankah baik jika biar saja kusembunyikan perasaan ini?