12. Whatt? Sidang?

125 12 0
                                    

Vanerro berjalan menuju kantin dengan telinga yang disumpal headset dan ia terus fokus dengan game di handphonenya.

Ia berjalan sendiri. Karena, Candra sedang ada rapat eskul fotografi. Ngomong ngomong, Candra adalah ketua eskul fotografi di sekolahnya.

Ia tak menghiraukan siapapun yang berada di depannya. Mau ia menabrak orang itu pun ia tetap bertingkah bodo amat. Karena, prinsipnya jika orang yang berjalan di hadapannya tidak minggir, ia akan menabraknya.

"Nerro" teriak seorang perempuan yang berwajah tak jauh dari yang dipanggil. Siapa lagi kalau bukan kembarannya. Vanessa.

Vanerro menoleh. Di hadapannya sudah ada adik perempuan dengan raut wajah marah.

Vanerro hanya mengernyitkan dahi lalu kemudian fokus kembali dengan game di handphonenya.

"Nerro ihh.." rengek Vanessa sambil menggoyang goyangkan tangan Vanerro.

"Gua sama lu tuaan gua. Panggil gua abang" ucap Vanerro datar lalu berjalan meninggalkan Vanessa.

Vanessa mengejar Vanerro.

"Iya iya abang" ucap Vanessa sambil terus mengejar Vanerro.

Vanerro berjalan memasuki kantin di buntuti Vanessa.

"Kenapa sih? Kok lo sensi banget?" tanya Vanessa sambil duduk di hadapan Vanerro.

Vanerro hanya mengendikkan bahu.

Vanessa tampak berfikir.

"Oh iya, lo tadi berantem sama kak Rafhel kan? Duhh.. Gua lupa gua kesini kan mau marahin elu" ucap Vanessa dengan tingkah anehnya. Membuat Vanerro sedikit terkekeh.

"Lo kenapa berantem sama kak Rafhel?" tanya Vanessa kembali dengan wajah galaknya.

"Caramel" jawab Vanerro datar tanpa lepas dari pandangan ke handphonenya.

"Kenapa sama Caramel?" Tanya Vanessa sambil merapihkan rambut hitam berkilaunya.

Vanerro hanya bergeming.

Tiba tiba, datanglah laki laki berambut emas dengan bibir tipis dan mata yang tajam. Ia mengenakan celana denim dan kaos polos hitam.

"Bang Dimas?" ucap Vanessa sambil berdiri.

Mendengar ucapan adiknya tadi, Vanerro langsung menoleh dan berdiri. Ia sudah memasang tampang sedikit takut, karena sudah pasti lelaki di hadapannya ini akan marah padanya.

"Loh? Bang Dimas?" ucap Candra yang baru saja memasuki kantin bersama Bina dan Caramel.

Dimas tak menanggapi Vanessa dan Candra. Ia hanya menatap tajam Vanerro.

"Vanerro, lo cowok kan?" tanya Dimas sedikit santai.

"Ikut gua ke mobil" ucap Dimas sambil berjalan keluar kantin di ikutin Vanerro.

Vanerro berjalan mengikuti Dimas. Fikirannya berkecamuk.

Saat sampai parkiran, Dimas langsung masuk ke Maybach hitam disusul Vanerro.

Dimas diam sejenak lalu mengecek arlojinya.

"Buat Caramel nangis lagi?" tanya Dimas santai sambil memainkan handphonenya.

Vanerro terkesiap kaget.

"Eng--nggak" jawab Vanerro terbata bata.

"Iya" ucap Dimas sambil tersenyum miring.

"Bukannya cuma sekali bang gue buat Caramel nangis?" tanya Vanerro sambil menggaruk tengkuknya.

"Sekali yang lo tau, berkali kali yang lo nggak tau" jawab Dimas sambil memukul setir mobil dengan keras.

Do You Still Want To Hide Your Feelings?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang