Lisa & Kevin

1 [ Lisa & Kevin ]

"Keviiinn,"

"Lisaaaa,"

"Ihh lo rese,"

"Iya Kevin baik kok,"

"Gue ga nanya kabar lo, Kevin!" Lisa mengerucutkan bibirnya.

Kevin tertawa kecil, lalu menghampiri Lisa yang sedang merebus Mie.

"Apasih," tanyanya melembut.

"Keju gue kok ga ada, lo ngambil ya?" tuduh Lisa memicingkan matanya.

"Mana gue tau," ucap Kevin santai sambil menaikkan bahunya.

"Pembohong dasar! Cepetan mana sini kejunya!" Lisa meneliti Kevin. Lalu ia mengambil tangan kanan Kevin yang dikepal. Namun hal itu sia-sia. Kevin lebih dulu menjauhkan kepalan tangannya keatas sehingga sulit untuk dijangkaunya.

"Udah abang Kepin makan ihhh Lisa,"

Lisa melipat kedua tangannya didepan dada sambil memasang wajah cemberut.

Melihatnya, Kevin hanya cengengesan, "Jangan pasang wajah kayak gitu ah, jelek."

"Lo lebih jelek!" balas Lisa lalu balik mematikan kompornya.

"Yah tante Lisa marah,"

Sungguh Kevin membuatnya kesal pagi-pagi.

"Tante? Lo kira gue nikah sama om lo!" ucap Lisa lagi dengan nada ketus.

Lalu ia pergi keruang tengah sambil membawa mangkuk mienya, Kevin mengikutinya dari belakang.

"Kan tante Lisa nikahnya sama om Kevin," jawab Kevin menggoda.

Lisa mendiamkannya, lalu menghidupkan TV setelah duduk disofa.

Kebiasaan Lisa dihari libur adalah nonton kartun sambil makan mie kuah yang tentunya harus dilengkapi telur dan keju.

Lisa juga penggemar kartun-kartun Disney. Karena memang impiannya adalah menjadi Cinderella atau Elsa ataupun Rapunzel.

Alasannya ingin menjadi Cinderella karena ia ingin punya pengeran tampan yang membawanya dengan kereta kencana. Ia ingin menjadi Elsa karena ia ingin memiliki kekuatan seperti Elsa yang dapat membekukan namun pada akhirnya ia juga bisa melelehkannya. Ataupun ia ingin seperti Rapunzel yang memiliki rambut panjang nan indah dan memiliki kekuatan didalamnya.

Kevin sudah tahu hal itu. Kadang hari sabtu atau minggu ia menemani Lisa yang sedang menonton kartun-kartun tersebut jika keluarganya sedang pergi. Padahal Kevin tidak suka menonton kartun Disney yang menurutnya seperti anak kecil.

Tapi suatu hari Lisa pernah bilang bahwa ia begitu menyukai Jack Frost dari film Rise Of The Guardians karena ketampanannya. Hal itu mengundang Kevin untuk mencari tahu lewat mbah google.

Begitu mengetahui Lisa yang menyukai Jack Frost karena tampannya seperti Kevin. Kevin tersenyum gemas. Alhasil, hanya film itulah yang Kevin sukai, selebihnya ia tidak.

"Lisa jangan marah," ucap Kevin masih membujuk dengan menggoyang-goyangkan lengan Lisa.

Lisa mengabaikan aksi itu, tatapannya tetap lurus kedepan menonton tayangan Frozen yang sedang sudah beberapa kali diulang-ulang.

"Lisaa.." manja Kevin.

"Ambilin air putih," suruh Lisa tanpa mengalihkan pandangannya dari TV.

Kevin menghentikan aksinya lalu bangkit kedapur untuk mengambil air putih seperti yang diminta gadisnya.

Tak lama ia menyerahkan segelas air yang dibawanya didepan wajah Lisa dan ikut duduk kembali disamping setelah diterima Lisa.

Selang beberapa detik, Lisa menatap Kevin yang duduk disampingnya. Tak ada tatapan sinis lagi.

"Apa lagi?" Kevin tau itu.

"Air dingin..." pintanya memelas.

Kevin tersenyum gemas melihatnya lalu mengambil gelas yang dipegang oleh Lisa dan berlalu kedapur setelah menjepit hidung Lisa pelan dengan jarinya.

"Nih," sodor Kevin setelah mendapatkan air dingin.

Lisa tersenyum, "Makasih," ucapnya dan dibalas anggukkan oleh Kevin.

Setelahnya mereka hanya diam menatap lurus kedepan TV. Sesekali Lisa menawarkan mienya dan dibalas gelengan oleh Kevin. Sering mereka seperti ini. Entah kemana perginya rasa kesal Lisa yang sempat muncul.

Mereka memang tidak bisa lama-lama dalam bermarahan. Karena, mereka berdua tahu bahwa keduanya saling membutuhkan. Terutama Lisa. Ia paling mudah rindu. Bukan berarti Kevin tidak, ia hanya saja tertutupi oleh jiwa lakinya yang sedikit cuek dan jaim.

Hal kecil yang sering terjadi seperti ini bagi mereka seperti pasir-pasir pantai yang kecil dan menempel pada kaki, lalu pergi bersama ombak yang menerpanya.

18 Februari 2017

-------