29 [ Lisa & Kevin ]

1.9K 99 0
                                    

Haloo..Para readers yg entah tersasar atau bener baca cerita aku dari awal. Boleh dong tinggalin komennya hehe, kalo emang ada bagian aneh bisa komen aja. Tapi tetap ya, pakai tata bahasa yang baik oceee :D

***

Hari ini terakhir ujian kenaikan kelas, membuat beberapa siswa sedikit bahagia. Pasalnya mereka sebentar lagi akan menikmati liburan hingga masuk kesemester baru.

Berbeda dengan Lisa. Saat ini ia dibuat pusing oleh fisika yang akan menjadi ujian terakhir, besok.

Fisika memang musuh besar Lisa!

"Lo ga mau pulang, Sa?"

Kini jam menunjukkan pukul 11.03. Tandanya ujian untuk hari ini telah usai. Dan masih tersisa esok.

Lisa menatap Putri dan Flora gusar. "Besok fisika...."

"Ya trus?"

"Lo tau gue bego di fisika!"

Putri mengangguk. "Yaudah lo minta ajarin Kevin lah!" saran Putri. "Kan udah balikan," sambungnya sambil senyum menggoda.

Malam dimana Lisa mengeluarkan semua barang-barang Kevin untuk diletakkan pada tempatnya. Lalu Lisa menelpon kedua sahabatnya itu lewat skype.

Dan Putri dan Flora begitu terkejut mendengarnya. Apalagi sebelumnya Lisa mengatakan bahwa Kevin kecelakaan.

"Ga ah.. Gue ga mau bikin Kevin repot terus,"

"Yaudah kalo gitu, lo belajar sendiri aja, atau...." gantung Flora

Lisa menaikkan satu alisnya. "Atau..?"

"Sama Ali,"

Lisa terkejut lalu menggeleng cepat. "Ga,ga," tolaknya. "Jangan Ali,"

"Ya.. Serah sih, ya. Kalo gitu lo harus belajar ekstra semalem suntuk," lalu Putri dan Flora tertawa.

***

"Li! Itu Lisa, 'kan?" tanya Alvian melihat Lisa yang kearah tempat mereka.

Ali mengalihkan matanya dari buku, lalu mengangguk, dan kembali melanjutkan bacaannya.

Biasanya Ali yang melihat Lisa akan langsung senang. Tapi sekarang...

Semua itu seolah menyakitkan.

"Hai," sapa seorang gadis.

Ali mengepalkan tangan kirinya. Dengan biasa ia menatap kedatangan Lisa.

"Hai Lisa," balas Alvian.

Ali hanya tersenyum simpul.

"Mm.. Li.."

Ali menatap heran. Sebenarnya ia juga tidak tahu untuk apa Lisa mendatanginya.

"Ya?"

"A.. Itu...."

"Kenapa?" Ali menatap Lisa yang kini sedikit bercucuran keringat.

"A... Lo.. Mau ajarin gue fisika?" tanyanya langsung.

Ali mengerti sekarang. Ia paham sekali jika Lisa tidak pintar dalam fisika. Berbeda dengannya yang bahkan sering diikuti olimpiade fisika.

Ali mengangguk, lalu menggeser bangku disampingnya.

"Duduk,"

Lisa mengikutinya dengan duduk disamping Ali. Sebenarnya Lisa ragu. Ia tidak enak hati untuk berdekatan dnegan Ali. Ia tidak mau memberi harapan pada Ali.

"Yang mana yang ga bisa?"

Lisa tersadar dari lamunan kecilnya.

"Dari awal.." cicitnya pelan.

Ali sedikit tersenyum tapi tak Lisa sadari. Lalu ia membuka buku catatan Lisa dan mulai mengajarkannya dengan pelan-pelan.

***

Kevin sudah menunggu Lisa dua jam. Tadinya ia ingin mengajak Lisa makan disebuah restoran. Tapi, karena perutnya sudah berdemo untuk diisi. Jadinya, disinilah ia. Ditukang bakso depan sekolahnya. Dari sini ia juga bisa mengamati Lisa langsung.

Awal-awalnya sih Kevin pengennya nyamperin Lisa kekelas. Karena sebelumnya ia ditelpon Putri bahwa Lisa sedang belajar fisika demgan temannya.

Begitu ditanya siapa temannya, Putri langsung mematikan sambungan telponnya. Tapi Kevin tetap percaya siapapun itu.

Kevin menatap seorang gadis dan cowok yang baru saja keluar dari gerbang. Keduanya bercanda tawa, seolah mereka begitu bahagia.

Jika diperhatikan ciri-cirinya gadis itu seperti Lisa jika tidak salah Liat. Tapi siapa cowok disampingnya?

Kevin segera membayar dan mendekati kedua pasangan itu.

"Lisa..."

Lisa yang sedang menatap Ali sambil tertawa semang, kini menoleh begitu seseorang memanggilnya.

"K-Kevin?" ucap Lisa terkejut.

Ali yang disampingnya hanya menatap Kevin datar. Padahal detik sebelumnya wajahnya penuh oleh seri-seri kebahagiaan.

Kevin juga menatap Ali datar. Lalu ia menurunkan pandangannya ke arah Lisa yang tingginya hanya seleher Ali.

"Udah belajarnya?" tanyanya dingin.

Lisa menatap Ali, Ali mengangguk mengerti. Lalu Ali berpamit dan pergi kembali kedalam sekolah.

"A.. Vin.. Jan-"

"Ayo pulang," ajak Kevin dengan senyum manisnya.

Lisa bingung dibuatnya, tatapan dingin dan datar Kevin menghilang. Bahkan kini tangannya dibawa Kevin pergi ketempat motornya.

***

Lisa menatap langit-langit kamarnya. Saat ini ia galau. Ingin menelpon Kevin apa tidak. Takutnya ia malah menganggu Kevin.

Dengan sedikit timbangan. Akhirnya ia memilih untuk mengirim pesan pada Kevin.

***

Kevin yang sedang olahraga berlari diatas treadmile menghentikan aktivitasnya mendengar bunyi beberapa pesan.

Senyumnya mengembang, matanya menyipit, dadanya berdebar tidak karuan.

Hanya beberapa pesan dari Lisa sudah membuatnya senang sekali.

Lisayang :

Soal tadi siang..

Ting..

Lisayang :

Ali cuma bantuin Lisa belajar fisika aja kok

Ting..

Lisayang :

Jangan marah ya...

Ting..

Lisayang :

Lisa ga ada apa apa sama Ali

Ting..

Lisayang :

Serius deh :((

Lima pesan dibaca Kevin. Dan itu semua dari pengirim yang sama, Lisa.

Sebenarnya tadi siang Kevin tidak marah. Ia hanya tidak suka aja melihat Ali yang jalan beriringan dengam Lisa sambil tertawa.

Kevin juga iri. Jika dihitung, ia sangat jarang bisa membuat Lisa bahagia seperti itu.

Makanya Kevin agak kesal melihat Ali. Dan bagaimanapun itu, Kevin tetap percaya dengan Lisa. Ia juga sedikit senang, karena walaupun itu, Lisa tetap milik Kevin seorang.

1 Mei 2017

Lisa & KevinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang