9 [ Lisa & Kevin ]

2K 100 0
                                    


"Ck!" decak Kevin. "Katanya mau nonton, eh sekarang malah tidur,"

Kevin memandang setiap inci wajah Lisa yang menyenderkan kepalanya dibahu Kevin.

Flawless, batin Kevin.

"Sa.. Lisa.. Bangun," Kevin menoel-noelkan pipi kiri Lisa.

Lisa terbangun dan menyadari ternyata dirinya tertidur didada Kevin dan dikukung oleh lengan kirinya. Pantes aja anget, batin Lisa.

Lisa memandang sekitar ruangan bioskop yang sudah dihidupkan lampunya.

"Keluar yuk, filmnya udah selesai."

***

Lisa menekuk wajahnya sedari tadi membuat Kevin tersenyum.

"Salah sendiri tidur," ucap Kevin menarik hidung Lisa yang tidak terlalu mancung itu.

"Ihh" "Harusnya lo bangunin gue!"

Kevin menyodorkan iced coffee yang sedang diminumnya pada Lisa.

Lisa menggelengkan kepalanya. Tapi, Kevin tetap gigih dengan menempelkan bibir sedotan pada bibir Lisa. Mau tak mau Lisa meminumnya.

"Jigong lo bau," ucap Lisa setelah menyedotnya beberapa tegukan.

Kevin terkekeh. "Bau tapi diminum."

***

Hari ini adalah ujian harian pertama Lisa disemester genap. Sehubung anak kelas 12 juga melaksanakan Ujian Sekolah, sementara untuk kelas 10 dan 11 melaksanakan ulangannya pada siang hari, dan jam pagi digunakan untuk anak kelas 12 yang melaksanakan Ujian Sekolah.

Karena, perbedaan jam masuk. Kevin tidak bisa berangkat bersama Lisa seperti biasanya. Bahkan, akhir-akhir ini ia merasa dirinya akan disibukkan kedepannya untuk Ujian Nasional yang semakin hari kian dekat.

Walau keduanya sedang disibukkan oleh kesibukkan masing-masing, tapi kerinduan itu tetap ada diantara mereka.

"Sa.. Stt," terdengar bisikan dari meja belakangnya.

Lisa melihat ke arah pengawas yang sedang asik mengobrol didepan. Biasalah, girls talk. Kedua guru wanita yang masih single. Lalu ia menegakkan badannya dan bersender pada kursi.

"Lo nomor 1-15, gue 20-30, Oke?" tawar Putri lagi dari belakang.

Lisa menegakkan ibu jarinya pertanda setuju dengan tawaran Putri.

Sudah sering Lisa dan Putri melakukan hal ini. Bukan. Tapi, hal ini sudah menjadi kebiasaan mereka mulai dari PR, tugas, dan ulangan. Kompak sekali.

Sayangnya, absen Flora yang tergolong cukup jauh dari mereka berdua membuatnya tidak bisa bekerja sama dengan Lisa serta Putri.

Lisa dan Putri tidak menyadari bahwa sedari tadi gerak-gerik mereka telah diawasi oleh dua orang.

Dua orang itu hanya menggelengkan kepalanya dan menghela napas berat melihat kebiasaan yang sudah dihapalnya.

Mereka adalah Kevin dan Deki.

Seusai mengerjakan soal ujian, bukannya pulang, Kevin dan Deki langsung melesat ke depan ruang ujian Lisa untuk melihatnya melaksanakan ulangannya.

Tapi apakah Deki kesini hanya untuk menemani Kevin? Tentunya tidak, dia pun bermaksud untuk melihat Putri yang sedang mengerjakan ulangannya.

Sekedar informasi, Deki itu sudah lama menyukai Putri, begitu pula sebaliknya. Tapi, mereka berdua memutuskan untuk tetap berteman walau rasa itu masih terbenam dihati.

Tahu siapa yang memilih jalan mereka untuk berteman? Putrilah jawabannya. Alasannya karena Deki adalah lelaki yang begitu baik dan Putri merasa tidak cocok untuk Deki. Alasan yang begitu klasik dan penuh kemunafikan, bukan?

Namun, tahu tidak apa respon yang diberikan Deki? Deki hanya diam dan mengangguk. Tidak menyangkalnya. Diamnya Deki membuat Putri menjadi begitu yakin dengan keputusan yang telah diambilnya.

"Pacar lo main curang," ucap Deki pada Kevin.

"Gara-gara temen lo," Kevin memberikan penekanan pada kata 'teman'.

"Siapa??"

Kevin menatap Deki mengejek.

"Putri."

Tawa Kevin lepas begitu saja ketika mengucapkan satu kata yang begitu menohok Deki.

'Teman' 'Putri' dua kata itu sukses menyadarkan Deki tentang status antara dirinya dan Putri.

Deki mengeluarkan death glare-nya pada Kevin.

"Sialan lo!"

24 Februari 2017

Lisa & KevinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang