12 [ Lisa & Kevin ]

1.8K 103 0
                                    


Lisa memperjelas penglihatannya. Dirinya sangat jelas mengenali mobil itu. Mobil milik Kevin. Mobil yang berada dibawah pohon depan gerbang sekolahnya. 'Tapi, untuk apa Kevin kemari? Bukankah kata bibinya ia tidak masuk karena sedang menemani sepupunya dirumah sakit?', pikir Lisa.

Untuk membenarkan sugestinya, Lisa membawa langkah kakinya untuk mendekati mobil itu. Sebelum Lisa akan menyebrang jalan ketempat dimana mobil Kevin berada seseorang lebih dulu menahan tangannya.

Lisa menoleh, "Vian?" tanya Lisa terkejut kecil.

"Lo dipanggil Bu Farah, katanya lo remed fisika." jelas Alvian.

Lisa membelalakan matanya. "Gue remed fisika? Demi apa? Gue doang?" Alvian mengangguk, terlalu malas untuk menjawab serangan pertanyaan yang diberikan Lisa.

"Lo doang,"

Lisa mengendurkan bahunya lemas. Padahal dirinya sudah berusaha semaksimal mungkin bahkan Kevin ikut mengajarinya. Tapi apalah daya, mungkin usahanya masih kurang.

"Yaudah makasih ya, Yan." Lisa membalikkan langkahnya memasuki sekolahnya kembali. Ia bahkan lupa akan rasa penasarannya pada mobil yang masih belum ia pastikan siapa pemiliknya itu.

***

"Eh, lo," panggil seseorang.

Alvian yang merasa dirinya dipanggil itupun membalikkan badannya dan menaikkan alisnya bingung. Seseorang yang memanggil Alvian itu langsung membuka kupluk hoodienya untuk memperlihatkan dirinya secara jelas.

Alvian terkejut kecil, lalu kembali biasa.

"Lisa kenapa?" tanya Kevin tanpa berbasa-basi.

Alvian menatap depan gerbang sekolah yang sebelumnya tempat berdiri Lisa.

Alvian menghendikkan bahunya.

"Serius gue woi!" ucap Kevin tak biasa.

"Kenapa gak lo tanya aja ke dia-nya," setelah mengatakan hal itu Alvian kembali melanjutkan langkah kakinya ke parkir motor.

"Bangs*t!" maki Kevin pada Alvian yang telah berjalan jauh.

***

Lisa menghela napasnya. Saat ini pukul 5 sore dan ia baru saja menyelesaikan remedialnya dan membantu Pak Ano membawa beberapa buku ke perpustakaan. Yang paling Lisa tidak suka sebenarnya menunggu angkutan yang selalu penuh pada setiap sore. Sehingga dirinya harus menunggu lama mencari yang lebih kosong.

Lagi-lagi mobil hitam yang berada dibawah pohon saat ia pulang sekolah tadi masih belum beranjak pergi. Padahal hal itu sudah dilupakkannya, tapi melihat mobil itu masih ada membuatnya setengah mati penasaran. Tapi sebagian dirinya merasakan takut yang luar biasa. Yang ia takutkan adalah pemilik mobil itu bukanlah Kevin, tapi seseorang lain ataupun pemilik yang begitu menakutkan.

Dan akhirnya rasa penasaran itu dikalahkan oleh rasa ketakutannya. Lisa lebih memilih jalan aman.

Getaran ponsel disaku Lisa mengalihkan pikiran yang berkecambuk.

Sebuah pesan!

My Jack :

Jangan dipandang mulu. Cepetan masuk!

Begitu membaca pesan yang dikirim Kevin, Lisa kembali mengarah ke mobil itu. Dengan langkah pelannya akhirnya ia sampai didepan pintu kemudi. Kaca mobil itu tidak bisa melihat isi didalamnya, maka dari itu Lisa hanya menunggu didepan pintu tersebut.

Takk

Bunyi pertanda seseorang yang duduk dibalik kemudi itu membuka pintunya. Lisa langsung memundurkan dirinya cepat.

Hati Lisa tiba-tiba terasa penuh dan sebagiannya mendesak untuk keluar. Senyuman hangat yang menyambutnya itu semakin meyakininya bahwa hanya Kevinlah yang hanya memiliki senyuman indah seperti itu.

"Jangan diliat aja, tapi disamperin."

"Yaudah masuk, udah mau maghrib, kita pulang." ajak Kevin lalu membukakan pintu untuk Lisa.

***

"Loh, Kevin," kaget Natasha. "Kata Lisa kamu hari ini ga masuk,"

Kevin menyalami tangan Mamanya Lisa lalu memasang senyum ramah.

"Iya tante, Kevin jagain sepupu yang lagi dirawat dirumah sakit. Trus pas mau pulang inget Lisa, ya jadinya Kevin sekalian jemput Lisa deh hehe."

Natasha tersenyum senang. "Ya ampun Kevin, harusnya kamu langsung pulang aja, istirahat. Lisa mah gausah dipikirin, dia kan udah 'besar'." ucapnya sambil melirik Lisa.

Kevin menatap Lisa. Wajah sedih itu. Sudah dapat dipastikan. Kevin selalu menyadari setiap kali ada orang yang menyindir satu sifat Lisa yang itu. Dan jujur Kevin tidak suka jika melihat Lisa yang selalu disindir seperti itu.

Sementara itu, Lisa hanya dapat menundukkan kepalanya sedikit.

"Ya udah masuk dulu yuk, tante buatin minum." ucap Natasha sambil mengelus bahu Kevin.

"Ah, gak usah tante, Kevin mau langsung pulang aja." tolak Kevin halus. Natasha menganggukkan kepalanya lalu menatap Lisa.

"Yaudah kalo gitu hati-hati ya. Tante masuk dulu." Natasha pergi kembali kedalam rumahnya, memberikan waktu untuk Lisa dan Kevin.

Kevin menatap Lisa. "Pulang yah?" izinnya.

Lisa mengangkat wajahnya menatap Kevin. Lalu, menganggukkan kepalanya pelan. Entah sebenarnya dirinya enggan sekali membiarkan Kevin pulang. Tapi, dia harus tau diri bahwa saat ini Kevin pasti menbutuhkan waktu untuk istirahat. Seharusnya ia bersyukur Kevin masih sempat menjemputnya.

Kevin menyadari Lisa-nya masih dalam mood yang buruk. Lalu Kevin merengkuh Lisa kedalam pelukannya.

Lisa yang kini berada dipelukan Kevin langsung menyemburkan tangisnya yang sedari tadi ia tahan.

"Li..Lisa... Ce-cemburu," ucap Lisa serak dan sesegukkan. Ia akhirnya mengaku apa yang membuatnya mendiami Kevin kemarin.

Lisa dapat merasakan Kevin menganggukan kepala yang berada dipundaknya.

"Kevin tau. Dan Kevin sayang Lisa apa adanya. Terus seperti ini. Jangan berubah jadi orang yang gak Kevin kenal."

28 Februari 2017

Lisa & KevinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang