Lisa mengetuk-ngetukkan pensil dikepalanya. Besok adalah mata ujian yang paling Lisa tidak sukai. Fisika. Alasannya fisika itu sulit dan aneh menurutnya, kenapa sebuah apel yang jatuh dari pohonnya saja dihitung? Bahkan, diameter tetes air saja dihitung.Saat sedang fokusnya belajar, ponsel Lisa berbunyi. Sebuah panggilan masuk.
My Jack. Dua kata yang tertera dilayar ponselnya membuat hatinya begitu senang.
"Halo?"
"Lagi belajar, ya?" ucap lelaki diseberang sana.
"Em," jawabnya sambil mengangguk walau Kevin pun tidak akan mengetahuinya.
"Yang semangat belajarnya,"
"Iya, ini semangat kok, semangat banget malah."
"Pasti besok Fisika."
"Gausah nanya kalo udah tau!"
"Mau Kepin bantuin ga?"
"Gausah, Besok lo juga ujian, udah ya gue mau belajar." dusta Lisa. Padahal sudah beberapa hari ini ia merindukan Kevin.
"Eh... ntar dulu, gue mau kasih satu tebak-tebakan,"
"Apa?"
"Kenapa why selalu always?"
"Karena because ga pernah never," asal Lisa.
"Yah ketebak...."
Lisa memutar bola matanya malas. Ia malas meladeni candaan Kevin.
"Gue tutup,"
"E-eh ben-"
Lisa menekan tombol 'akhiri' membuat ucapan Kevin terputuskan begitu saja.
"Nyebelin banget sihhh, gatau apa kalo gue kangen, datengin kek, ajak jalan kek!"
"Liat aja kalo dia ngajakin gue jalan, gue ga bakal mau!" maki Lisa pada dirinya.
Drtt..
Lisa mengambil ponselnya yang bergetar. Sebuah notifikasi Line masuk.
My Jack :
Didepan.
Didepan? Maksudnya?
Setelah mencerna satu kata yang Kevin beri, Lisa lalu keluar dari kamarnya dan menuruni tangga dengan langkah terburu-buru. Jika barangkali ada sebuah tangga yang tidak memiliki sama tingginya, dapat dipastikan Lisa akan jatuh begitu saja.
"Kak-" ucap adiknya terputus dari ruang keluarga.Lisa membuka pintu utama dengan kasar dan terkaget begitu melihat Kevin didepannya.
Lisa memejamkan matanya. "Astaga.. KEVIN!!" maki Lisa.
Sementara Kevin hanya memamerkan gigi putihnya dengan percaya diri.
"Ngapain sih lo kesini, gue kan lagi bete sama lo." sinisnya.
"Jangan lama-lama dong betenya,"
Lisa memasang wajah angkuhnya. "Bodo,"
Kevin mencolek dagu Lisa. "Ntar kaya waktu itu, nangis gara-gara terlalu rindu sama gue." ejek Kevin.
Lisa membuang mukanya dari Kevin.
"Yaudah deh, gue pulang aja, bilangin bete jangan selalu jadi pihak ketiga diantara kita."
Kevin mengacakkan rambut Lisa sebelum berbalik. Tapi, Lisa langsung mencegahnya dengan menahan tangan Kevin sambil memajukan bibirnya.
Kevin tertawa kecil.
"Iya iya Kevin tau kok, Kevin juga rindu sama Lisa." ucap Kevin lalu memeluknya.
Kevin sudah tahu segala hal tentang Lisa. Termasuk bagian ini.
***
Kevin memakan makanan dihadapannya dengan lahap. Setelah kurang lebih 2 jam membantu Lisa belajar. Kevin menerima tawaran orang tua Lisa untuk makan malam bersama sebelum pulang.
"Kevin ga suka cumi, Mah." ucap Lisa melihat Mamanya yang ingin meletakkan cumi goreng tepung diatas piring Kevin.
"Ohh maaf,"
"Tau aja nih.. Berarti, jadi?" tanya Mama Lisa ambigu.
"Maksudnya?" tanya Kevin tidak mengerti.
Lisa menatap Kevin. Lalu dengan cepat ia mencoba untuk mengalihkan pertanyaan sang Mama sebelum akan semakin panjang x lebar.
"Gak usah ditanggapin, Vin. Mama gak jelas orangnya."
Kevin menganggukkan kepalanya pelan.
***
"Yaudah, gue pulang dulu ya, besok siap buat fisika, inget cara yang gue ajarin."
"Siapp!! Lo juga, jangan lupa besok masih US." balas Lisa mengingatkan.
Kevin menganggukkan kepalanya. Lalu ia mengacakkan rambut Lisa sebentar.
"Sa.."
"A-apa," Lisa merasakan sorot mata Kevin yang berbeda.
Kevin kini tersenyum. "Gapapa,"
26 Februari 2017
![](https://img.wattpad.com/cover/99969091-288-k17359.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lisa & Kevin
Teen FictionMengisahkan diary cinta antara Lisa dan Kevin. Keduanya punya sifat berbeda namun saling melengkapi. Seperti Cinta, Cinta itu ada bukan diantara persamaan, tetapi tumbuh diantara kebersamaan. Kisah mereka memang begitu sederhana. Permasalahannya ju...