2 [ Lisa & Kevin ]

3.4K 152 0
                                    

Ketinggalan part ini :((

***

Lisa mempercepat langkahnya menuruni tangga dan pergi keruang makan.

Papanya Lisa hanya dapat menggelengkan kepalanya bersama sang adik ketika melihat bagaimana kondisi Lisa saat ini.

Lihat! Baju yang masih dikeluarkan, poni yang masih diroll, rambut yang belum disisir, dan sekarang dengan santainya mengambil roti yang diberi selai kacang asal lalu meminum susu dengan menyisakan sisa-sisa diatas bibirnya.

"Lisa pergi dulu ya, Pah." pamitnya pada Hermawan-Papa Lisa setelah meminum susu.

Luna-adik Lisa masih menatap Lisa intens.

"Apalo?" ucapnya yang merasa diperhatikan oleh sang adik, lalu segera berjalan keluar.

Adiknya hanya mendengus.

Ya gitulah, namanya hubungan adik-kakak pasti jarang sekali akur. Giliran jauh, kangen. Giliran deket, naudzubillah, layaknya Tom & Jerry.

Kepribadian Lisa sama adiknya itu jauh beda. Kalo Luna dia tipe cewek cool gitu, beda sama Lisa cenderung lebih manja. Untuk tinggi badan mereka berdua sama, 160 cm. Kadang orang-orang juga bingung mana yang adik dan yang kakak.

"Kakak kamu tuh," ucap sang Papa sambil menggeleng-geleng.

"Idih."

***

Lisa mengikat tali sepatunya kencang. Ia bisa mendengar suara milik mamanya yang terdengar kencang.

Suara apa toa tuh.

Setelah selesai, ia keluar dan berdiri disamping mamanya yang kini langsung menyadari keberadaannya.

"Lisa? Kok kamu berantakan gini sih. Mana tuh mulut penuh banget. Trus.. ini sisa-sisa susu masih ada, ya ampun kamu kok jorok banget sih!" omel sang Mama sambil mengelap sisa remah roti dan susu dipinggir area bibir Lisa.

Kevin yang melihatnya hanya dapat mengulum senyum.

"Kevin bentar ya, tante urusin dulu Lisanya," ucap Mama Lisa pada Kevin dengan senyumnya.

"Ih Mama, Lisa ntar telat, udah ah biarin aja, yuk Vin!" tanpa aba-aba Lisa langsung naik begitu saja keatas motor Kevin.

"Lisa! Kamu tuh ga ada malunya apa sama Kevin," ucap sang mama sedikit berbisik didekatnya.

"Apa yang harus dimaluin coba," balasnya tak peduli. Lisa memeluk tas badan Kevin serta tasnya yang sedikit menghalangi jarak mereka.

"Dasar ya kamu jawab aja!"

Kevin yang masih tersenyum melihat ibu dan anak itu sepertinya harus segera memisahkan keributan yang mereka buat.

"Ga apa-apa tan, udah biasa kok," ucap Kevin sambil tersenyum ringan.

Mama Lisa menatap Kevin serta ikut tersenyum mendengarnya.

Sedangkan Lisa menjulurkan lidah ke Mamanya, menandakan bahwa ia menang. Dan dibalas dengusan oleh sang Mama.

"Makasih ya Vin, tante jadi ga enak punya anak cewek kayak gini,"

Kevin menatap Lisa yang duduk dibelakangnya dengan wajah ditekuk lalu Kevin tersenyum.

"Udah ah Ma, Lisa pergi dulu dadah," Lisa melambai-lambaikan tangannya.

"Beruntung Kevin mau sama kamu!"

Kevin melajukan motornya setelah pamit oleh Mamanya Lisa.

***

Begitu keduanya sampai diparkiran sekolah, Lisa langsung loncat turun dari motor dan menghadap Kevin yang masih diatas motor sambil melepaskan helmnya.

Kevin menaikkan salah satu alisnya. "Kenapa?" tanyanya begitu melihat Lisa mengadahkan kedua tangannya didepan Kevin.

"Lo bawa sisirkan? Pinjem." ucapnya dengan wajah memelas.

"Gue kira lo bakalan kayak gini aja ke sekolah," ucap Kevin setelah mengamati keadaan gadisnya dari bawah hingga atas.

Sepertinya Lisa sudah merapihkan semuanya diatas motor. Walaupun hanya rambutnya yang terlihat masih berantakan.

"Gausah ngejek, cepet mana!"

"Gue ga bawa,"

"Serius Vin..."

"Serius gue."

"Ahh, trus ini gimana?" tanyanya panik sekaligus kesal memegang rambutnya yang kusut lalu ditunjukkannya ke arah Kevin.

Kevin tertawa kecil. Lisa selalu seperti ini. Awalnya masa bodo eh ujung-ujungnya panik.

"Vin gimana dongg..." Lisa semakin panik ketika mendengar bel berdering.

"Sini!" suruh Kevin pada Lisa.

Lisa mendekatkan dirinya lebih dekat pada Kevin lalu ia merasakan tangan Kevin sedang menyisiri rambutnya dari berbagai sisi. Ia membiarkannya.
"Dah,"

"Hah?" Lisa terkejut kecil. Sudah benar rapi, atau sudah tambah berantakan nih.

"Udah rapi, sekarang masuk gih ke kelas!" perintah Kevin dengan suara yang lembut.

Oh Kevin!

Lisa menganggukkan kepalanya. Entah mengapa perlakuan kecil Kevin membuatnya tidak bisa berkata-kata.

Kevin memang yang terbaik. Dia punya sifat yang tenang. Berbeda dengan Lisa yang mudah panik.

Itulah yang Lisa suka dari Kevin. Ia selalu bisa mengatasi hal kecil yang menurut Lisa adalah hal terbesar.

18 Februari 2017

Lisa & KevinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang