20 [ Lisa & Kevin ]

1.8K 92 0
                                    


"DORRR!!!"

Kevin yang semulanya sedang seriusnya menonton film, tiba-tiba dikejutkan oleh dua orang yang begitu menjengkelkan. Deki dan Wawan.

"B*ngs*t!!" kaget Kevin. Deki dan Wawan hanya terkekeh karena berhasil mengagetkan Kevin.

"Nonton apaan sih serius amat," ucap Wawan membuat Kevin tersadar lalu mematikan TV didepannya.

"Wah wah nonton yang engga-engga lu ya? Astagfirullah.." ucap Wawan sok suci.

"Bukan dodol, itu si Kevin nonton Frozen." ucap Deki membenarkan dan langsung ditatap tajam Kevin seolah menyuruhnya untuk menutup mulutnya.

"Lo berdua bisa ga pergi, gue lagi menikmati liburan nih," suara Kevin teredam selimut yang kini telah menutupi seluruh tubuhnya.

"Kebo lo anjir, dah ah kuy main," ajak Wawan.

"Ga gue ga mau main sama lo-lo pada, yang ada otak gue nanti sengklek, lagi."

Deki dan Wawan saling bersitatap. Lalu menampilkan smirk keduanya.

"Kevin kasar ih, Kevin berubah!" ucap Wawan dramatis.

"Tau, sombong banget setelah UN lo!"

Kevin hanya mendiamkan kedua manusia itu. Tak ada habisnya jika ia terus berbicara pada mereka.

"Ayoo Kevin...." paksa Wawan. "Gue telpon Lisa nih!"

Ucapan Wawan membuat Kevin dan Deki melebarkan matanya, terkejut. Sepertinya Wawan belum tahu apa yang telah terjadi pada Kevin dan Lisa. Karena memang hanya Deki yang diberitahu oleh Kevin setelah malam dimana hubungannya dengan Lisa berakhir.

"Halo, Lisa? Iya ini gu-"

"Lo bisa ga sih gausah bawa-bawa Lisa!"

"Abisnya lo susah dibujuk,"

Kevin mengacakkan rambutnya kasar, sedangkan Deki hanya menatapnya miris.

"Oke gue ikut main! Tapi lo berdua keluar dulu!"

Wawan tersenyum lega. Deki langsung turun dari kasur dan pergi keluar disusul Wawan.

"Lo jangan selalu ngehubungin Lisa sama Kevin, Wan." ucap Deki begitu sampai diluar dan kini duduk diruang tamu.

Wawan mengangkat satu alisnya, bingung. "Kenapa?"

Deki menatap kamar Kevin yabg berada diatas sebentar. Lalu berucap.

"Lisa sama Kevin udah putus."

Wawan melebarkan matanya dan menutup mulutnya yang terbuka lebar. Mencoba menetralisirkan mulutnya agar tidak berteriak.

"Serius lo?" tanyanya seperti bisikkan. Deki mengangguk.

"Kenapa?" Deki sedikit ragu untuk mengatakannya. Tapi, ya cepat atau lambat semua orang akan tahu, 'kan?

"Lisa yang minta, ya Kevin bisa apa?" jelas Deki. Wawan yang mendengar hal itu masih belum percaya. Secara, baginya Lisa dan Kevin adalah RSG-nya.

"Sumpah kenapa gue baru tau."

***

Putri menatap Lisa cemas. Takut jika Lisa akan kembali nangis lebih kencang.

"Put.."

"Gue juga dapet pesan dari nomor ini..." Putri melebarkan matanya.

"Serius?" Lisa mengangguk.

"Tapi isinya beda," ucapnya lalu menyodorkan ponsel miliknya.

Putri mengeluarkan ekspresi terkejutnya setelah beberapa detik. Nomor pengirim pesan ini adalah orang yang sama. Dan ia yakin, orang yang juga mengirim pesan pada Kevin bermaksud untuk menghancurkan hubungan Lisa dan Kevin.

Kalo boleh, saat ini Putri ingin sekali bertepuk tangan kepada pengirim pesan itu karena usahanya benar-benar berhasil. Tapi, bagaimana bisa. Orang yang menjadi korbannya itu sahabatnya!

"Lo kok ga cerita, Sa?" tanya Putri yang tidak habis pikir oleh sahabatnya ini. Mengapa ia memendam pada dirinya sendiri, jika ia punya dirinya untuk dicurahkan.

Lisa menyipitkan matanya sambil tersenyum paksa, tangannya bermain-main diatas kasur. "Lupa,"

Putri semakin terkejut. "Lupa?! Hal kayak gini lo lupa?!" ucapnya sedikit tinggi, membuat Lisa-yang tidak suka dibentak-menjadi sedikit takut.

"Ya...ma-"

"Lo percaya?"

Lisa yang tadinya ingin menunduk langsung duduk tegap, kepalanya menggeleng serta tangannya digerakkan diudara.

"Serius gue ga percaya," ucap Lisa meyakinkan. Putri mengangguk percaya oleh Lisa.

"Baguslah.."

Putri memegang bahu kiri Lisa. "Gue udah berapa kali coba buat bilang ke lo, kunci dari hubungan itu kepercayaan. Kalo lo aja ga percaya sama Kevin, gimana Kevin mau percaya sama lo? Masalah itu ibarat gembok, Sa. Kalo kuncinya aja lemah yang ada gemboknya ga akan kebuka. Dan bakal stuck disitu aja." Lisa terdiam. Mencerna ucapan Putri.

"Gue ngomong gini karena gue sayang lo, gue peduli. Gue tau lo baru sekali ini pacaran. Dan itu terbilang cukup lama, gue akui itu terbilang hebat. Tapi gue gamau kalo masalah-masalah kayak gini yang menghancurkan kalian. Lebih baik lo selesain ini. Daripada lo nyesel. Seengganya biar lo lega, begitu juga Kevin."

Lisa menatap Putri dalam. Bagaimana bisa ia mengembalikan hubungannya dengan Kevin. Lisa yakin Kevin sudah sakit hati oleh dirinya. Mengapa ia baru sadar semuanya. Jadi intinya, letak kesalahan dirinya adalah ia belum bisa memahami Kevin, mempercayainya, dan kurangnya keterbukaan dirinya pada Kevin. Itu dia! Dan semua itu diketahui dari sahabatnya, orang terdekatnya, Putri. Bahkan dengan Putri pun ia belum begitu kenal. Ia belum bisa menaruh semua kepercayaannya pada putri, dan keterbukaannya.

"Peluk..."

Putri melihat Lisa yang merentangkan tangannya. Dengan mata yang sembam serta wajah khas orang patah hati, membuat Putri terkekeh. Lalu membalas memeluk Lisa.

"Udah jangan nangis, ga ada permen." ucap Putri dipundak Lisa dengan tangan yang mengelus punggung Lisa. Mencoba menghentikan tangisnya.

Begitu melepaskan pelukan diantara keduanya, Putri mengacak puncuk kepala Lisa.

"Lo jangan kayak anak kecil amat napa, Sa." ucapnya gemas. Lisa tersenyum mendengar Putri yang sedang menghiburnya.

"Apa gue berubah dewasa aja ya, Put?" ucap Lisa tiba-tiba membuat Putri terkejut. Lalu mengatur ekspresinya kembali normal.

Lisa masih menatap Putri yang terlihat biasa-biasa saja.

"Kalo lo berubah!..."

Lisa bergidik sedikit ngeri pada Putri yang menatapnya sinis dan tajam. Satu tangannya dikepalkan dan ditubrukkan oleh tangan kirinya.

Sedetik kemudian, Putri merubah ekspresinya. Ia tersenyum lebar hingga melihatkan kedua lesung pipitnya yang berada disamping bawah bibir.

"Gue siap membantu."

11 April 2017

Lisa & KevinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang