Part 7

163 15 2
                                    

Alda merutuki dirinya yang bisa-bisanya lupa membawa jas lab ke sekolah padahal hari ini ada praktikum,  dan sialnya lagi,  ponselnya juga ketinggalan.

" Riana.  Pinjem HP dong" Kata Alda pada Riana.

" HP ada sih,  Al. Baterenya gak ada " Riana berkata sambil terkekeh pelan. Alda menhela napas pelan.

" Jas lab gue ketinggalan,  Na. Gimana dong? " Tanya Alda cemas.

" Pinjem Vira aja. Hari ini mereka praktikum juga " Kata Riana. Alda menghela napas lega.

" Thanks Na. Gue ke sebelah ya " Riana mengangguk. Alda beranjak pergi dengan terburu-buru. Sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

🐢🐢🐢🐢🐢

" Heru! " Panggil Alda saat melihat teman Vira di depan kelasnya. Laki-laki itu menoleh.

" Iya?"

" Vira ada gak? "

" Ada sih. Masuk aja. Gue kebelet ini " Kata Heru. Alda mengangguk dan melangkah masuk. Baru sedikit siswa yang datang termasuk Vira.

" Vira! " Panggil Alda lalu duduk di samping Vira. Yang dipanggil terkejut dan berbalik.

" Alda. Ngapain? " Tanya Vira heran.

" Pinjem jas lab dong,  Ra. Punya gue ketinggalan " Kata Alda dengan muka memelas.  Vira tertawa pelan.

" Ini. Kelas kita gak jadi praktikum hari ini. Jangan lupa dicuci yah " Kata Vira. Alda memutar bola matanya.

" Iya iya. Thanks ya,  Ra. Gue balik dulu " Vira mengangguk dan Alda beranjak pergi.

Ketika sampai di depan pintu kelas Vira,  Alda tersentak. Dia hampir menabrak seseorang karena terburu-buru.

" Hai,  Alda " Sapa Ben pelan. Alda mengangkat kepalanya cepat dan mengutuk sifat pelupanya. Dia lupa bahwa Ben sekelas dengan Vira. Dua minggu sejak kejadian di rumahnya itu dan dia sedikit banyak telah melupakannya. Ditambah dua minggu belakangan dia tidak bertemu Ben.

" Oh. Hai,  Ben " Jawab Alda ragu-ragu. Kakinya terpaku. Dia diam. Begitu juga dengan Ben.

" Cukup lama kita gak ketemu. Apa kabar? " Tanya Ben sambil tersenyum. Mau tak mau Alda membalasnya.

" Baik. Lo sendiri? " Ben kaget karena Alda bertanya. Dia tersenyum kecil.

" Yah. Gue cukup uring-uringan karena gak ketemu lo dua minggu " Kata Ben. Alda membulatkan matanya. Laki-laki ini suka sekali membuat jantungnya melompat. " Tapi, kabar gue baik. Sejak tadi pagi " Lanjut Ben pelan. Alda semakin salah tingkah.

" Gue balik ke kelas yah " Alda berkata cepat lalu segera berlari kecil tanpa menunggu jawaban Ben. Laki-laki itu tertawa kecil sambil memandang punggung Alda yang menjauh. Dia berbicara dengan Alda. Hanya itu yang dia butuhkan untuk semangat belajar hari ini. Dua minggu ini dia cukup sibuk menghindar dari Alda, dan hari ini,  tanpa dia sangka mereka bertemu.

Saat dia berbalik,  dia mendapati Vira di sebelahnya sedang tersenyum dengan tatapan mata jenaka.

" Gak sabar nungguin kalian jadian " Kata Vira membuat Ben memutar bola matanya, tapi tak urung mengamini dalam hati.

🐢🐢🐢🐢🐢

" Alda! " Panggil seseorang membuat Alda menoleh. Dia tersenyum.

" Hai,  Deno " Deno mendekati Alda lalu mengambil buku dalan genggamannya.

" Mau ke mana? " Tanya Deno sambil berjalan bersisian dengan Alda.

" Ruangan Pak Ivan. Disuruh nganter buku. Lo sendiri? "

PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang