Kamu datang dan pergi seperti angin. Namun anehnya, hati ini tak bisa benci. Aku selalu memaafkan.
-A-
Kamu seperti angin. Sulit ku raih. Mustahil ku peluk.
-B-
" Alda. Lo duluan aja ke parkiran. Gue ambil tas dulu. Abis itu kita makan " Kata Ben saat bel pulang berbunyi. Alda mengangguk.
" Jangan lama-lama yah "
" Siap, tuan putri "
➖➖➖➖➖
Alda berdiri menunggu di samping mobil Ben saat dilihatnya dari kejauhan Ben datang bersama Rido. Dia hendak mengangkat tangannya untuk melambai saat Alena menghampiri Ben memeluk lengan kanannya. Tiga orang di sana belum menyadari bahwa Alda melihat mereka.
Alda menajamkan pendengarannya dan mendengarkan percakapan mereka.
" Lo ngapain sih cabe? Ini sekolah. Tau diri dong " Rido berkata kesal pada Alena.
" Lo siapa? Sok ngatur-ngatur gue lagi. Ben aja biasa aja " Jawab Alena sengit.
" Apa yang Rido bilang bener, Len. Gak seharusnya kamu kayak gini. Kamu harus tau batasan " Jawab Ben sambil mendorong pelan Alena membuat gadis itu mendelik ke arahnya.
" Ben. Kamu kenapa sih? Kamu berubah semenjak suka sama Alda" Bentak Alena dengan suara bergetar. Beberapa siswa mulai memandang mereka.
" Lo jangan terlalu kekanak-kanakan deh, Len. Gak malu apa? " Kata Rido sambil menarik Ben menuju parkiran. Dia melihat Alda yang hanya berdiri diam sambil menonton mereka.
" Ben. Kamu lupa sama janji kamu? " Kata Alena saat Ben berada di depannya karena ditarik Rido. Kedua laki-laki itu berhenti. Ben menoleh.
" Jangan mulai lagi, Len " Kata Ben lelah.
" Tapi kamu udah berjanji. Apa salah kalo aku nagih janji kamu? " Tanya Alena lalu berjalan menuju Ben. Laki-laki itu diam.
" Ben. Alda nungguin. Lo mau pulang sama dia kan? " Rido memecah keheningan. Ben dan Alena menoleh ke arah Alda yang sedang menatap Rido sambil melotot.
" Lo juga udah janji buat makan siang sama Alda. Tepatin janji lo. Pikirin dulu prioritas utama. Yang lain nanti aja " Lanjut Rido tajam sambil melirik ke arah Alena yang tercekat.
" Len aku pulang dulu. Telpon sopir kamu buat jemput " Kata Ben. Alena menggeleng kuat.
" Aku ikut kamu Ben "
" Lo gila, Len? " Sambar Rido.
" Yaudah " Sambung Ben. " Ikut aja, Len " Ben lalu menoleh pada Alda yang sedang menatapnya. Dia tersenyum kecil lalu menarik pelan tangan Alda kemudian membuka pintu depan mobilnya.
" Lo duduk di samping gue " Kata Ben pada Alda, lalu beralih ke pintu kemudi dan masuk. Dia menurunkan kaca dan menoleh pada Alena yang masih mematung di samping Rido.
" Kamu mau pulang sama aku kan? Ayo naik, Len " Kata Ben sambil tersenyum kecil. Alena menatapnya dengan pandangan tidak percaya sedangkan Rido tersenyum miring sambil menatap Ben.
Alena akhirnya masuk dan duduk di belakang dengan perasaan kesal. Dia masih tidak percaya dengan kelakuan Ben.
" Do. Mau makan bareng? " Tanya Ben pada Rido. Rido menggeleng. Dia punya urusan penting sekarang.
" Nanti aja, Ben "
" kalau gitu, gue cabut " Rido mengangguk diikuti Mobil Ben yang bergerak menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor
Teen FictionKau tau? Aku suka hujan. Akan selalu begitu. Aku suka momen-momen ketika bau petrichor menelusup masuk ke hidung, menyambangi relung hati, menelisik jiwaku, membisikkan namamu dan membuat lengkungan pada tiap-tiap sudut bibirku ketika kenangan aka...