One

12.6K 966 58
                                    

"JEON WONWOO!!!"

Seorang wanita separuh baya terlihat menggerutu kesal di depan pintu sebuah flat kecil sambil meneriaki nama Wonwoo. Itu Nyonya Jeon. Eomma dari Wonwoo.

Nyonya Jeon baru saja datang dari Changwon untuk membesuk putri semata wayangnya yang tinggal sendirian di Seoul untuk sekolahnya. Tapi bukannya disambut oleh pelukan atau ciuman dari Wonwoo, mata Nyonya Jeon malah dihadiahi oleh tumpukan buku-buku yang berserakan di lantai. Belum lagi beberapa jaket yang diletakkan asal di sofa.

Tak beberapa lama seorang gadis berkulit pucat terlihat keluar dari kamarnya. Mengantuk. Ia baru saja bangun dari tidurnya. Itu Jeon Wonwoo.

"Hay Eomma..." Wonwoo mengusap matanya sambil nyengir ke arah Eommanya.

"Eomma kapan datang? Kenapa tidak bilang? Aigoo uri Eomma, pasti capek yah..."

Wonwoo merangsek mendekati eommanya. Ingin memeluk. Tapi langsung ditangkis oleh Nyonya Jeon.

"Yak! Jeon Wonwoo! Lihat dirimu!" Nyonya Jeon menunjuk-nunjuk ke arah Wonwoo dan membuat Wonwoo menunduk melihat dirinya sendiri.

"Kau tidur dari jam berapa hah? Kenapa tidak mengganti seragammu!?"

Wonwoo melihat dirinya sendiri yang masih mengenakan kemeja serta rok sekolahnya. Dasinya saja masih terpasang di kerahnya meski sudah acak-acakan.

"Lagipula, kenapa kau tidur jam segini, eoh? Memangnya kau tidak ada tugas atau apa?!"

Wonwoo melihat ke arah jam dinding. Pukul delapan. Berarti Wonwoo sudah tidur selama tiga jam sejak pukul lima tadi ia pulang dari sekolahnya.

"Ya Tuhan.. Kau ini sudah masuk tahun kedua nak dan kelakuanmu masih seperti ini, dan APA-APAAN KAMARMU INI HEH?!"

Nyonya Jeon kembali meninggikan suaranya ketika masuk ke dalam kamar Wonwoo.

Kamar Wonwoo seperti kapal pecah.

Ini sungguhan.

Kasur Wonwoo terlihat sangat acak-acakan. Seprainya sudah tidak lagi menempel pada tempatnya. Bantal serta selimutnya terjatuh di lantai. Sarung gulingnya tersingkap setengah.

Diatas kasur yang acak-acakan itu, terlihat beberapa buku ditaruh asal diatasnya. Belum lagi alat tulis juga turut berserakan didekatnya. Sepertinya Wonwoo lagi-lagi belajar sambil tiduran di atas kasur.

Di pojok kamarnya, terlihat keranjang dengan baju kotor yang menumpuk. Belum lagi beberapa terlihat berjatuhan dilantai. Seperti salah satunya sepasang kaus kaki kotor itu.

Di meja belajarnya lagi-lagi terlihat buku berserakan. Baik buku pelajaran ataupun novel. Nyonya Jeon tidak habis pikir, sebetulnya ada berapa ratus buku yang dimiliki putrinya ini? Kenapa satu flat kecil ini dipenuhi semua dengan buku?

Dan jangan suruh Nyonya Jeon membuka isi lemari Wonwoo. Nyonya Jeon sungguh tidak ingin tahu apa yang ada di dalamnya.

Wonwoo tersenyum. Datar. Ya, senyuman Wonwoo memang selalu terlihat datar. Kecuali iya benar-benar tersenyum lebar atau tertawa, maka senyumannya akan selalu terlihat datar. Setiap orang yang melihat pasti berpikir Wonwoo tersenyum dengan sangat tidak tulus.

"Nak..." Nyonya Jeon berkata lirih sambil memegang pelipisnya.

Wonwoo berusaha mendekati eommanya itu, tapi Nyonya Jeon mendelik tajam ke arahnya. Membuat Wonwoo bergidik seram.

Nyonya Jeon mengelus dadanya perlahan. Ia kemudian berbalik dari kamar Wonwoo menuju sofa yang ada di luar. Mencoba untuk duduk setelah menyingkirkan dengan kasar jaket-jaket Wonwoo yang berserakan diatasnya.

My Nasty Wonnie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang