Twenty Four

3.9K 600 92
                                    

"Aku baru tahu kalau Jeon Wonwoo itu hobi sekali membolos."

Mingyu berkata sembari mengayunkan bungkusan plastik berisi kanvas dalam genggamanannya. Kanvas kepunyaan Wonwoo yang kini sudah beralih ke tangannya.

"Aku baru membolos ke Changwon dua kali Mingyu-ssi."

"Tiga kali." Mingyu mengoreksi.

"Kau harus menghitung juga hari disaat kau pergi ke perpustakaan kota untuk membolos."

Wonwoo tertawa kecil karena perkataan Mingyu. Ia teringat betapa konyol dirinya ketika pergi ke perpustakaan waktu itu. Mencari buku tentang masalah kesehatan dan menyimpulkan sendiri kalau dirinya terkena gangguan psikologis. Rasanya waktu sudah cukup lama sekali berlalu dari hari itu.

"Aku lupa pernah membolos." Kata Wonwoo dengan senyum datarnya.

"Hey, ngomong-ngomong kita mau kemana sih? Apa masih jauh?" Mingyu berkata setengah menggerutu.

Saat ini mereka tengah berjalan kaki berdampingan setelah turun dari bus yang mereka naiki barusan.

"Kita bahkan baru berjalan lima menit, Mingyu-ssi."

Tak lama, mereka sampai di Sangsang-gil, salah satu destinasi wisata yang ada di Changwon. Terkenal dengan keindahan jalannya dan ukiran nama-nama pada ubin yang terpasang di lantai jalannya.

"Ini tempat apa?" Mingyu berkata sembari berjongkok melihat ubin warna-warni yang berada di bawah kakinya. Mingyu dapat membaca beberapa nama terukir dalam huruf hangul diatasnya.

"Ini Sangsang-gil. Orang luar menyebutnya dengan Imaginary Road. Baru dibuat tahun 2015, dan seperti yang kau bisa lihat, kau bisa membuat ukiran namamu disana kalau kau mau."

Mingyu menganggukkan kepalanya dan membaca dengan serius nama-nama dari satu ubin ke ubin lainnya.

"Park Jinhee, Jang Yesul, Baek Sobin..." Mingyu melafalkan nama-nama yang barusan ia baca. Sungguh terlihat imut di mata Wonwoo.

"Hey, kau mau membacanya satu-satu?" Wonwoo terkikik.

Mingyu tidak menghiraukan Wonwoo dan masih saja berjongkok sambil menggumamkan nama-nama yang ia baca. Rupanya warna-warni ubin yang ada disana sangat menarik perhatian Kim Mingyu.

"Namamu ada juga Wonwoo-ssi?" Kata Mingyu masih sambil menunduk.

"Kalau kubilang ada, apa kau mau mencarinya?"

"Ah, benarkah? Dimana?" Mingyu makin serius membaca.

"Tidak ada Kim Mingyu, aku bohong. Ayo, jangan buang-buang waktu disini. Kita ketempat lain."

Wonwoo menarik Mingyu yang masih berjongkok. Membuat lelaki itu sekarang berdiri di hadapan Wonwoo.

"Ah, aku harus mengambil foto." Ujar Kim Mingyu sambil mengeluarkan hpnya.

"Heol, kau narsis juga ternyata."

"Kapan lagi aku ke Changwon, kan?" Katanya sambil memencet-mencet layar hpnya. Dan rupanya seberapa kali dipencet, layar itu masih tetap saja hitam.

My Nasty Wonnie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang