Thirteen

4.1K 670 35
                                    

Kim Mingyu merasakan gelisah dari balik tempat duduknya. Ia menggigit bibirnya sedari tadi. Kebiasaannya ketika ia sedang merasakan tidak tenang. Satu tangannya mengetuk-ngetukkan meja sementara tangan lainnya memainkan pulpen yang ada di genggamannya. Buku pelajaran yang ada di depannya bahkan tidak lagi menjadi fokusnya.

Sedari tadi ia memikirkan Jeon Wonwoo.

Betul sekali.

Si kerempeng yang jorok itu.

Ini sudah hari ketiga Wonwoo menolak masakan buatannya dan memilih untuk memesan chicken langganannya sebagai makan malam. Tentu saja itu bukanlah hal yang aneh, bisa saja gadis itu bosan dengan makanan buatannya bukan?

Ya, tentu saja hal itu tidak aneh, kalau saja Wonwoo menghabiskan chicken yang ia pesan.

Tapi nyatanya tidak.

Gadis itu akhir-akhir ini selalu menyisakan makanannya dengan jumlah yang cukup banyak. Dan kemudian menyuruh Mingyu untuk menghabiskan sisanya.

Wonwoo bukanlah tipe yang membuang makanan, dan Mingyu tahu akan hal itu. Ketika Mingyu memasakkan untuknya, Wonwoo selalu menghabiskannya hingga bersih, seaneh apapun masakan yang dibuat Mingyu. Dan tentu saja selagi itu bukan seafood, Wonwoo tidak akan memilih-milih makanan.

Apalagi Wonwoo adalah tipe gadis dengan porsi makan yang besar. Mingyu ingat betul bagaimana wisata kulinernya tempo hari di gwanjang market itu. Wonwoo makan dengan lahap, bukan?

Jadi mengapa akhir-akhir ini gadis itu tidak menghabiskan makanannya? Apakah ia sakit? Apa maag nya kambuh lagi?

Dan, oh iya, Wonwoo tidak boleh makan chicken terus-terusan. Hal ini tidak baik untuk kesehatannya. Mingyu tidak mau gadis itu makin kerempeng.

Jadi mengapa Wonwoo selalu menolak ketika ia akan membuatkan sesuatu untuknya? Bukannya biasanya tidak pernah, ya? Atau masakannya sudah tidak enak lagi?

Mingyu mengurut kepalanya pelan. Ia sudah merasakan gelisah sejak tadi malam. Sejak gadis itu memasuki kamarnya tanpa berkata apapun kepadanya.

Wonwoo biasanya tidak begitu.

Wonwoo tidak pernah mengabaikannya seperti itu.

Mingyu tahu Wonwoo adalah gadis pendiam yang irit sekali bicara. Tapi ia tidak menyangka gadis itu benar-benar tidak akan berbicara padanya.

Apa Wonwoo-ssi marah padaku?

Ah, tentu saja Wonwoo pasti marah padanya. Setelah perkataan-perkataan pedas yang dikeluarkan dari mulut Mingyu selama ini, Wonwoo pasti sudah sampai di titik kesabarannya. Hahaha. Siapapun pasti kesal mendengar mulut cerewetnya, bukan?

Hanya saja Mingyu tidak bisa tidak memarahi Wonwoo. Entah kenapa rasanya ia begitu ingin mempedulikan gadis itu. Ia ingin gadis itu dapat hidup dengan baik, bukan dengan hidupnya yang sekarang ini.

Heol, lihat dirimu Kim Mingyu. Jeon Wonwoo bahkan bukan sepupu aslimu. Gadis itu hanya berkata asal kepada orang-orang bahwa ia sepupu-mu.

Dan kau tidak berhak mengatur gadis itu macam-macam.

Ya,

Tidak berhak.

"Mingyu-ya?" Mingyu mendengar seseorang memanggil namanya.

Ah, benar juga. Saat ini ia tengah berada di perpustakaan, mengerjakan tugas. Berdua dengan Xu Minghao, gadis yang belakangan ini dekat dengannya. Kenapa ia bisa lupa?

Ini karena Jeon Wonwoo sialan itu.

"Kenapa dari tadi diam? Kau baik-baik saja?" Tanyanya kemudian.

My Nasty Wonnie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang