Jeon Wonwoo melangkah gontai memasuki flatnya sepulang sekolah. Hari itu tidak ada pelajaran tambahan dan ia pulang lebih cepat dari biasanya. Tidak ada Mingyu di dalam sana. Lelaki itu barusan mengabari Wonwoo akan pulang terlambat.
Bertemu pacarnya, mungkin?
Wonwoo dengan lesu merebahkan diri di sofa depan tv. Seperti biasa tanpa mengganti terlebih dahulu baju seragamnya. Sejak perkataan Seungkwan tadi siang, Wonwoo menjadi tidak fokus dalam hal apapun. Gadis itu tidak memperhatikan ketika jam pelajaran, hampir menjatuhkan makan siangnya, juga hampir saja salah menaiki bus.
Wonwoo sudah berusaha fokus. Dengan seluruh kekuatannya ia berusaha melupakan apa yang ia dengar tadi siang, yang entah mengapa membayang-bayanginya sampai saat ini.
Namun sayangnya perkataan sahabatnya yang berwajah chubby itu, cukup menyita pikirannya. Ia tidak bisa melupakan perkataan Boo Seungkwan sekeras apapun ia berusaha mencoba.
Mingyu punya pacar?
Ah, tentu saja lelaki itu punya. Itu menjawab sikap Mingyu yang lebih kalem akhir-akhir ini. Tidak pernah lagi memarahinya, juga tidak lagi cerewet terhadapnya.
Hey, itu bagus bukan?
Tentu saja itu bagus. Hidup Wonwoo menjadi lebih tenang, tanpa ada yang mengatur-aturnya. Seperti kehidupan gadis itu sebelum-sebelumnya. Tentu saja itu menyenangkan, hidup dengan bebas.
Menyenangkan sih,
Tapi kenapa rasanya sakit?
Wonwoo berusaha tidak memikirkannya. Gadis itu kemudian mengambil remote tv lalu menyalakan kotak digital dihadapannya. Ia meraih cemilan yang ada di atas meja dan mulai memakannya satu persatu.
Dan entah kenapa rasanya jadi pahit di lidahnya.
Padahal Wonwoo yakin sekali ia membeli cemilan rasa keju. Dan Wonwoo tidak sedang dalam keadaan sakit sekarang. Jadi tidak ada alasan untuk lidahnya merasakan pahit.
Ia menghentikan acara makannya, berusaha memperhatikan acara tv di depannya.
Tapi kemudian wajah Mingyu dan Minghao yang muncul di depan matanya. Begitu terus, sampai ia tertidur.
•••
"Wonwoo-ssi? Jeon Wonwoo?"
Wonwoo merasa seseorang memanggil namanya dan mengguncangkan tubuhnya. Ia kemudian mengerjap-ngerjapkan matanya dan kemudian terbangun. Begitu gadis itu membuka mata, Kim Mingyu adalah orang pertama yang dilihatnya.
"Mingyu-ssi?" Ucap Wonwoo serak.
Matanya kemudian beralih melihat jam dinding diatasnya. Pukul delapan rupanya.
"Ckckck Jeon Wonwoo, aku sudah berulang kali memperingatimu untuk tidak tidur disini. Dan lagi-lagi kau tidak mendengarkanku. Aish, dan lihat baju seragammu itu." Mingyu berkata dengan nada mencibir.
Biasanya Wonwoo hanya akan diam saja dikatai Mingyu barusan. Tapi hari itu rasanya ia kesal sekali dan ingin membalas perkataan lelaki itu.
"Memangnya salahku apa, Mingyu-ssi? Ah, dan kau lupa sesuatu. Ini rumahku."
Wonwoo sengaja memberikan penekanan pada kata terakhir di kalimatnya. Ini agar Kim Mingyu di depannya itu tahu sampai batas mana ia boleh berbicara.
Dari balik matanya, Wonwoo dapat melihat Mingyu yang sedikit terkejut karena perkataannya barusan. Namun ia tahu lelaki itu berusaha mengabaikan kata-katanya dan kemudian mengalihkan pembicaraan.
"Kau belum makan, bukan? Kubuatkan kau sesuatu." Mingyu berkata sembari bersiap beranjak ke dapur.
"Ya, aku memang belum makan..." Jawab Wonwoo.
"Tapi aku akan menelpon delivery chicken langgananku." Lanjutnya.
•••
"Kau mau?"
Wonwoo menyodorkan Mingyu satu potong ayam ketika melihat Mingyu yang sedari tadi memperhatikannya makan. Mingyu tanpa ragu langsung mengambil potongan ayam yang dipegang Wonwoo dan memasukkannya ke mulutnya.
"Makasih." Katanya sambil menggigiti ayam itu pelan.
Wonwoo tidak berkata apapun dan melanjutkan makannya.
"Ah, ternyata ini enak ya. Pantas saja kau hobi sekali makan ini." Ujar Mingyu.
Wonwoo mengabaikan gumaman Mingyu barusan. Ia kini mengambil potongan ketiganya. Gadis itu terus memaksakan potongan-potongan ayam masuk ke mulutnya. Meski indera pengecapnya masih saja merasakan pahit sejak tadi sore.
Tring!
Wonwoo melihat hp Mingyu yang sedari tadi diletakkan di atas meja menyala. Memunculkan suatu notifikasi disertai nada yang pelan.
Pacarnya, mungkin?
Dengan tangannya yang tidak kotor, Mingyu meraih hpnya. Membukanya, dan terlihat memencet-mencet layarnya dengan satu tangan. Sejurus kemudian Wonwoo dapat melihat lelaki di sampingnya itu terkekeh pelan. Membuat taring drakula yang dimilikinya itu terlihat dengan jelas.
"Kudengar, kau punya pacar, Mingyu-ssi?"
Wonwoo baru saja membuka mulutnya, namun, sepersekian detik setelahnya ia merasa menyesal telah menanyakan hal tersebut kepada lelaki di sampingnya ini.
Sialan. Mulutnya berkata begitu saja. Sama sekali tidak sesuai dengan perintah dari otaknya.
"Maksudmu, Hao-ya?" Mingyu di sampingnya balik bertanya dengan pelan. Wajahnya terlihat datar seperti tidak ada apa-apa.
Tentu saja tidak akan ada apa-apa. Memangnya Wonwoo berharap apa?
Dan, lihatlah, bagaimana Mingyu memanggil Minghao dengan sebutan Hao-ya. Ia bahkan masih memanggil dirinya dengan sebutan Wonwoo-ssi.
Ah, Wonwoo benar-benar menggali kuburannya sendiri. Karena dadanya terasa sakit setelah menanyakan hal itu. Inilah mengapa ia menyesal mengatakan hal itu barusan. Gadis itu tahu ia tidak akan sanggup mendengar jawaban dari Kim Mingyu di sampingnya itu.
Ya, tidak sanggup.
"Aku dan Hao-ya hanya berteman. Kami tidak pacaran..."
"Ah, mungkin belum." Mingyu menaikkan bibirnya sekilas.
Mingyu tersenyum.
Lelaki cerewet yang sehari-hari memarahinya itu kini tersenyum.
Oh, ya, sudah pasti ia akan tersenyum. Minghao gadis ceria dan baik. Tidak seperti dirinya yang jorok, datar dan pemalas. Haha. Tentu saja Kim Mingyu tidak akan pernah tersenyum untuknya.
Hey, kenapa sedari tadi ia membandingkan dirinya dengan Minghao itu?
Ini sebuah kesalahan. Ada apa dengan dirinya? Apa penyakit yang dideritanya cukup parah? Apa ini menyangkut kejiwaannya?
Wonwoo berniat akan mencari tahu saja besok.
Yah, itupun kalau ia masih memiliki tenaga untuk itu. Karena rasanya, ia benar-benar lemas sekarang.
Wonwoo berhenti memakan ayam ketiganya. Ia beranjak bangun dari sofa. Menyisakan potongan ayam yang masih tersisa banyak.
"Mingyu-ssi, rasanya aku sudah kenyang. Kau makan saja bagianku..."
Ia melangkah menuju kamarnya. Meninggalkan Mingyu sendirian di sofa.
"Ah, atau kau mungkin bisa membuangnya kalau kau tidak mau?" Lanjutnya, sebelum menghilang dibalik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Nasty Wonnie ✔
FanfictionJeon Wonwoo, gadis pemalas yang jorok tiba-tiba harus tinggal dengan Kim Mingyu yang gila kebersihan. "Tapi eomma, aku ini cewek. Mana boleh aku tinggal berduaan dengan lelaki..." "Ini demi kebaikan kamu sayang, lagipula Mingyu tidak akan berbuat m...