11 : Korban Ketujuh

465 42 2
                                    

Tangan Gina bergerak keras menyentuh pipi Elly.

Tapi sebelumnya seseorang menahan tangan itu.

What? Orang itu ingin mencari gara-gara? Tapi siapa ya?

•••

"Jangan menyentuh pipinya, kalau kau tidak ingin terkena masalah." Suara itu masuk ke dalam indera pendengaranku. Suara yang dingin dan datar.

Aku mengangkat wajahku, seorang laki-laki berdiri di hadapan Elly. Wajahnya bisa dibilang cukup tampan, tapi kok sepertinya aku tidak pernah melihatnya?

Gina menatap laki-laki itu dengan tajam, "Kau siapa berani ikut campur urusanku? Oh kau ingin mencari masalah?"

"Sepertinya kau yang mencari masalah, kau yang mencari musuh. Dan kau salah memilih musuh," desis laki-laki itu dingin.

"Oh iya? Sepertinya mereka kan salah memilih musuh," tukas Gina.

Teman yang berdiri di belakang Gina hanya diam. Apa mungkin dia juga lelah memiliki teman seperti ini? Kasihan, oh kasihan, aduh kasihan.

Aku melirik Elly yang menyeringai seram. Aku bergidik ngeri melihatnya, ia tampak seperti monster jika sedang menyeringai. Sepertinya setiap orang akan beranggapan sama sepertiku kelika melihat Elly.

Laki-laki yang tidak kuketahui namanya kemudian berlalu dari hadapan kami, meninggalkan Aku, Elly, dan dua gadis jadi-jadian.

Aku mengernyit melihat tingkah laku aneh yang dimiliki laki-laki itu.

Gina dan temannya meninggalkan kami, Gina mengehentak-hentakkan kakinya sambil melangkah, lah? Sifatnya tidak jelas sekali sih.

Aku dan Elly saling bertatapan sehabis itu memberi kode satu sama lain. Setelah itu kami langsung mengejar laki-laki yang tadi.

Aku merasa ada yang aneh dengan laki-laki itu.

"Hei tunggu!" teriak Elly disampingku. Laki-laki itu menghentikan langkahnya kemudian membalikkan tubuh kebelakang sehingga menatap kami.

Tatapannya tajam, wajahnya datar, seram. Ia mengangkat salah satu alisnya, menandakan kalau ia bertanya, "Apa?"

"Kau siapa?" tanya Elly.

Laki-laki itu tersenyum tipis, "Aku?Aku murid baru di sini."

Aku menggeleng, "Maksudnya kau siapa sehingga bisa tahu kalau mereka salah mencari musuh, berarti secara tidak langsung kau tau kalau kami telah...." Aku menjeda ucapanku.

"Oh, aku? Aku seseorang."

Aku memutar bola mata malas. Iyala, aku malas dengan orang yang sok misterius gitu. Siapa tau dia read mind (bisa baca pikiran orang)

"Iya aku memang bisa, dan tidak usah merutukiku seperti itu," ucapnya tiba-tiba. Aku membelakkan mataku, hah? Aku perasaan belum bicara kalau dia bisa read mind. Berarti benar dugaanku.

Ah sepertinya aku dan Elly harus lebih berhati-hati sama laki-laki ini. Dia seperti? Mencurigakan, tapi mempunyai daya tarik yang besar.

Ia mengjulurkan tangannya, "Namaku Alfaneth Johnson, panggil saja Al."

Aku membalas uluran tangannya, "Aku Jena, terserah kau ingin memanggil apa saja."

Girl Behind The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang