16 tahun kemudian,
"Sudah selesai!" Aku memakaikan selimut untuk anakku.
Anakku yang masih berumur sebelas tahun itu bertepuk tangan setelah aku menyelesaikan cerita yang kubaca di novel yang berhasil kuterbitkan dengan cerita kehidupan nyataku.
"Wah, lalu? Mereka berdua berakhir bahagia?" tanya anakku.
Aku mengangguk semangat, "Yap, dan sekarang mereka sudah memilik anak."
"Keren. Saat besar nanti, aku ingin memiliki pasangan hidup seperti laki-laki itu. Aku penasaran, apakah laki-laki itu tampan atau tidak?"
Aku terkekeh, mencubit hidung anakku.
"Tentu saja tampan."
"Lebih baik, kau tidur, ini sudah malam. Besok kan hari pertama sekolah setelah liburan panjang, kau ingin telat memangnya?" lanjutku.
Anakku--Jessie-- menggeleng, "Tentu saja tidak, aku tidak mau dihukum."
"Iya sudah, sekarang kau tidur. Selamat malam, jangan lupa berdoa."
"Selamat malam juga, Mom! Aku pasti akan berdoa, tidak lupa meminta jodoh seperti laki-laki di cerita itu, hihi."
Aku hanya menggelengkan kepala maklum.
Anakku memang tidak tahu kalau itu cerita berasal dari kehidupan nyataku.
Ah, lebih baik aku tidur.
Aku membuka pintu kamar, mendapati Al yang sedang sibuk dengan laptopnya, juga berkas-berkas kantor entah apalah itu, aku tidak mengerti.
"Kau sudah makan?" tanyaku pada Al.
Suamiku itu menoleh, "Udah."
Aku tersenyum.
"Jessie sudah tidur?" tanya Al.
Aku menjawabnya dengan anggukan.
"Pekerjaan kau masih banyak? Sudah hampir tengah malam."
"Tidak, kok. Hanya sisa sedikit."
"Baiklah."
"Oh, aku lupa untuk bilang sesuatu," ucap Al.
"Apa?" tanyaku.
Al beranjak dari kasur, ia berjalan menuju laci meja dekat kasur, kemudian mengambil sesuatu dari dalamnya.
"Aku menemukan ini di depan pagar rumah kita."
Aku mengambil surat yang disodorkan Al.
"Tapi belum sempat kubuka," lanjutnya.
Aku memandang surat di tanganku dengan tampang serius.
Dear Jena.
Aku membuka surat itu, menampilkan satu lembar kertas dengan tulisan yang cukup rapi.
Aku kembali. Bukan hanya untuk membalas dendam saja, tetapi untuk menghancurkan semuanya juga. Welcome in nightmare Jena. Sudah kubilang, permainan ini belum selesai, dan tidak akan pernah selesai, sebelum kau mati ditanganku perlahan tapi pasti.
-E
Deg.
Sudah kuduga, dia akan kembali.
Al yang juga ikut membaca tulisan itu menoleh bersamaan denganku.
"Al.. Bagaimana ini?"
"Tenang saja, aku akan melindungi kau dan Jessie. Aku tidak akan pernah membiarkan kalian tersakiti sedikitpun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Behind The Mask
Mistero / Thriller[complete] Aku. Si gadis yang selalu ditindas. Tidak pernah dianggap. Selalu diabaikan. Dianggap sampah. Aku dulu selalu terdiam. Namun, kini aku telah berubah. Semua akan terbalaskan. Sesuai yang mereka lakukan kepadaku. Jika kamu melakukan yang sa...