"Jena!" Aku menghentikan langkahku ketika mendapati Elly sedang berjalan menujuku.
"Kau tahu, berita tentang hilangnya Rena sudah tersebar luas."
Aku membulatkan bibirku, "Cepat sekali."
Elly langsung mengangguk setuju.
Ini sudah jam istirahat, kami berjalan berdampingan menuju taman belakang, seperti biasa kami akan mendapati hinaan dan celaan.
Kami duduk di bawah pohon beringin yang rindang itu sesekali mengobrol.
Saat sedang asyik mengobrol, Al tiba-tiba menghampiri kami.
Akan kutebak pasti dia akan menanyakan soal--
"Kalian yang membunuh Rena ya?" tebaknya tiba-tiba.
Tuhkan apa kubilang pasti dia akan menanyakan soal ini.
Aku dan Elly sama-sama saling terdiam tanpa berminat menjawab pertanyaan Al.
Aku bisa melihat Al menghela nafasnya.
"Aku sudah pernah bilang ke kalian kan, untuk apa kalian membunuh mereka. Tidak ada untungnya untuk kalian."
Aku dan Elly masih sama-sama terdiam.
"Coba kalian pikirkan orang tua mereka yang khawatir ketika mengetahui anaknya hilang dan ternyata terbunuh. Sebanyak apakah dendam kalian pada mereka?"
Aku tertegun, benar juga kata Al. Kok abis bisa tidak kepikiran sampai sana ya.
Stop Jena! Pikirkan mereka itu jahat padamu. Mereka selalu menindasmu, mereka tidak pernah peduli tentang kondisi hatimu.
"Untuk apa aku memikirkan orang tua mereka? Anak mereka juga tidak memikirkan kondisi hati kami kan yang terluka karena ucapan mereka," ucapku.
Elly mengangguki ucapanku.
"Semua orang punya salah, mereka juga punya salah. Masa kalian membunuh mereka hanya karena masalah sepele soal itu, kalian tidak memikirkan keluarganya, orang-orang terdekatnya?"
Rahang Elly mengeras, matanya tiba-tiba berubah tajam, ia menatap Al sinis, "Kau tidak usah banyak bicara kalau hanya ingin membela mereka, kau tidak memikirkan hati kami yang sakit karena ucapan mereka? Kau tuh tidak pernah tahu isi hati kamu, jangan bisanya hanya menasehati kalau faktanya kau tak tahu apa-apa! Kalau kau bisa membaca pikiran manusia belum tentu kau tahu apa isi hati kami!" bentak Elly.
Woah, seramnya.
Al hanya tersenyum tipis, "Terserah kalian ingin mendengar ucapanku atau tidak."
Setelah mengatakan itu ia berdiri dari duduknya kemudian pergi meninggalkan kami berdua yang masih termenung dengan ucapannya.
"Jena," panggil Elly setelah beberapa menit kami saling berdiam diri.
"Aku ingin mengatakan sesuatu, tapi kau harus berjanji untuk menjaga rahasia ini ya?" katanya.
Aku mengernyit heran, maksudnya apa?
Aku mengangguk, "Katakan saja, aku kan sahabatmu."
Ia mengangguk juga, "Aduh tapi bagaimana ya aku malu."
Bisa malu juga dia? Hehe.
"Kau bisa malu ya hehe, katakan cepan aku penasaran," desakku.
"Jadi..."
Aku memutar bola mata malas, "Lama sekali sih bicaranya."
"Ah, jadi aku suka sama.."
Lama sekali, jadi kesal kan.
"Sama siapa astaga?"
"Aku suka sama Al," ucapnya cepat.
"Hah?"
"Aku suka sama Al."
Entah kenapa setelah ia menyatakan itu aku merasa ada yang ganjal dengan hatiku, apa aku cemburu?
Tidak-tidak mungkin, aku tidak mungkin cemburu, dia sahabatku. Aku tidak boleh cemburu!
•••
Ashley POV
Setelah dikabarkan Rena menghilang, aku dan teman-temanku yang lainnya sangat sedih karena sahabat kami hilang.
Apakah ini karena surat dan kertas angka itu? Tapi tidak mungkin.
Siapa yang melakukan ini semua? Teganya mereka.
Sahabat kami tidak mungkin hilang begitu saja tanpa alasan, pasti ini ada hubungannya dengan murid-murid sebelumnya yang hilang.
Apa mereka semua dibunuh termasuk Rena? Tapi dengan siapa?
Aku tidak bisa memastikan, yang bisa aku lakukan hanyalah berhati-hati.
Rena mendapatkan nomor satu kemudian dia menghilang pertama, kemudian aku yang kedua berarti setelah ini aku.
•••
Al POV
Aku melangkahkan kakiku meninggalkan taman menuju kelasku. Aku akan melanjutkan makan di kelas.
Aku benar-benar tidak mengerti dengan ini semua, untuk apa mereka membuang tenaga hanya untuk membalas dendam dengan cara seperti itu sih? Hanya orang bodoh yang melakukan hal seperti itu.
Aku tidak pernah menyangka saja, mereka yang dibilang murid culun dan seperti itu ternyata seorang pembunuh?
Semua orang juga tidak akan menyangka, gadis polos berwajah lugu itu seorang psikopat.
Pernah aku ingin melaporkan hal ini ke polisi, tapi aku tahu jika aku melaporkan maka aku akan masuk ke
dalam masalah paling besar dihidupku.Mereka punya seribu satu cara untuk melarikan diri dari masalah. Mereka pembunuh handal, sedangkan aku? Bukan apa-apa.
Oh iya akupun masih bingung lagi pula dengan hatiku, kenapa setiap berada di dekat Jena, hatimu seperti tersetrum listrik?
Aku tidak mengerti dengan perasaan ini, tidak mungkin kan aku jatuh cinta pada seorang pembunuh?
•••
Hai updatenya segini aja ya, 700 words aja😂 hehehe. Lagipula ini part gaje banget, nextnya korban ke.... Keberapa lah gatau udah lupa heheeee. Pokoknya Ashley aja yang bakal mati.
Makasih 700+ readersnya :v jangan lupa tinggalkan jejak yah.
Lumayan olahraga jantung hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Behind The Mask
Mystère / Thriller[complete] Aku. Si gadis yang selalu ditindas. Tidak pernah dianggap. Selalu diabaikan. Dianggap sampah. Aku dulu selalu terdiam. Namun, kini aku telah berubah. Semua akan terbalaskan. Sesuai yang mereka lakukan kepadaku. Jika kamu melakukan yang sa...