12 : Penindasan Berujung Pembalasan

406 41 2
                                    

"Kau tahu tidak, Gina menghilang tanpa jejak," bisik seorang perempuan yang hobinya menggosip.

Aku yang kebetulan sedang berjalan di sekitar itu mendengar kemudian terkekeh pelan.

Walaupun itu bisikan tentu saja aku bisa mendengar, indera pendengaranku tajam terlebih bisikan itu tidak tampak seperti sebuah bisikan.

Hari ini Elly kembali tidak masuk, katanya Elly dimarahi ibunya karena pulang ke rumah malam hari.

"Eh itu si freak girl ngepain ketawa-ketawa coba. Aneh banget sih!" bisik penggosip yang lain.

Semua bisikan mereka dapat aku dengar, sepertinya itu bukan hal yang menganehkan.

"Iya, dengar-dengar belakang ini gadis-gadis yang bisa dimasuki kedalam katagori penindas tiba-tiba menghilang tanpa ada yang pernah menemukkannya."

"Kau serius? Ini aneh sekali yah, apa kebetulan atau bagaimana?"

"Ini memang menjadi satu misteri mungkin, hampir setiap hari pasti ada murid sekolah ini yang menghilang."

"Mungkin diculik lalu dibunuh?" tebak seorang gadis yang langsung ku angguki dalam hati.

"Sudahlah aku jadi merinding."

Aku terkekeh lagi kemudian berjalan sendiri tanpa didampingi oleh Elly.

Di tengah perjalanan menuju kantin, aku melihat Al yang sedang berjalan ke arahku.

Aku tersenyum melihat Al begitu juga dengan Al.

"Teman kau kemana?" tanya Al.

"Elly tidak masuk, ia dimarahi ibunya kemudian tidak diperbolehkan keluar rumah."

Al membulatkan bibirnya, "Ooh yasudah aku duluan ya," kata Al. Aku mengangguk kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

Saat sudah dekat dengan kantin, sekelompok perempuan menghalangi langkahku.

Aku terdiam di tempat, kenapa sih setiap ada manusia penindas yang kubunuh selalu ada lagi.

Kenapa penindas di dunia ini selalu bertambah ah, kenapa bukan kanibal atau pembunuh yang bertambah juga.

Aku menghela nafas.

"Hei! Cewek freak mau kemana kau? Mana temanmu?" kata seorang perempuan dengan gaya belagunya yang berdiri paling depan, Rena.

Aku diam saja, malas menjawab.

"Mungkin temannya meninggalkannya karena malu hahaha, akupun malu mempunyai teman sepertinya," ucap perempuan di belakangnya yang mempunyai rambut hitam pekat dan kulis sawo matang. Kalau tidak salah namanya Ashley.

"HAHA!" sontak dua perempuan yang lainnya tertawa lebar.

Aku menatap mereka dengan wajah datar tanpa menjawab pertanyaan mereka satupun.

Sabar Jena, kau bisa membalas mereka tenang saja.

"Kau itu bisu ya? Sudah aneh, culun, kutu buku, bisu lagi, oh ya tambahan kau gadis miskin. Tidak ada yang hebat dari dirinya lalu kenapa Al mau mengobrol dengannya yah, hihi." Kalau ucapan pedas ini berasal dari Ara, aku mengetahuinya karena dulu ia sempat bergabung dengan geng Freya kemudian keluar.

Ternyata bergabung dengan kelompok ini toh, kukira ia tobat.

"Al buta sepertinya haha," ucap Vee, dia tidak terlalu banyak tingkah, lebih banyak diam. Dan omongannya singkat seperti saat ini.

"Maaf aku ingin lewat, aku tidak keburu makan nanti," ucapku memberanikan diri. Aku memang berani dari awal sih tapi aku tidak ingin berlaku yang bisa membuat mereka curiga denganku.

Girl Behind The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang