13 : Teror

226 31 0
                                    

Setelah aku menceritakan kejadian tadi di sekolah secara detail, Elly menggeram kesal sambil merutuki para penindas itu.

"Awas aja sampai aku ketemu dengan mereka akan kuhabisi mereka, harusnya tadi tuh aku sekolah kemudian melindungi kau dari mereka!"

Aku terkekeh sambil mengusap bahunya, "Sudahlah kau ini berlebihan. Lagi pula kan kita bisa membalas dendam sabar saja."

"Iya aku kesal saja!"

"Perasaan aku yang ditindas kenapa kamu yang marah-marah begini," ucapku disertai kekehan.

Elly menyengir, "Iya yah. Eh aku punya ide."

Aku mengernyitkan dahiku, "Apa?"

Elly mendekatkan bibirnya ke telingaku, "Jadi, kita akan meneror mereka bereempat terlebih dahulu, kita biarkan mereka merasa terancam dengan posisi mereka saat ini. Lalu setelah itu kita berdua akan membunuh mereka satu per-satu untuk membalas semua perlakuannya, bagaimana?"

"Hem boleh juga, tapi seperti apa menerornya?" tanyaku bingung.

"Setiap hari kita akan menaruh sesuatu yang aneh di loker atau laci mereka, beserta dengan nomor urutan kematian mereka."

Aku mengangguk mengerti, "Boleh, kapan kita akan memulainya? Sepertinya bisa lebih cepat, karena mereka sekelas dengan kita. Maka dari itu proses peneroran ini akan berlangsung lancar!" ucapku.

"Okey! Aku tidak sabar ah!" kata Elly bersemangat.

Welcome to the hell Rena, Ara, Ashley, and Vee. Kalian salah mencari musuh.

•••

Esoknya, aku dan Elly sudah siap menjalankan peneroran ini.

Kami datang ke sekolah satu setengah jam sebelum bel berbunyi, bahkan sebelum gerbang sekolah dibuka.

Jadi kami mengharuskan diri kami untuk naik pagar, nekat hehe. Demi kelancaran rencana kami.

Setelah itu kami mengecek situasi, kami berkeliling sekolah untuk memastikan tidak ada murid atau guru atau petugas. Cctv pun kami putuskan listriknya.

Aku dan Elly berjalan dalam diam menuju loker kelas kami.

"Kau masukkan suratnya ke loker Rena dan Ashley, aku Vee dan Ara," suruh Elly yang langsung aku angguki.

Aku memasukan surat-surat yang dihias dengan noda darah ke dalam loker mereka masing-masing.

Setelah selesai, aku dan Elly melaksanakan rencana ke-dua, memasukkan nomor-nomor misterius ke dalam laci mereka masing-masing.

Jadi nomor itu adalah nomor urutan kematian mereka. Kami memutuskan yang pertama terbunuh adalah Rena, kemudian kedua adalah Ashley, ketiga adalah Ara, dan terakhir adalah Vee.

Kami segera keluar dari kelas sebelum tertahuan, karena sebentar lagi pasti sudah banyak murid yang berdatangan.

•••

Author POV

Vee mengernyit ketika mendapati sebuah surat misterius di lokernya, ia membuka surat tersebut lalu membacanya.

Dear Vee, surat ini memberitahukan kepada kau dan teman-temanmu agar lebih berhati-hati karena sebentar lagi kalian akan merasakan bebas dari dunia yang kejam ini berganti dengan dunia yang baru. Aku peringatkan kepadamu agar lebih cerdik dalam bertindak gadis manis.

Girl Behind The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang