Saya update lagi. agak cepet kan dari biasanya? yah begini lah saya pengen cepet-cepet nyelesain cerita ini. Btw liburan nya si Clarissa sama keluarganya ini ngambil sedikit dari pengalaman author. :D dan terima kasih untuk para pembaca setia dan para voter ya..cerita ini bisa berlanjut karena kalian. enjoy. semoga kalian suka part ini
Aku tak percaya ini. Aku sekarang sedang berada di sebuah pesawat komersial kelas business bersama keluarga ku dan keluarga Raffa. Kami akan berlibur ke Hong Kong. Walaupun aku sudah pergi ke Eropa dan negara sekitar Amerika, aku belum pernah ke Hong Kong sebelumnya. Mungkin Hong Kong tidak jauh beda dengan Singapore namun aku masih belum tahu tentang negara ini. Sedikit yang aku tahu dari negara ini adalah surganya belanja. Dan fatalnya aku tidak begitu suka berbelanja. Kata kedua orang tua ku, mereka memutuskan untuk berlibur di negara itu karena mereka juga akan menemui klien penting di sana jadi ya sekalian.
“Excuse me Miss, would you like something to eat?” aku mendongak mendapati seorang pramugari cantik tersenyum kepadaku
“Nope, just apple juice please”
Pramugari itu mengambilkan jus yang kupesan lalu memberikannya padaku. Aku meminum nya sesekali sambil menonton film di monitor di depan ku.
Tiba-tiba Raffa muncul dari bilik sebelahku “Hai sayang?”
‘Sabar Cla. Ini semua demi wasiat Bian’gumam hatiku
Aku tersenyum paksa “Apa?”
“Senyum yang tulus dong sama calon tunangan.”
Aku menghela nafas “Ngapain sih loe, gue mau tidur” kataku lalu memasang headset kemudian menyalakan I-Pod ku. Lebih baik aku tidur dari pada harus adu mulut dengan Raffa. Aku memejamkan mata untuk menetralkan semua pikiran yang membuat ku pusing. Aku memang sudah menerima perjodohan ini namun aku masih belum menerima dia sepenuhnya dan aku masih harus bersabar atas semua sikapnya itu. Mungkin sikap flamboyan nya itu bisa jadi hal baik nantinya. Hal itu memudahkan ku untuk jatuh cinta padanya. Tapi tetap saja dalam kamus ku aku tidak pernah mencantumkan kata Playboy dalam pria idaman ku. Aku memutuskan mengakhiri perdebatan di pikiran ku untuk tidur dan memasuki alam mimpi.
***
“Sa bangun udah sampe” terdengar suara yang familiar mengoncang-goncang tubuh ku
Aku mengerjap ketika mendengar suara itu. Aku melihat kak Dennis sudah berdiri di depan ku. Aku juga melihat orang-orang sudah mengantri untuk keluar dari kabin. Aku mengangguk lemah lalu mengikuti kakak ku ini keluar dari pesawat. Aku hanya berjalan berdua dengan Kak Dennis. Aku tidak melihat para orang tua dan Raffa. Dan aku yakin mereka sudah duluan.
Akhirnya aku sampai di bagian pengambilan bagasi sambil sesekali menguap malas. Aku melihat red luggage ku dari kejauhan. Belum sempat aku menyentuhnya, sebuah tangan besar sudah mengambilnya. Aku mendongak melihat siapa yang mengambil luggage ku ini.
“Biar gue bawain aja” kata Raffa lalu tersenyum ala playboynya
Aku mengangguk mengiyakan. Akhir-akhir ini aku memang sering hanya menganggukan kepala. Aku bukan dalam mood untuk bertengkar dan berdebat. Aku berjalan di belakang nya ketika tiba-tiba bahu ku di rangkul oleh kak Dennis.
“Dia baik tuh kayaknya. Gak salah deh kayaknya Mommy dan Daddy jodohin kamu sama dia”
Aku tersenyum mendengarnya” Iya kak, kadang aja sikapnya nyebelin abis. Apalagi sifat playboynya”
“Kamu cemburu ya?” aku mendelik ke arah kak Dennis yang sedang tertawa terbahak-bahak
Aku lalu melepas rangkulannya lalu berjalan mendahuluinya seraya menghentak-hentakkan kakiku. Aku masih bisa mendengar tawanya ketika aku menjauh. Aku melihat Mommy dan Daddy bersama Om Richard dan Tante Marta sedang di depan berdiri menuggui kami. mereka terlihat antusias melihat kami sudah datang. Akhirnya kami keluar dari bandara ketika melihat tiga mobil mewah sudah menunggu kami. Salah satu sopirnya membawa kertas bertuliskan nama belakang keluarga Raffa. Dan kalian tahu tidak aku di tempatkan satu mobil dengan Raffa berdua. BERDUA. Oh my god ini pasti ulah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Will Never Change
Teen FictionClarissa Forleria Wilson seorang gadis SMA yang sedang masa pemulihan trauma akibat sebuah kecelakaan yang menewaskan kekasihnya akhirnya dipindahkan orang tuanya ke Indonesia. Clarissa tidak tahu dibalik kepindahannya itu ada rencana yang disembuny...