They Know It

20.4K 839 0
                                    


Ini dia part yang kalian tunggu. *kepedean gila. Saya mau ucapin terima kasih untuk nurgusni, Riaa_Raiye, elcivika, Michelle_Elle, kikymokoginta11, endofthesky, khairunisananda, munanadifa, lauratabita, sitikania, MemeySweet, tiyanirahma_,FiaPermata yang telah membuat cerita ini berlanjut. Enjoy :)

 

Aku memandang padang ilalang di sekeliling ku. Aku mencari-cari celah untuk keluar dari rumput ilalang ini. Rumput ilalang ini terlalu tinggi sehingga menutupi jarak pandangan ku. Aku berusaha melangkah menembus lebatnya padang ini. Baru beberapa langkah aku menemukan sesosok pria berdiri membelakangi ku sibuk dengan ilalang di depannya. Aku melangkah mendekatinya karena aku tahu dia menungguku.

Aku tersenyum “ Hai “ sapaku padanya.

Dia memandang kearah ku lalu sedetik kemudian dia tersenyum mengetahui kedatangan ku. tanpa berkata apapun  dia merengkuh ku dalam pelukannya. Aku merasa utuh dan nyaman serta bahagia merasakan pelukannya

“Ngapain kita di sini?” tanyaku di sela-sela pelukannya

Dia terkekeh lalu mengecup puncak kepalaku “Kita kan mau piknik” aku mendongak mengerutkan keningku bingung. “Kita kan bisa ke taman, kenapa harus jauh-jauh kesini. Di padang ilalang pula?”

Dia melepaskan pelukannya padaku lalu menangkup wajahku dan menatap mata ku “ Well aku ingin kamu mengingat aku karena aku berbeda”

“I will always love you in different way”  aku merasakan bibirnya di bibirku lembut lalu sedetik kemudian hatiku mendadak merasakan kosong. Aku membuka mata dan dia tersenyum. Pelan-pelan dia melepaskan ku” Bian please don’t”aku merasakan air mata deras mengalir.

Seakan dia penopang ku, tubuhku lemas melihatnya pergi di terpa angin menjadi abu. Tangan ku berusaha menggapai angin namun aku ambruk menahan berat tubuhku.

“BIAAAN” dan semuanya menggelap

Aku langsung terduduk merasakan seseorang menguncang-guncangkan tubuhku. Aku merasakan seluruh badan ku basah karena keringat. Mata ku meliar meneliti sekeliling ku. Aku masih di kamarku, aku sadar ketika seseorang memanggil ku.

“Sasa kamu mimpi buruk lagi?”tanya Kak Dennis

Tanpa menjawab pertanyaan Kak Dennis sedetik kemudian aku menangis di pelukannya. Aku bingung kenapa setelah aku ke Indonesia mimpi-mimpi itu sering datang. Aku bahkan tidak ingat sudah berapa mimpi itu datang. Bukan, itu bukan mimpi. Itu semua adalah potongan kenangan ku dengan Bian. Kurasakan tangan Kak Dennis mengusap rambutku dengan lembut. Aku sedikit merasa tenang karena pelukannya.

“Tenang ada Kakak. Kamu tidur lagi ya, masih jam 1 malam Sa.” ucap Kak Dennis lalu merebahkan ku

‘Sejujurnya aku lebih butuh Bian.’

“Kak temeni  aku takut.”

Kak Dennis lalu merebahkan dirinya di samping ku. Ku tenggelamkan kepala ku di dadanya yang bidang dan hangat. Aku mencoba tidur, sementara Kak Dennis sibuk menyanyikan lagu selamat tidur dan mengusap kepala ku. Aku memejamkan mata dan akhirnya terlelap.

***

Aku terbangun mendapati Kak Dennis sudah tidak berada di sampingku. Bahkan aku juga tidak lagi bermimpi Bian pada tidur kedua ku. Aku melangkah menuju kamar mandi ku untuk melakukan ritual pagi. Entahlah aku tidak tahu ini jam berapa namun kulihat tadi matahari sudah membumbung menyinari kamar ku. Hari ini aku ada janji dengan ketiga sahabat ku membahas liburan ku dengan Raffa. Tepat sehari setelah aku pulang dari Hong Kong mereka menagih janji ku. Aku bahkan sampai heran mengapa mereka tidak melupakannya. Dan ini hari yang kujanjikan kepada mereka. 2 hari setelah kepulangan ku. selama 2 hari itu pula aku berdiam diri di rumah untuk sekedar menonton film atau berenang.

My Love Will Never ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang