“Cla ngapain nglamun terus sih?”
Aku berbalik lalu mengeluarkkan senyum terbaikku “Gak papa kok.”
“Halah nglamunin Raffa yang udah 3 hari gak ketemu” aku langsung memelototi April
“Gak ngehubungi lagi” ucapnya lagi
Padahal aku sudah memberitahunya agar tutup mulut. Dasar April
“Oh My God, Clarissa kita ternyata sedang jatuh cinta” ucap Dhita
Aku mendengus lalu beranjak dari balkon menuju tempat tidur Megan. Aku menyandarkkan kepalaku pada Bed Head Board. Kami berempat sedang berkumpul di rumah Megan untuk membahas tentang Prom nite besuk lusa. Bahkan pikiran ku entah pergi kemana. Seperti kata April, 3 hari ini aku belum bertemu dengan Raffa. Dia pun tidak menghubungi ku. Sebenarnya ini aneh mengingat 3 hari yang lalu dia menyatakan cintanya padaku.
“Hubungi duluan aja Cla” usul Megan yang entah sejak kapan telah duduk di samping ku
Aku menggelengkan kepalaku lemah. Mau di taruh mana mukaku kalau aku menghubunginya dulu.
“Yah gengsinya kumat” ucap April
“Ah gimana kalau kita jalan-jalan ke mall, gue males nih” ucapku mencoba mengalihkan pembicaraan
“Sekalian beli gaun aja” ucap Apri
Kami bertiga hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan April. Aku yakin dia sudah punya banyak gaun dirumahnya.
“Oke, ayo berangkat.”
***
“Tadi gaunnya bagus ya” ucap April
Aku hanya menghela nafas lalu menyeruput jus apel ku.
“Dasar loe, liat kantong belanjaan loe udah sekarung gitu” ucap Megan
Tadi kami habis belanja gaun di sebuah butik terkenal di mall ini. Well aku dapat satu gaun, dan menurut itu sama sekali bukan tipe ku. Aku di paksa oleh sahabat-sahabat ku ini untuk membeli gaun ini. menyebalkan.
“Tapi kan...”
Aku sudah tidak mendengarkan suara April ketika pandangan ku teralihkan pada dua sosok manusia yang sedang mengobrol di restoran sama tempat kami makan. Jaraknya memang jauh dari tempat kami namun dengan mudahnya aku bisa mengenalinya. Si pria tertawa bersama dengan si gadis di depannya. Aku bisa dengan jelas melihat mereka berdua dari samping. Mereka kelihatan akrab. Raffa dan Vinna. Sedang apa mereka berdua di sini? Oke salah ku bertanya. Tentu saja mereka makan. Tapi berdua?
“Ayo kita pergi, buruan” ucapku pada mereka bertiga
Mereka menghentikan kegiatan mereka masing-masing lalu menatapku bingung “Udah buruan, gue kebelet nih” ucapku berdusta
Kutarik tangan Megan dan April karena tangan ku tidak cukup untuk menarik Dhita. Mereka bertiga berjalan bersama ku walaupun masih dengan pandangan bingung. Aku masih diam, pikiran ku kacau.
“Ada apa sih Cla?” ucap Megan ketika sampai di parkiran
Aku menggeleng sambil menahan air mata yang mendesak. Mereka diam. Tiba-tiba Megan memelukku. Air mata ku tumpah. Aku menangis di pelukannya. Kenapa Raffa tega? Apa dia masih mencintai Vinna? Lalu bagaimana dengan Mas Deo dan....aku?Aku segera melepaskan pelukanku lalu mengusap air mata ku.
“Ayo” ucap ku serak
Mereka menggangguk lalu masuk mobil Megan. Aku duduk di kursi penumpang sembari melihat pemandangan luar dari kaca. Aku tak menyangka semua ini seperti ini. Raffa pergi berdua dengan Vinna sementara aku tidak di hubungi selama 3 hari ini. Rasanya dada ku sesak mengingat itu. Apa mereka berdua kencan? Lalu apa artinya pernyataan cinta Raffa kemarin? Pertanyaan demi pertanyaan terlontar di pikiran ku. Tapi tak satu pun terjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Will Never Change
Ficção AdolescenteClarissa Forleria Wilson seorang gadis SMA yang sedang masa pemulihan trauma akibat sebuah kecelakaan yang menewaskan kekasihnya akhirnya dipindahkan orang tuanya ke Indonesia. Clarissa tidak tahu dibalik kepindahannya itu ada rencana yang disembuny...