Tadaaa saya balik lagi semua. terimakasih ntuk semua yang udah vote atau komen di cerita ini. itu bikin semangat tersendiri bagi saya untuk melanjutkan novel ini. Enjoy...:*
“Hei ini gue” ucap orang yang sangat aku kenal suaranya
Aku berusaha mendongak dan melihat nya. Aku kaget melihat dia. Dia yang yang membuat hari ku akhir-akhir ini suram. Dia Raffa. Aku berusaha membuka mulut ku namun aku baru sadar mulut ku masih di bekap nya lalu aku menggigitnya. Dia langsung mengibas-ngibas tangannya
Dia memegangi tangannya bekas gigitan ku “Gila loe sadis banget sih”
“Kalau mau gigit itu di sini nih” tunjuknya menunjuk bibirnya
Aku melotot memandangnya “Ogah banget, mending nyium pohon”
“Ngapain loe disini?” sungut ku
“Nyariin loe lah bego”dia masih mengusap tangannya
“Ngapain nyariin gue? Trus yang laen mana?” aku celingak-celinguk memandang arah belakangnya
“Gue sendirian. Kan udah gue bilang loe itu milik gue. Dan pastinya gue bakal jagain milik gue itu” ucapnya tersenyum evil
Aku hanya memutar bola mata mendengar penuturannya. Enak saja dia bilang aku miliknya.
“ Gak akan. Eh trus kita pulang gimana? Lo tau jalan” ucap ku was-was
“Ya udah yuk jalan keburu malem” dia lalu menarik tangan ku menjauh dari tempat ku tadi.
Aku hanya mengekor dari belakang karena aku tahu pasti dia akan menemukan jalan kembali ke perkemahan. Seenggaknya aku tau aku nggak sendirian di hutan yang serem ini apalagi kalau udah gelap. Aku bahkan baru ingat aku lupa membawa ember ku yang tertinggal di tempat tadi. Sebodo amat deh, aku gak mau balik lagi buat ngambil ember tadi. Tiba-tiba dia berhenti lalu membalikkan badannya menatap ku. Dia menggaruk tengkuknya tanda dia kebingungan. Kebingungan? Maksudnya?
“Eh kayak nya kita salah jalan deh” ucapnya nyengir tanpa dosa
Tiba-tiba amarah ku tiba di ujung ubun-ubun ku. “La terus gimana dong” ucapku kebingungan juga
Dia hanya nyengir. Aku hanya mendengus kesal melihat dia sudah membuat kami malah tersesat .“Gimana sih loe itu, oh ya hubungin orang perkemahan aja” ucap ku agak berbinar karena dapat ide
Dia merogoh sakunya lalu mengeluarkan handphonenya. “Baterenya abis” ucapnya santai. Aku hanya melongo memandangannya. Yah masak harus tersesat dengan dia di hutan serem ini sih sama si bocah kunyuk itu juga. Ini namanya mimpi buruk.
‘Tau gini lebih baik gue sendirian aja kalo gitu, eh eh jangan dong nanti kalo ada hantu gimana’ gumam ku dalam hati
Aku langsung merosot ketika mendengar suara burung gagak melengking.
‘Itu kan pertanda kalo ada hantu. Mommy Daddy aku takut’
Aku memeluk lutut ku karena ketakutan. Tak terasa aku menangis sesenggukan lalu tiba-tiba ada seseorang yang memelukku menenangkan. Aku langsung memeluknya erat begitu tahu hari benar-benar gelap. Aku benci gelap
“Sssstt udah ada gue di sini” bisik Raffa menenangkanku
“Udah tidur aja, gak usah takut” tambah nya lgi
Aku semakin membenamkan kepala ku di dadanya yang bidang. Sebodo amat sama gengsi, ini sangat sangat darurat. Bau tubuhnya menguarkan wangi parfum khas cowok yang sangat menenangkan. Aku masih sesenggukan lalu dia mengelus rambut ku lembut untuk mengalirkan energi positif. Akhirnya aku memejamkan mata dan terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Will Never Change
Teen FictionClarissa Forleria Wilson seorang gadis SMA yang sedang masa pemulihan trauma akibat sebuah kecelakaan yang menewaskan kekasihnya akhirnya dipindahkan orang tuanya ke Indonesia. Clarissa tidak tahu dibalik kepindahannya itu ada rencana yang disembuny...