Cepet kan saya update lagi..sesuai target saya saya pengen cepet nyelesain cerita ini..tapi kalau nanti upload nya lama maklumi ya berarti saya sedang sibuk. namun berhubung hari lagi longgar ya update deh..Enjoy..
Hari-hari berikutnya kami mengunjungi banyak tempat di Hong Kong. Namun tetap saja aku tidak bisa bebas karena kalian pasti tahu kami kemana-mana harus memakai mobil. Padahal maunya aku memakai angkutan umum seperti MTR kereta cepat yang menghubungkan seluruh tempat di Hong Kong tak lupa KMB bis jarak jauh untuk berkeliling. Ini namanya bukan petualangan. Kemarin-kemarin aku sudah minta ijin untuk pergi mengelilingi kota yang indah ini sendiri. Namun mereka menolak mentah-mentah usul ku itu. Mereka takut aku diculik atau yang paling buruk di jual kalau pergi sendirian. Hello it's Hong Kong. Moreover I can Taekwondo and karate.
Aku harus mencari cara keluar sendiri. Kapan lagi aku bisa jalan-jalan sendiri di Hong Kong walau aku tahu aku bisa kapan pun kembali ke sini. Namun bukan Clarissa namanya kalau tidak tertantang untuk memulai petualangan sendiri.
Ku pasang tas ransel di pundakku lalu keluar dari kamar. Jam masih menunjukkan pukul 6 dan aku yakin orang-orang belum bangun. Tadi aku sudah meninggalkan note di kamar untuk pamitan. Haha. Apa boleh ini satu-satunya cara untuk bisa jalan-jalan sendiri tanpa siapapun. Ketika aku ingin menutup pintu kamar tiba-tiba bahu ku di tepuk dari belakang.
‘Mati gue, kalau ketahuan bisa gak di bolehin nih.’
Aku berbalik menatap Raffa yang tersenyum misterius menatap ku. Aku gelagapan untuk mulai bicara.
“Mau kemana loe?” tanya Raffa menyelidik
“Oh itu..itu gue mau jogging” jawabku susah payah
Dia meneliti ku dari atas sampai bawah “Dengan baju kaya gitu. Dan pakai tas lagi” kata Raffa dengan pandangan ‘Kena-loe’.
Aku menghela nafas. Aku sudah ketahuan tidak ada gunanya aku bersembunyi lagi. Dan satu lagi itu bukan gaya ku.
“Oke gue ngaku, gue mau jalan-jalan sendiri”
Dia tersenyum penuh kemenangan menatap ku. “Oh loe gak takut ketahuan nyokap bokap loe atau yang lebih parah di culik gitu ”
“Gue bukan anak kecil lagi oke. Minggir gue mau lewat” sebelum aku melangkah pergi dia sudah mencekal pergelangan tangan ku
Aku memandangnya tajam “Mau apa lagi sih?” tanyaku menahan amarah
“Gue mau pasitiin calon tunangan gue aman. ”
“Maksud loe?”
“Gue mau ikut.” ucapnya
“Gak, gue pergi sendiri.” kata ku masih bersikukuh
“Kita pergi atau sama sekali gak pergi” katanya telak
God kenapa gini sih? Gak ada pilihan lain, ini namanya pemaksaan
Aku menghela nafas panjang” Ya udah buruan”
“Kalo loe kabur loe bakal gue aduin ke nyokap bokap loe.”
Aku mengangguk malas. Dia melepaskan cekalan tangan ku lalu pergi kekamar. Tiba-tiba dia berbalik menatapku lalu mencium pipi kanan ku cepat lalu tersenyum penuh kemenangan. Aku masih mematung sampai dia menghilang di balik pintu. Buru-buru ku hapus bekas kecupannya itu begitu aku sadar. Kenapa sih dia selalu mencuri ciumanku. Sudah 2 kali aku di cium olehnya. Dan ketika dia melakukan itu serasa banyak kupu-kupu yang berterbangan sama seperti ketika aku menatapnya saat dia bernyanyi dulu. Ada apa dengan diri ku ini?
“Ayo” lengan ku di tarik oleh Raffa menuju lift. Deg deg. Kenapa dengan jantung ku? ya ampun ada apa ini? Someone please tell me. Aku merasa senang ketika berada di dekatnya. Apa iya aku sudah jatuh cinta? Tolong beritahu aku bahwa aku hanya sedang sakit. Yah itu dia aku sakit. Aku tidak jatuh cinta. Aku menggeleng-gelengkan kepala ku manampik semua kata cinta di benakku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Will Never Change
Teen FictionClarissa Forleria Wilson seorang gadis SMA yang sedang masa pemulihan trauma akibat sebuah kecelakaan yang menewaskan kekasihnya akhirnya dipindahkan orang tuanya ke Indonesia. Clarissa tidak tahu dibalik kepindahannya itu ada rencana yang disembuny...