He Makes Me Mad

20.6K 863 14
                                    

“Raf, kamu gak pulang?” tanyaku di sela-sela kunyahan ku

Raffa memicingkan matanya “Ngusir nih ceritanya?”

“Maunya sih.”jawabku sekenanya

“Tapi aku maunya gak pulang.” ucapnya sambil menjulurkan lidahnya

Aku hanya mendengus pelan menanggapi ucapannya. Raffa sudah 3 hari tinggal di rumah ku. Selama itu juga aku tidak masuk sekolah. Aku kangen sekolah. Well sebenarnya aku lebih kangen teman-teman ku. Ngomong-ngomong tentang teman ku, sepulang sekolah mereka akan datang kerumah ku. Dan yang membuat ku sebal mereka bilang hanya datang untuk cuci mata melihat Raffa. Aku tahu mereka hanya bercanda mengatakan itu tapi apakah mereka lupa bahwa Raffa sudah resmi menjadi tunangan ku. Dan sepertinya Raffa menyambut baik teman-teman ku yang selalu meng... God kenapa aku kesannya cemburu begini? Tidak aku tidak cemburu. Aku kan tidak suka pada Raffa, ngapain juga cemburu.

“Besuk aku mau sekolah ya?” kataku

“Nggak boleh, kaki kamu belum sembuh total.” katanya

Aku mengerucutkan bibir kesal “Kan sekolah pake otak bukan pake kaki.” kataku tak mau kalah

“Bukannya datang kesana pake kaki?”

“Tap...”

“ Apa kamu mau merepotkan semua orang karena kamu gak bisa jalan. Nugguin kamu kalo kamu ke toilet, beliin kamu makan di kan...”

“Stop, oke gue gak sekolah. Puas loe.” ucap ku ketus

“Aku sayang.” ucapnya memperbaiki kalimat ku tadi

“Whatever.”

Dia tertawa geli melihat ku kalah beradu argumen dengannya. Aku mendengus kesal. Ku baring kan tubuhku cepat di tempat tidur lalu menutupi wajah sebal ku dengan selimut. Aku malas melihat mukanya yang menyebalkan. Ku dengar pintu terbuka lalu tertutup. Lalu ku buka sedikit selimut yang menutupi mata ku untuk melihat keadaan. Aman. Raffa pergi.

Aku bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi. Sebenarnya dari tadi aku sudah kebelet. Berhubung Raffa di sini tidak mungkin kan aku menyuruhnya menuntun ku ke kamar mandi. Aku berjalan sedikit tertatih. Kaki ku memang sudah lebih baik dari pada hari pertama aku keluar dari rumah sakit. Ku pegang kenop pintu lalu membukanya. Aku berpegangan pada tembok untuk menstabilkan badan. Ku buka tirai pembatas ku dengan shower dan...

“KYAAAAAAAAAA”

***

Raffa gila. Raffa gila. Raffa gila. RAFFA GILA. Aku terus menggumamkan kalimat itu di dalam selimut ku. Aku tak berani keluar dari selimut. Raffa benar-benar gila. Jantung ku juga masih berdegup kencang karena kejadian tadi. Bahkan kaki ku langsung lemas dan terjatuh. Raffa, dia tadi sedang bertelanjang dada dan ingin melepas...celana di depan ku. Pasti wajah ku sudah merah padam memikirkan itu semua.

Flashback

“KYAAAAAAAAAA”

Aku langsung berterik histeris sedetik kemudian aku menutup mata ku dengan kedua tangan ku. Sampai-sampai aku tidak sadar kalau aku tidak punya pegangan dan hampir terjatuh jika Raffa tidak menggapai pinggangku.

“LOE GILA, NGAPAIN LOE DI KAMAR MANDI GUE” ucap ku berteriak

“Gak usah teriak, aku gak tuli.” sedetik kemudian aku merasakan badan ku di angkat ke udara

“Loe ngapain, pake baju sana. Awas loe macem-macem.” ucapku takut-takut

“Kamu mau lihat aku mandi hah?” ucapnya telak membuat ku terdiam

My Love Will Never ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang