Stay With Him? What..

20.9K 895 2
                                    

Aku melihat Raffa bersandar manis mobilnya. Seperti biasa dia akan menjemput ku. Sudah sekitar sebulan ini aku menerima sikap manisnya. Namun jauh di lubuk hatiku aku menyukai perhatiannya. Aku juga bingung dengan perasaan ku ini. Tapi aku belum berani mengakui kalau ini cinta. Walau aku belum mengungkapkan perasaan ku dia masih sering mengucapkan kata-kata picisan untuk ku. Bahkan dia sering memberi ku bunga atau coklat. Aku pun menerima dengan senang hati. Entah kemana perginya Clarissa yang sangat anti dengan Raffa dulu.

“Hai” sapaku

Seperti biasa dia akan memberi ku setangkai bunga tulip yang entah kapan dia tahu aku suka pada tulip. Padahal sekalipun aku tidak pernah memberitahunya.  Setelah itu dia membukakan pintu sambil berkata ‘Silahkan Tuan Putri’. Wanita mana coba yang tidak akan luluh dengan perhatian bak seorang pangeran seperti ini. Bahkan aku tidak melihat kerlingan nakalnya kepada wanita lain. Entah benar atau tidak dia seperti hanya menganggap ku sebagai wanitanya.

Pipiku pasti sudah bersemu merah mengucapkan kata kepemilikan itu. Di sekolah pun juga sama, anak-anak belum tahu kalau aku sudah bertunangan dengan Raffa. Mereka hanya tahu kami berpacaran. Bukannkah itu sama saja? Tak jarang dia juga menghampiri ku di kelas untuk mengajakku makan berdua di kantin sekolah.

“Hus ngapain loe senyum-senyum sendiri?” tanya April mengagetkan ku

“Eh enggak kok” kata ku mencoba berkilah

“Halah ngaku loe, pasti lagi mikirin Raffa kan?”

‘Kok tahu sih, apa wajah gue sebegitu kentara ya’

“Nggak April sayang ,gue it.....” belum selesai aku bicara Bu Miranda selaku guru yang tengah mengajar menyela

“Saudara Clarissa kenapa anda bicara sendiri? Silahkan maju mengerjakan soal nomor 5”

Aku menghela nafas lalu maju menuju papan tulis untuk mengerjakan soal. Untung aku berbakat dalam pelajaran Matematika, jadinya aku tidak kesulitan mengerjakan soal ini. Ini semua gara-gara Raffa dan April. Tapi yang paling parah adalah Raffa. Kenapa dia selalu mengganggu pikiran ku. tidak bisakah dia menjauh dari pikiran ku. dulu setengah mati aku membencinya. Tapi kenapa sekarang sangat berlawanan seperti ini??

***

Aku sedang berjalan keluar dari perpustakaan karena tadi aku di suruh Bu Miranda untuk mencari materi untuk pelajaran tambahan ku. Beliau bilang aku berbakat dalam pelajaran Matematika, makanya beliau menyuruhku untuk meminjam buku dari perpustakaan untuk pelajaran tambahan ku. Aku bahkan menyesal karena maju mengerjakan soal di papan tulis dan akhirnya Bu Miranda mengetahui bakat ku ini. Bukannya aku tidak bangga namun lebih ke malas untuk mempelajari pelajaran tambahan seperti untuk olimpiade. Toh pelajaran itu tidak akan muncul dalam ujian nasional.

Aku menuruni tangga untuk mencapai di dasar karena letak perpustakaannya berada di lantai 2. Sayup-sayup aku mendengar pembicaraan atau lebih lewat penggosip-mana mungkin kalau bukan penggosip, mereka berbicara berbisik-bisik-tentang Raffa. Aku hanya geleng-geleng kepala kenapa Raffa selalu menjadi trending topic di mana-mana. Aku semakin menajamkan pendengaran ku ketika mereka menyebut akan ada murid baru yang datang. Wait. Apa hubungan Raffa dengan murid yang akan datang

“Iya aku denger murid baru ini udah kelas XII”

XII? Kenapa juga harus pindah? Lagian ini juga sudah mau semester 2? Aneh.

“Denger-denger sih, dia itu pindahan homescholing gitu”

‘Homeschooling? Kaya gue dong’

“Terus apa hubungannya sama Raffa?”

Ini dia yang aku tunggu-tunggu

“Katanya dia itu temen SMP nya gitu, tapi denger-denger ya murid itu geb......”

My Love Will Never ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang