Chapter 9 - Left and Back Off

5.6K 227 6
                                    

Flashback 6 tahun yang lalu...

Carly melempari barang-barang ke anak laki-laki berusia 12 tahun yang ada didepannya. "Ini semua karenamu! Mia sakit karenamu! Kalau kau tak menolaknya dan mengejarku, Mia tak akan pergi meninggalkan dunia ini!"Teriak Carly sembari menangis histeris. Anak laki-laki itu hanya bisa diam mematung melihat gadis yang disukainya menderita karena kehilangan sahabatnya. "Maafkan aku, Carly. Tapi Mia meninggal karena sakit bukan karena aku ataupun kau. Berhenti menyalahkan dirimu sendiri." Ucap anak laki-laki itu. Ia mengambil boneka kelinci yang diberikannya kepada Carly. Ada sedikit kebahagiaan dalam hatinya mengetahui bahwa boneka yang diberikannya disimpan oleh Carly. Ia memungut boneka kelinci tersebut dan meletakannya di tangan Carly. Kemudian, ia pergi meninggalkan kamar Carly.

Aku bangun dalam keadaan perasaan yang acak-acakan. Mimpi mengerikan terus datang menghampiriku beberapa hari ini. Waktu menunjukan pukul 02.22 pagi. Aku menghapus keringatku yang bercucuran. Ku lirik ke sisi kananku, Joseph sedang sibuk di meja belajarnya. Aku mengambil teleponku, menelepon seseorang. "Hallo" Jawab orang tersebut. Aku menghela nafas berat dan berusaha menormalkannya. "H-halo, Cliz." Ucapku terbata. "OMG, Ada apa,Ally?" Tanyanya panik. "A-aku me-memimpikan dia,Cliz." Ucapku terbata-bata. Air keringatku masih bercucuran dan nafasku masih terengah-engah. "Astaga, kau baik-baik saja? Apa kau ingin aku kesana?" Tanyanya lagi dengan nada cemasnya. "Aku rasa aku perlu kau disampingku. Tapi, biarkan aku saja yang kesana." Jawabku. Aku masih ingat dengan jelas bahwa Joseph tak ingin aku membawa orang lain kedalam kamar ini. "Baiklah, kau tahu aku ada dimana. Aku tunggu kedatanganmu." Balasnya lalu mematikan telepon.

Joseph sama sekali tak bergerak dari tempatnya. Matanya terlalu sibuk dengan entah apapun kesibukan yang tengah dilakukannya di meja belajarnya. Aku berjalan ke walk in closetku dan mengambil mantel coklat muda panjang, lalu mengenakannya. Aku beranjak pergi keluar dan meninggalkan kamar asramaku. Dua orang yang berjaga di depanku tampak terkejut melihatku keluar dari kamarku pada jam seperti ini. Mereka buru-buru mengabari Danny dan Zac untuk menghampiriku yang tengah berdiri menunggu mereka. "Nona, nona ingin pergi kemana?" Ucap mereka yang agak terengah-engah menghampiriku. "Aku ingin pergi ke apartement, Clizia. Antarkan aku kesana." Ucapku datar.

Tak ada emosi sama sekali yang keluar dari wajahku. "Apa nona yakin? Asrama nona dan tempat tinggal Nona Clizia berjarak 1 jam 45 menit dari sini." Tanya mereka. Aku hanya mengangguk mengiyakan, lalu melangkah pergi. Zac dan Danny langsung berjalan mengiringiku. Sepanjang jalan, aku hanya duduk terdiam tanpa emosi dan perasaanku benar-benar melayang entah kemana. Aku menginap di tempat Clizia untuk beberapa bulan kedepan, itupun karena ia memaksaku melakukannya. Semua barang-barangku sudah diambil oleh Nana asisten Clizia.
-
-
-
-

Sudah beberapa hari aku menginap di tempat Clizia dan tak tidur dalam satu kamar dengan Joseph. Aku bertemu dengannya di dalam beberapa kelas. Namun, ia memang benar-benar memilih menjaga jarak denganku, bahkan tak menganggapku ada. Aku merasa pedih tak tertahankan, ketika melihatnya mengabaikanku begitu saja. Tak sedikit aku melihatnya bersama dengan wanita lain yang beberapa kali ku lihat bersamanya. Secepat itu kah, ia berpindah hati? Hal ini yang terus terngiang-ngiang di pikiranku.

Aku tak mengerti, kenapa aku bisa merasa seperti ini. Sakit hati yang kurasakan lebih hebat dari sakit saat aku menemukan Brody yang berselingkuh dariku. Aku mengenal Brody lebih lama dari Joseph. Aku hanya bersama Joseph beberapa hari saja. Akan tetapi, entah kenapa rasa sakit yang ia tinggalkan lebih dalam dari Brody. Aku sedang di rumah sakit. Dokter Camile, melakukan terapi lagi padaku dan aku merasa seperti biasa. Tak ada yang berubah, meskipun setelah diterapi.

Badboy Gangsta CrushWhere stories live. Discover now