Chapter 26 - Shocked

917 42 0
                                    

Aku menghela nafas kasar dan berusaha menjauhkan diriku darinya, namun alih-alih berhasil menjauh ia malah makin mengeratkan rangkulannya. "Aku akan membawamu ke walk in closet kita. Kau bisa memeriksa sendiri barang-barangmu yang telah ku siapkan untukmu." Ucapnya lalu membawaku ke sebuah ruangan di dalam kamarnya. Rahangku jatuh kebawah saat melihat walk in closet yang terbagi menjadi his and hers dengan dominan putih dan gold matching dengan kamarnya. Beberapa sepatu heels berbagai bentuk dan rupa dengan berbagai warna sudah tertata rapi.

Beberapa dress, atasan, jeans, rok, bahkan undergarment dari Victoria secret. Aku menatap Joseph lekat seraya mengangkat salah satu undergarments yang tertata rapi. "Apa kau meminta Bianca dan Bian membelikannya." Ucapku menatapnya menyelidik dengan wajah yang tersipu malu. "Uhm, untuk itu aku pergi sendiri, Ma Cherie. Dengar, aku memeriksa dan meneliti undergarments mu di asrama dan aku berusaha membelikan yang sejenis." Ucapnya dengan salah tingkah. Yang membuatku menatapnya gemas. Aku tak tahu kenapa tapi aku tak bisa marah padanya terlalu lama, meskipun aku ingin. Pria yang ada di depanku benar-benar pria tampan yang tak bisa aku tolak charisma dan ketampanannya.

"Oh, begitu rupanya." Ucapku yang mulai tertawa saat mengerti bahwa ia tengah merasa malu. Joseph berusaha mempertahankan ekspresinya yang aku tahu ia benar-benar malu. "Bagaimana rasanya berada di dalam sebuah toko khusus pakaian dalam wanita?" Godaku padanya sembari menertawakan. "Carly, kau sebaiknya berhenti sebelum aku menghukummu." Ucapnya berusaha menepis pertanyaanku. Aku tetap tertawa karena ekspresinya Joseph benar-benar tak pernah aku lihat sebelumnya dan aku menikmati menggodanya.

"Aaaaa" ucapku saat Joseph menggendongku secara tiba-tiba dan membawaku keluar dari walk in closet. Ia merebahkanku di atas tempat tidur sembari menyeringai. "Okay, Joseph aku minta maaf oke?" ucapku terbata-bata. Joseph tak mengurungkan niatnya dan tetap mendekat kearah wajahku, membuat tawaku hilang dan menatapnya dengan gugup. "Joseph, please stop." Ucap ku lagi, memohon dengan suara yang kian mengecil. Tiba-tiba saja menggelitik pinggangku, membuatku tertawa geli. "Joseph" teriakku sembari memeluk pinggangku sendiri berusaha menghalangi jari-jari Joseph menggelitik ku. Kami tertawa beberapa saat.

Aku berhenti tertawa saat mendapati wajahnya benar-benar berjarak satu senti dari wajahku. Aku menatap mata indahnya yang berwarna hijau kebiruan yang sangat indah. Aku bisa merasakan nafasnya menyentuh kulit bibirku. Tanpa sadar aku menggigit bibir bawahku yang membuat Joseph langsung menciumku lembut. Suara ringtone telepon Joseph berdering dengan keras, menyela apa yang sedang kami lakukan. Joseph berusaha melepaskan pagutannya dari bibirku. "Mio Amore, aku harus mengangkat teleponnya." Ucapnya dengan nafas yang terengah-engah sembari berusaha mengaturnya kembali normal.

Aku menggeleng dan mengangkat wajahnya menatapku lalu menciumnya lagi. Melemparkan teleponnya ke sisi lain tempat tidur. Kali ini Joseph benar-benar terkejut dengan tindakanku. Aku mengalungkan tanganku melingkar di lehernya dan menciumnya dengan agresif. Ia membalas ciumanku dan menghiraukan dering teleponnya sampai dering telepon itu tak terdengar lagi. Joseph mengangkat tubuhku dan memangku tubuhku diatas pahanya. "Joseph, Bian's here waiting!" Teriak Bian sembari mengetuk pintu dari seberang pintu membuat kami kembali menghentikan ciuman kami. Kali ini aku tertawa kecil dan Joseph mengusap wajahnya kasar sembari menghela nafas kasar.

"Masuklah." Ucap Joseph dengan kesal. "Apa kau sedang berpakaian?" Tanya Bian dari seberang pintu yang membuatku tertawa menatap wajah Joseph yang kesal. "Tentu saja tidak!" ucap Joseph sarkas. "Kalau begitu aku akan kembali nanti." Sahut Bian polos yang membuat Joseph bertambah kesal. "Oh jadi kau berniat pergi setelah merusak kesenanganku?!" ucap Joseph sarkas dengan wajahnya yang benar-benar terlihat kesal. Aku tertawa dan bangkit dari posisiku, lalu berjalan membuka pintu kamar. "Hei, kau Bian kan? Sebaiknya kau masuk sekarang sebelum Joseph mengamuk." Ucapku sembari tertawa menatap Joseph merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Aku kembali melihat Bian, tapi Bian malah menyambutku dengan tatapan terkejutnya.

"Bian?" ucapku sembari menyentuh pundaknya berusaha menyadarkannya dari lamunannya. "Ah, iya." Ucapnya seperti kembali ke kesadarannya. Bian masuk kedalam kamar dan menatap Joseph lalu mengarahkan kepadaku. Aku menatap keduanya dengan bingung. "Ada apa?" tanyaku pada Bian lalu menatap ke arah Joseph yang sudah duduk kembali, meminta jawaban darinya. "Ehem, Bian kita bicara di ruang kerjaku saja." Ucap Joseph membuat Bian mengangguk dan langsung pergi meninggalkan kamar kami sembari menatapku dengan tatapan kebingungan.

Joseph bangkit dan menyusulnya tapi sebelumnya ia berjalan mendekatiku. "Dia kenapa, Joseph? Kenapa dia menatapku seperti itu?" Tanyaku bingung dan penasaran. "Tidak apa-apa, dia mungkin hanya terpesona akan kecantikanmu, Mio Amore." Ucapnya menenangkanku. "Aku perlu mengurus sesuatu dengan Bian di ruang kerjaku. Kau bisa mulai menata barang-barangmu dikamar, Mio Amore. Aku akan minta Bianca menolongmu sekarang." Lanjutnya lalu mencium pipiku dan pergi meninggalkan kamar.

Tak lama kemudian Bianca datang bersama pegawai lain membawakan barang-barangku dan membantuku menyusun semua barang-barangku di walk in closet. Setelah satu jam setengah berlalu, semua barang-barangku sudah selesai tertata rapi di tempatnya. Bianca dan para pekerja yang lain keluar dari kamar. Sedangkan aku pergi membersihkan diriku dikamar mandi. Menghapus makeup ku, menggosok gigi, mandi dan memakai skincare malamku. Aku keluar dengan handuk yang melilit di tubuhku dan pergi ke walkin closet untuk dress kuning pendek dengan V deep neck. Rambutku ku biarkan terurai karena masih basah.

Aku berjalan menuruni tangga perlahan, suasana rumah Joseph benar-benar sunyi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku berjalan menuruni tangga perlahan, suasana rumah Joseph benar-benar sunyi. Aku pergi ke dapur dan menemukan seorang wanita tengah menyiapkan hidangan makan malam diatas meja. "Ms. Eisley, hidangan sebentar lagi akan siap semua. Anda bisa duduk dan menunggu." Ucapnya sembari menunduk kepadaku. "Um, panggil saja aku Carly. Dimana Joseph?" Tanyaku padanya sembari melirik kekiri dan kenan. "Tuan masih di ruang kerja dengan tuan Bian. Mungkin sebentar lagi akan turun. Nona bisa menunggu disini saja, jika mau." Ucapnya sembari sibuk menata hidangan di meja makan.

"Hmm, maaf nama anda siapa? aku baru disini dan mungkin tak tahu apa-apa tentang rumah ini dan aku harap kau bisa membantuku." Ucapku sembari tersenyum kepadanya. "Nama saya Ella, nona. Saya akan membantu sebisa saya, nona." Jawabnya. "Nona makan malam sudah siap sekarang. Anda bisa menyantapnya sekarang. Saya akan memanggil tuan dan tuan Bian." Ucap Ella undur diri dari hadapanku. Aku mengangguk mengiyakan.


Badboy Gangsta CrushWhere stories live. Discover now