Chapter 29 - That chick was Zefanya

912 30 0
                                    

Acara pertunanganku dan Joseph berjalan dengan baik. Perjanjian pra nikah yang sudah disiapkan ayahku dan Elliot benar-benar adil untuk kedua belah pihak. Maka dari itu tak ada keributan atau apapun. Pesta dansa dimulai dan Joseph mengajakku untuk berdansa dan semua orang mulai mengikuti setelah kami mulai berdansa. "kau benar-benar cantik." Puji Joseph yang sedari tadi tak lepas memandang ku. Aku tertawa kecil dan menundukan kepalaku karena tersipu malu. Tangan kiri Joseph mengangkat wajahku agar menatapnya. "Aku benar-benar suka ketika wajahmu tersipu malu. Wajahmu yang memerah karenaku, membuatku merasa beruntung memiliki wanita secantik dirimu dalam hidupku." Ucapnya yang membuatku tak henti-hentinya tersenyum.

Joseph memutar tubuhku perlahan seraya tak lepas memandangku dengan senyumnya yang juga menghiasi wajahnya. Kemudian menarikku kembali ke pelukannya. Aku terdiam seketika saat mendapati seseorang berdiri dijauhan dan memandangku dengan senyum menyeringai. Joseph berhenti dan mengikuti ke arah pandanganku. Matanya membesar seketika, ia menggertakan giginya dan segera membalikan tubuhku menatapnya. "Mio Amore,kau kenapa?" Tanyanya berpura-pura seakan tak melihat apa yang aku lihat dan mengajak tubuhku kembali berdansa. "Kau lihat kan pria tadi? Ia memandangku dengan tatapan yang mengerikan." Ucapku dengan dahi yang berkerut seraya mengalungkan tanganku kelehernya.

"Mungkin ia hanya merasa cemburu karena kau memilihku dari padanya." Ucapnya dengan ekspresi datar. Tapi, aku tahu dengan jelas Joseph sangat tak menyukai orang itu dan akupun merasa seperti familiar dengan wajahnya. "Tap-" Ucapanku terpotong saat Joseph menarikku keluar dari lantai dansa. "Aku tak suka kau memikirkan pria lain, Mio amore. Atau kau akan menerima hukuman untuk itu." ucap Joseph sembari berbisik di telingaku. "Hukuman macam apa yang akan kau berikan?" Tanyaku pada Joseph sembari melipat kedua tangan ku bersedekap di dada.

"Percayalah, hukuman yang amat teramat menyenangkan." Jawabnya sembari merangkul pinggangku dan mengeratkannya sehingga wajahku dan wajahnya hanya berjarak satu senti. "Ehem" suara orang berdehem terdengar. Dan kami berdua menoleh kearah orang tersebut. Seorang wanita berdiri didepanku dan Joseph dengan senyuman manisnya di wajahnya. Entah kenapa aku merasa tak suka dengan wanita ini. "Zefa?!' ucap Joseph dingin dengan tatapan tajamnya.

"Hai, Joseph, selamat untuk pertunanganmu." Ucapnya sembari mengulurkan tangannya. Aku berusaha mengamati tingkah keduanya dan menghela nafas panjang dan menjabat tangan wanita itu. "Hallo juga, terima kasih sudah menyelamati kami." Ucapku sarkas sembari menyinggungkan senyuman kecil dibibirku. Wanita itu tampak tak suka dengan perlakuanku dan tetap berusaha mengacuhkan keberadaanku. Aku menatap Joseph tajam dan mengangkat alis ku naik sebelah. Bian tampaknya memperhatikan bahwa situasi yang kami bertiga menegang.

"Hai, hai, hai, sahabat-sahabatku akhirnya bertunangan sah secara keluarga dan hukum. Auww, bye-bye bro, tak ada lagi bachelor party untuk kita" ucap Bian berusaha mencairkan suasana sembari memeluk Joseph yang sedari tadi mematung menatap tajam wanita yang ku tahu hanya bernama Zefa. Bian menoleh menatap Zefa. "Zefa?! Kau datang?" Tanya Bian pada Zefa. "Ya, tentu aku datang. Tante Marcia yang mengundangku dan sangat sayang kan jika tak datang ke acara pertunangan mantan sendiri." Ucapnya sembari menatap intens Joseph. Aku benar-benar mendidih mendengar perkataannya. Rasanya aku ingin meninju tepat di wajah cantiknya yang sedari tadi menatap pasanganku intens.

"Carly, perkenalkan dia, Zefanya Fransisca Connor." Ucap Bian. "Perkenalkan aku mantan pacar Joseph yang dulu amat ia cintai." Ucapnya tak tahu malu sembari menekankan kata 'cintai'. Aku mengepalkan tanganku dan mengertakan gigiku bersiap meninjunya. "Bian, tampaknya Joseph tak memiliki apapun untuk dikatakan. Aku sebaiknya pergi." ucapnya pada Bian dengan senyuman menyebalkannya. "Bye Joseph." Ucapnya sembari secara tiba-tiba mencium pipi Joseph yang membuatku secara spontan menampar pipi Zefanya. Plak. Terdengar keras aku menampar wajah Zefanya.

"K-kau? Beraninya menamparku?!" ucapnya berteriak membuat orang-orang terdiam dan menatap ke arah kami berdiri. Ketika Zefanya hendak menaparku, tangannya ditahan oleh Joseph dengan tatapan yang mengerikan menatapnya. Aku tiba-tiba menggelengkan kepalaku dan secara begitu saja kepalaku menderita pusing yang sangat hebat dan semua terlihat berbayang. "Ally, bangunlah." Teriak Joseph yang terkejut melihatku perlahan terjatuh dan hal terakhir yang aku lihat adalah mata hijau kebiruan Joseph yang memandangku khawatir.

-

-

Kilasan dari seluruh ingatan Carly yang kembali sepenuhnya...

"Joseph?!" Pekikku tanpa sadar ke arah seorang pria yang tengah berciuman dengan seorang wanita cantik dengan rambut pirang mengenakan dress pink neon. Seketika aktivitas mereka berdua terhenti dan pria itu tampak terkejut melihatku. "Carly?!" Ucapnya dingin tanpa ekspresi seperti biasa. Ia tampak meyakinkan bahwa yang didepannya adalah aku. Aku menatapnya dengan tatapan tak percaya seraya menggelengkan kepalaku. Aku tak menyangka akan mendapati Joseph dengan seorang wanita berciuman tepat di depan mata kepalaku seperti aku mendapati Brody dulu. Sungguh, aku tak menyangka. Mataku terasa panas dan berair.

"Ally, apa kau tersesat? Aku pergi mencarimu karena kau tak kembali lebih dari 30 menit. Aku pikir kau kenapa-kenapa." Ucap Jackson yang membuat Joseph dan Bian menatapnya dari ujung kaki sampai kepala. "Kau siapa?" Tanya Bian menyelidik. Jackson mengerutkan dahinya menatap Bian. "Kau yang siapa?" Tanya Jackson balik. Aku membalikan tubuhku menghadap Jackson. Tanpa sadar aku sudah berlinang air mata. "Ally, kenapa kau menangis? Ada apa?" tanya Jackson panik sembari mengusap air mata dari pipiku. Ia menatap tajam Bian dan Joseph. "Jack, tolong bawa aku pergi dari sini." Ucapku sembari tersedu. Jackson mengangguk mengiyakan. "Baiklah, kita kembali sekarang seperti yang kau mau." Ucap Jackson sembari memegang pundakku dan mulai berjalan menjauh dari BAR.

Badboy Gangsta CrushWhere stories live. Discover now