Aku membalikan tubuhku membelakangi sinar matahari yang membangunkan dari tidurku dan berusaha tidur kembali. "Tidurmu nyenyak sekali, Mio Amore." Ucap Joseph yang membuatku langsung membuka mataku lebar-lebar. "K-kau kenapa bisa didalam kamarku?" Tanyaku seraya menatapnya dengan tatapan heran dan ekspresi bingung. Aku mengucek mataku berkali-kali. "Aku sedang tak bermimpikan?" Ucapku lalu mencubit lenganku yang membuatku merintih kesakitan. Joseph tertawa kecil melihatku yang tengah kebingungan.
"Kau sedang tak bermimpi, Mio amore. Aku sudah berada disini sedari tadi. Kau benar-benar tidur nyenyak sekali." Ucapnya sembari mengelus rambutku dengan sayang. "T-tapi kan pintu kamar, aku kunci dari dalam. Bagaimana kau bisa masuk?" Tanyaku kebingungan. "Aku akan selalu menemukan cara agar bisa bersamamu. Pintu yang terkunci tak akan bisa menghalangiku." Ucapnya sembari menarikku kedalam pelukannya. "kau tak merusak pintu kamarku kan?" Ucapku menjauhkan tubuhku dari pelukannya dan menatapnya tajam. Joseph terkekeh lalu mengecup keningku singkat. "Kau bisa mengeceknya sendiri, jika tak percaya." Ucapnya. Aku bangkit dari tempat tidurku dan berjalan ke arah pintu dan memastikan bahwa gagang pintu ku tak rusak. Benar saja, tak ada kerusakan di pintu kamarku dan tak ada tanda-tanda masuk paksa.
"Daripada kau memikirkan pintumu, sebaiknya kau bersiap sekarang. Aku kemari bukan untuk melihatmu bingung kenapa aku bisa masuk ke dalam kamarmu, Mio Amore. Tapi, untuk menjemputmu ke rumahku." Ucapnya yang membuatku terdiam di tempat dan teringat akan perkataan ayahku semalam. "Biarkan aku tidur sebentar lagi." Ucapku berusaha kembali ke tempat tidurku dengan malas. Namun Joseph malah menggendongku dan membawaku ke kamar mandi. "Hei, hei, apa-apaan ini?!" protesku tak terima digendong dan dibawa kemar mandi. Joseph menurunkan ku, kemudian ia keluar dari kamar mandi dan menutup rapat pintu kamar mandi.
Aku mendengus kesal dan terpaksa melakukan ritual pagiku. Aku menggosok gigiku dan mencuci mukaku, lalu pergi mandi dengan air hangat. Setelah 15 menit mandi, aku keluar dari tempat shower dan mengenakan skincare rutin pagiku. Aku keluar dari kamar mandi dan mendapati Joseph sudah tidak berada di kamarku. Aku melangkah masuk kedalam walk in closet ku dan mengenakan jumpsuit pendek lengan panjang renda berwarna putih v deep neck. Dipadupadankan dengan slingback heels berwarna kuning dan tas hermes mini Kelly berwarna putih kuning edisi special. Rambutku styling dengan messy bunny hair. Aku menyapukan makeup tipis dan lipstick berwarna pink coral nude. Untuk mempermanis penampilanku aku mengenakan anting mutiara dan gelang mutiara di tangan kiriku.
Aku keluar dari kamar dan mendapati Joseph tengah duduk berbincang dengan kedua orang tuaku di ruang keluarga. "Ally, kau bangun siang sekali. Joseph sudah sedari tadi menunggumu." Ucap Ibuku. "Mom, ini masih terlalu pagi untuk mengomel." Ucapku sembari duduk disamping ibuku dan memeluknya. "Ally, kau sebentar lagi menjadi istri Joseph dan harus mulai merubah sifat tukang tidurmu, sayang." Ucap ibuku sembari mengelus rambutku sayang. "Joseph, seperti yang kau lihat sendiri. Ally putriku masih sangat manja pada kami dan dia perlu belajar banyak untuk menjadi seorang istri." Ucap ayahku. "Dad, aku tak akan berubah sampai kapanpun." Ucapku tak terima untuk merubah sifatku. "Joseph, Ally anak yang cerdas. Ia akan dengan cepat mempelajari hal-hal yang memang nanti jadi kewajibannya. Jadi, kau tak perlu khawatir akan kesulitan dengan hal itu." Sahut ibuku.
"Mr. Chace dan Mrs. Cathrine, saya tak akan mempermasalahkan hal itu. Saya memiliki Carly disisi saya itu sudah lebih dari cukup. Masalah hal lain, ia tak perlu bersusah payah saya memiliki pekerja yang mengerjakannya." Ucap Joseph dengan tenang sembari menatapku yang tengah memeluk ibuku. Aku dan Joseph akhirnya pergi meninggalkan rumahku setelah semua barang-barangku di kemas dan ditaruh dalam mobil. Selama perjalanan aku melirik kearah Joseph yang sedari tadi terus menerus menerima panggilan dari beberapa orang yang terdengar cukup penting.
Joseph mematikan teleponnya dan menatapku sembari tersenyum. "Apa kau sudah selesai dengan semua panggilanmu?" Tanyaku sembari membalas senyumannya. "Yah, kau tahu perkara kantor, Mio Amore." Jawabnya. Tak beberapa lama kami tiba dirumah Joseph lebih tepatnya mansion yang sangat besar. Joseph menggenggam tanganku dan membawaku masuk kedalam. "Semua yang kau butuhkan telah aku siapkan. Sebenarnya kau tak harus membawa banyak barang karena aku telah meminta Bian dan Bianca untuk membelikan mu pakaian lengkap yang mungkin akan sesuai dengan seleramu, Mio Amore." Ucap Joseph sembari menatapku. "Oh, benarkah?!" ucapku terkejut. "Apa termasuk-? Tanyaku gantung. "Termasuk apa?" Tanya Joseph kembali tak mengerti apa yang aku maksudkan.
"Lupakan saja, sebaiknya kau mengajakku berkeliling." Ucapku yang terdengar sangat bersemangat sembari menariknya. Joseph menyinggungkan senyuman kecil di bibirnya dan menarikku ke arah tubuhnya sehingga tubuhku menabrak tubuhnya. "Well, aku rasa aku bisa melakukannya lain kali." Godanya sembari menyeringai. Aku memukul dadanya pelan sembari tersenyum. "Um-Um" Ucapku sembari menggeleng. "Masih terlalu pagi untuk itu dan aku lebih tertarik dengan mansion mu daripada dirimu sekarang." Godaku padanya lalu mendorong tubuhku menjauh dari pelukannya.
"Baiklah, untukmu apapun akan aku lakukan, Mio Amore." Ucap Joseph sembari menggeleng tersenyum melihat tingkahku. "Ini ruang tamu, aku biasa menerima tamu disini, terkecuali keluargaku mereka akan langsung ke ruang keluarga tepat disebelah sana." Ucapnya sembari menjelaskan dua ruangan. Joseph memulai beberapa tour kecil didalam mansionnya. Tubuhku sekarang berdiri di depan pintu yang lumayan tinggi sekali. Joseph membuka pintu kamar dan terdapat sebuah ruangan dengan dominan warna putih dan gold di dalamnya. Ada sebuah ranjang super king size dengan desain royal super luxury. Sofa, tv, marble fireplaces. "Woah, aku pikir kamar mu akan dominan berwarna gelap. Tapi ini benar-benar diluar dugaanku." Ucapku dengan mata yang terbuka lebar mengagumi kamar Joseph.
"Kamarku sebelumnya tak seperti ini. Dan tebakanmu memang benar. Tapi, aku rasa kau tak akan betah berada dirumah atau dikamar dengan warna yang super gelap, Mio Amore." Ucap Joseph yang membuatku menatap ke arahnya heran. "Kau tahu darimana aku tak akan betah?" Tanyaku heran berusaha mempelajari Joseph dengan seksama. "Kamar mu, Mia Amore. Setelah malam tadi aku benar-benar sadar kamarmu benar-benar putih semuanya." Jawab Joseph yang membuat bibirku membentuk 'O' mengerti apa yang dimaksudkannya.
"Tapi, bagaimana mungkin semuanya diganti hanya dalam sekejap? Maksudku rumah sebesar ini?" Tanyaku penasaran. "Kau tak perlu memikirkannya. Yang terpenting apa kau suka, Mio Amore?" tanyanya sembari merangkul pinggangku dan membawaku mendekat padanya. Aku tersenyum dan mencium pipinya. "Apa kau bercanda? Tentu saja. Aku tak percaya kamar ini lebih indah dan nyaman daripada kamarku sendiri." Pujiku dengan senyum yang merekah.
"Aku akan lebih bahagia jika kamar ini, jadi milikku." Sambungku yang membuat Joseph terkekeh pelan. "Mio Amore, ini adalah kamarmu." Ucapnya yang membuatku mengerutkan dahiku. "Ku pikir ini adalah kamarmu?" Tanyaku bingung. Joseph tersenyum menyeringai menatapku sembari menyelintik dahiku pelan. "Bodoh, kamarku juga kamarmu." Ucapnya yang mendapat penolakan dariku. "No, no, no, kita tak akan tidur satu kamar sebelum pernikahan." Ucapku menolak perkataannya. Seketika senyum diwajah Joseph menghilang dan tergantikan dengan ekspresi dingin menatapku tajam. "Mulai hari ini kau akan tidur satu kamar denganku dan jangan coba-coba tidur dikamar lain jika kau tak ingin semua pintu di rumah ini ku hancurkan." Ucapnya dengan tegas sekaligus mengancamku seraya mengeratkan rangkulan tangannya yang melingkar di pinggangku.
YOU ARE READING
Badboy Gangsta Crush
Romance[WARNING 20+!!] Please be advised that this story contains mature themes and strong language. This story only for 20+! Please be smart reader!!! Beberapa Chapter akan di private nantinya. So, kalau mau baca semuanya harus follow dulu! Cerita ini pu...