Chapter 20 - Regret

2.5K 110 13
                                    

Ally sayang, cepat sadar sayang. Mommy rindu padamu." Ucap Cathrine terisak sembari mengecup tangan Carly. ke "Sayangku, daddy merindukanmu sekali. Apa yang terjadi padamu? Bangunlah Ally cepat ceritakan pada daddy, siapa yang sudah berbuat seperti ini padamu." Ucap Chace dengan suara yang bergetar sembari mengelus kepala Carly. Carlos masuk kedalam kamar dimana Carly dirawat. "Dad, aku mendapatkan informasi dari polisi bahwa Ally mengalami kecelakaan tunggal." Ucap Carlos dengan nada yang terdengar sangat serius sembari membawa sebuah dokumen di tangannya.

"Tapi dad, Carlos, ini semua tak masuk akal. Tak ada satupun catatan Ally membeli mobil sport. Aku sudah mengecek rekeningnya. Setiap pengeluaran dan pemasukan tak ada yang aneh. Pengeluaran yang paling besar Ally lakukan hanya membayar sewa rumah yang tak sebanding dengan harga mobil sport yang diungkapkan oleh polisi, sisanya hanya pengeluaran biasa seperti tas, baju, sepatu, dan kebutuhan sehari-hari." Ucap Chris sembari menatap layar laptopnya.

"Aku merasa ini juga sangat aneh. Tapi Chris, semua berkas-berkas kepemilikan mobil atas nama Ally." Ucap Carlos. "Carlos, apa kau ada mengecek rekaman cctv di seluruh gedung di kota ini?" Tanya Chace pada Carlos sembari duduk sembari memangku kakinya sebelah. "Aku tak menemukan apapun, dad. Aku sudah meretas segalanya demi mendapatkan rekaman pada hari itu, tapi hasilnya nihil." Ucap Carlos yang terdengar mulai frustasi.

"Nampaknya mereka benar-benar teliti dan tak membiarkan sedikitpun barang bukti ditinggalkan." Ucap Chace. "Aku tahu benar Ally tak mungkin memiliki teman atau musuh disini. Ally tak pernah ke Paris sebelumnya." Ucap Clizia bangkit dari duduknya. "Kemungkinan untuk gangster mengejar Ally sampai kesini itu tidak mungkin karena tak ada satupun orang selain keluarga kita dan keluarga Russo yang tahu Ally melarikan diri dari Joseph." Ucap Chace yang dibenarkan oleh Carlos, Chris, dan Clizia.

"Kau harus membalaskan hal ini pada siapapun yang sudah membuat Ally begini, Chace. Aku tak terima putriku harus seperti ini." Ucap Cathrine yang akhirnya membuka suaranya. Ia hanya duduk disamping Carly yang tak sadarkan diri sembari memegang tangannya serat. "Pasti sayang. Percayalah, aku tak akan membiarkan hal ini lolos begitu saja dari tanganku tanpa Ally mendapatkan keadilan baginya." Ucap Chace dengan tangan terkepal. "Tuhan, tolong bawa Ally kembali padaku." Ucap Cathrine memanjatkan doa-doanya sembari menangis.

"Mom, jangan menangis. Kau harus kuat demi Ally dan kami semua." Ucap Clizia sembari memeluk Cathrine dari belakang. "Mom, aku sudah mengumpulkan semua dokter terbaik untuk mengobati Ally. Jangan khawatir kita pasti akan membuat sadar Carly secepatnya Mom." Ucap Carlos berusaha menenangkan Cathrine Hari demi hari berlalu. Carly masih dalam keadaan koma. Pagi, siang dan malam, Chace, Carlos dan Chris berusaha menemukan fakta-fakta yang terjadi pada Carly. Sedangkan, Cathrine dan Clizia bergantian menjaga Carly.

3 bulan yang lalu...

Joseph memacu mobil sportnya ke sebuah villa bergaya eropa. Bian segera melangkah keluar dari Vila tersebut saat mendengar suara mobil Joseph tiba. Terpampang jelas wajah cemas di wajahnya setelah pertengkaran mereka di bar. Joseph keluar dari mobil dan membuka pintu mobilnya lalu menggendong keluar Carly yang tengah duduk tak sadarkan diri di bangku penumpang. "Astaga Joseph, apa yang telah kau lakukan padanya?" ucap Bian yang terkejut melihat Carly tak sadarkan diri. "Aku panggil Ace kesini sekarang." Lanjutnya sembari menghubungi seseorang. Joseph membaringkan Carly yang tak sadarkan diri dikamarnya. Tak lama kemudian Ace, dokter pribadi keluarga Russo datang. "Ya Tuhan, Joseph apa yang telah kau lakukan pada tunanganmu sendiri?!" Ucap Ace terkejut, tak percaya melihat Carly terbaring tak sadarkan diri dengan darah yang terus mengalir dari kepalanya.

Ace segera memeriksa keadaan Carly. Tapi, tanda vital Carly menunjukan penurunan terus menerus. Ace mulai panik dan menghela nafas kasar. "Kita harus segera ke rumah sakit sekarang jika tidak kau mungkin akan kehilangannya selamanya, Joseph." Ucap Ace yang mulai berkeringat. "Tak bisakah ia dirawat disini, Ace?" tanya Joseph panik sembari tangan kirinya berkacak pinggang dan tangan kanannya mengepal di depan mulutnya. "Tidak bisa, aku tak punya alat-alat yang lengkap. Lagipula Carly kehilangan banyak darah. Kita harus segera, Joseph!" Ucap Ace yang mulai memasukan alat-alat medisnya ke dalam tasnya setelah menjahit luka yang berada . Joseph segera menggendong Carly dan memasukannya kedalam mobil sportnya. Joseph segera pergi meninggalkan vila dan menuju rumah sakit. Ace dan Bian segera mengikuti dari belakang.

Badboy Gangsta CrushWhere stories live. Discover now