Hari baru, awal yang baru untukku dan Joseph. Meski aku bisa mengingat semua masa laluku, tapi aku memilih untuk memberikan kesempatan untuk Joseph dan diriku sendiri awalan yang baru. Sudah beberapa Minggu ini Joseph sibuk dengan urusannya yang amat menyita waktu dan perhatiannya. Ia dan Bian terkadang harus lembur diruang kerjanya. Hampir tiap malam aku mengantarkan kopi untuk keduanya bahkan terkadang teh. Sebenarnya aku tak pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya kepada Brody ataupun Jackson, hanya kepada Joseph aku bertingkah seperti ini. Melihat Joseph yang harus bekerja sampai larut malam bahkan pagi. Membuatku tak tega sebagai pasangannya dan hanya itu yang bisa kulakukan untuknya untuk saat ini.
•
•
•Aku baru saja kembali dari kampus. Aku tengah berjalan menuju dimana letak kamarku dan Joseph tidur bersama. "Aku tak peduli! Apapun caranya, ia harus musnah dari muka bumi ini!" Teriak Joseph yang sontak membuatku diam mematung ditempat. Aku begitu penasaran mengapa Joseph bisa sampai se-marah itu. Perlahan aku mendekat kearah ruang kerjanya.
"Joseph, pasti ada dalang dibalik kaburnya David." Ucap Bian yang seketika menjawab rasa penasaran ku.
David kabur? Dalang?, Tanyaku dalam hati.
"David tak mungkin berhasil kabur begitu saja, kita sudah merencanakan hal ini dengan baik. Pasti ada penghianat diantara kita." Sambung Bian. "Tapi siapa? Kau tahu dengan jelas, rencana ini hanya diketahui oleh kita berdua." Kata Joseph dengan nada kesal. "Apa Carly tahu soal penyerapan David?" Tanya Bian dengan nada penasaran. "Ia tahu, tapi tak tahu dengan detail." Jawab Joseph.
"Aku tak bisa membiarkan David terus berkeliaran, Bian. Kau tahu jelas soal itu!" tambah Joseph dengan nada frustasi. "Aku tahu, ia pasti akan melakukan segala cara untuk mendapatkan Carly." Sahut Bian yang membuat jantungku terasa melemah seketika.
David, ia benar-benar telah menjadi teror tersendiri bagiku. Siapa yang tak takut jika tahu bahwa ada seseorang yang mengincar dirinya. Aku tahu jelas bagaimana Joseph dan Bian berhari-hari merencanakan penangkapan David. Meski tak dengan jelas tapi aku tahu mereka pasti merencanakannya dengan sangat matang.
Aku terkejut ketika mendapati Bian membuka pintu ruang kerja Joseph secara tiba-tiba. "Carly?!" Ucap Bian yang menatapku sama terkejutnya. Aku mengedipkan mataku beberapa kali, mulutku terasa kering dan tak mampu berkata apapun. Aku bisa melihat Joseph sama terkejutnya dengan Bian. "Mio Amore, sejak kapan kau ada disitu?" Tanya Joseph yang kini tengah berjalan menuju ku."A-aku baru saja tiba dan tak sengaja mendengar percakapan kalian." Jawabku terbata.
'Bodoh', rutukku dalam hati. Kenapa aku haru terbata seakan aku melakukan kesalahan.
Joseph menarik diriku ke pelukannya, lalu membelai rambutku dengan sayang. "Maafkan aku, aku belum mampu memuaskan serangga itu, Mio Amore." Ucapnya dengan nada penyesalan. Aku membalas pelukannya sembari membenamkan wajahku kedalam dadanya yang bidang. "Aku takut, Joseph." Balasku yang berusaha menahan rasa takutku yang mulai menghatuiku. "Stth, kau tak perlu takut. Aku akan selalu berada didekatmu. Percayalah ia tak akan bisa menyentuhmu. Aku berjanji padamu Mio Amore." Kata Joseph berusaha menenangkan diriku.
"Carly percayalah, Joseph akan memudahkan David untukmu. Kau tak perlu takut." Ucap Bian yang membuatku mengangguk perlahan. "Joseph, sebaiknya kau menemani Carly terlebih dahulu. Aku rasa kita bisa membicarakan hal David malam ini." Tambahnya yang mendapatkan anggukan dari Joseph. "See you later." Sambung Bian sembari meninggalkan aku dan Joseph.
Tiba-tiba Joseph menggendongku yang membuatku menatapnya terkejut. "Shall we?" Tanyanya dengan senyuman hangat. Aku tak bisa mengerti mengapa ia masih bisa tersenyum disaat seperti ini. Apakah ini hanya senyum palsu yang ia sembunyikan agar aku tak merasa khawatir dan takut? Aku tak bisa menebaknya sama sekali.
Aku berusaha tersenyum sembari menjawab pertanyaan Joseph. Ia menggendongku menuju kamar kami. Ia meletakkan tubuhku secara perlahan diatas tempat tidur. Ia menatapku dengan tatapan yang tak bisa ku baca sama sekali. "God, kau tahu betapa indahnya dirimu?" Ucapnya yang membuatku terperangah. "Ha?" Celetuk tanpa sadar yang terkejut dengan ucapannya.
Ia membelai rambutku, lalu perlahan mengelus pipiku. "Aku tak tahu apa yang telah aku lakukan di kehidupan ku sebelumnya sampai aku bisa mendapatkan dirimu yang begitu indah. I'm the luckiest man in this planet." Ucapnya lalu mengecup keningku dengan lembut. "Joseph, ada apa denganmu?" Tanyaku kebingungan. Disaat aku merasa cemas, takut, dan khawatir. Joseph bertingkah seperti ini, membuatku merasa sangat aneh dan bingung.
"Mio Amore," ucapnya dengan lembut sembari menatapku lekat dan perlahan menggenggam kedua tanganku. Lalu mengecupnya dengan lembut penuh kasih. "Aku kan memusnahkan David, aku janji akan hal itu. Percayalah padaku, segala hal yang perlu kau tahu adalah bahwa aku akan menjadi segala obat yang kau rasakan. Aku berjanji aku akan menjadi alasanmu tersenyum bahagia. Dan penghilang segala hal buruk dan pelindungmu." Sambungnya yang membuatku berlinang air mata. Aku memeluknya dengan sangat erat dan dalam sekejap hal yang kuingat hanyalah ciuman hangat yang penuh dengan gairah yang membuat kami berdua berakhir diatas tempat tidur tanpa busana dengan ruangan yang dipenuhi dengan desahan dari diriku dan dirinya.
YOU ARE READING
Badboy Gangsta Crush
Romance[WARNING 20+!!] Please be advised that this story contains mature themes and strong language. This story only for 20+! Please be smart reader!!! Beberapa Chapter akan di private nantinya. So, kalau mau baca semuanya harus follow dulu! Cerita ini pu...