Chapter 4 - Man From Hell

11.7K 306 8
                                    

Aku terbangun dan sungguh terkejut. Aku sudah tak berada di dalam kamar asramaku, melainkan berada di dalam sebuah mobil. Shit, dimana aku?!,batinku mengumpat. Aku melihat sekitar dan aku sedang berada didalam sebuah mobil SUV. Aku menoleh kesebelahku dan aku mendapati Joseph sedang sibuk dengan ipadnya dan seorang pria yang sadar bahwa aku sudah bangun dari tidurku tersenyum manis kepadaku. Tampan, tapi tak setampan king of ice disebelahku,batinku menilai. "Bian, apa kau akan terus menatap Ms. Eisley seperti itu?" Suara Joseph membuat Bian yang ku tahu namanya dari perkataan Joseph langsung mengalihkan wajahnya dan kembali sibuk dengan ipad ditangannya. Aku menoleh kearah Joseph dengan mengernyitkan dahiku, kesal karena merusak kesenanganku sesaat menatap keindahan Bian.

"Kita dimana?" Tanyaku pada Joseph. "Kita sedang menuju hotel." Jawabnya singkat, padat, datar, dan dingin. "APA?!" pekikku padanya. Aku benar-benar terkejut dibuatnya. "Kau berteriak hanya akan membuat gendang telinga orang lain rusak, Carly."Ucapnya sarkas. "God, kenapa aku harus ke hotel bersamamu?!"tanyaku panik. "Aku tak akan melakukan apapun padamu. Aku sudah mengatakan padamu bahwa kamar asrama akan di renovasi dan itu memakan waktu 3 hari. Jadi, untuk sementara waktu kau dan aku akan tidur di hotel." Jawabnya dengan dingin tanpa melihat kearahku sama sekali. "Barang-barangku bagaimana?!"tanyaku dengan nada panik. "barang-barang anda sudah di kemas oleh Griselda dan akan ada di hotel bersama dengan anda di bagasi." Jawab Bian.

"kenapa kau tak membangunkanku? Aku bisa bangun dan berjalan sendiri serta memesan kamar hotelku sendiri."Protesku marah. "Kalau kau tidur tidak seperti orang mati, tak mungkin aku akan membawamu denganku," ucap Joseph. Ia lalu menoleh kepadaku, "dan aku tahu kau akan berisik sepanjang proses mengeluarkanmu dari kamar asrama."lanjutnya yang membuatku diam dan memalingkan wajahku kearah luar sembari memanyunkan bibirku.

Mobil berhenti di sebuah hotel yang aku tahu bahwa hotel yang aku datangi ini bukan hotel biasa yang aku datangi. Ini adalah Huntman fucking hotel. Hotel Huntman bukan hotel sembarang hotel, ini hotel dimana banyak orang kaya didalamnya. Hotel ini satu malamnya seharga US$60 ribu atau senilai 707,7 juta per malamnya dan kami akan menginap disini selama tiga hari. Keluargaku jelas mampu untuk menginap disini tetapi boros untuk menikmati kemewahan tidak ada dikamus keluargaku. Ayahku bisa memblokir kartu debitku, jika tahu aku menggunakannya untuk berfoya-foya dihotel.

Seberapa kaya Joseph? Sampai baginya menginap di hotel seperti ini?,batinku terus bertanya. "Huntman hotel?" tanyaku menatap tak percaya. Tiba-tiba seorang pria membuka pintuku dan aku baru tersadar banyak pria kekar dan tampan berada disekitar Joseph. Aku melangkah keluar dari mobil. "Nona Eisley." Ada sekitar dua mobil berisikan banyak orang keluar dari mobil. Aku langsung bisa mengenali dua orang dia antaranya. "Zac, Danny?" Ucapku heran. "Nona, apa nona baik-baik saja? Kami berusaha mengentikan Mr.Russo membawa anda, tetapi karena beliau mengatakan beliau adalah kekasih anda, makanya kami hanya mengikuti anda dan tak berada disamping anda." Jelas Zac padaku yang membuatku langsung melihat Joseph dengan tatapan membunuhku.

"Dia, apa? Kekasih?" Aku menghela nafas kasar sembari menoleh menatap kearah joseph tak percaya dan menggelengkan kepalaku. "Kami akan membawa barang-barang anda, nona. Kami juga akan mulai berjaga-jaga nona." Ucap danny padaku. Aku menggangguk mengiyakan. "Kalian, segera cek keadaan sekitar dan segera laporkan."Perintah Zac pada anak buahnya. "Ayo"Ajak Joseph yang sedari tadi berdiri menungguku bersama Bian. Bian melangkah menuju meja resepsionis dan aku segera menyusulnya namun langkah ku terhenti setelah Joseph memegang langkah yang membuatku terdiam membeku ditempat. Aku menatapnya kebingungan dan jantungku pun mulai berdetak tak karuan. "Kau mau kemana?" Tanyanya dingin dengan tatapan tajamnya.

"Aku akan memesan kamar untuk orang-orangku, mereka juga perlu istirahat saat berganti shift. Mereka menjagaku 24, mereka perlu tempat dan mereka terlalu banyak dan mencolok. " Jawabku polos. "Aku yang akan membayar segalanya." Katanya lalu tanpa berlama-lama, "Bian, kemari." Panggilnya. Bian menghampirinya, "iya, ada apa Joseph?" tanyanya. "Pesan dan bayar kamar untuk orang-orang Carly. Usahakan buat mereka tak terlalu jauh dari kamar kami menginap." Perintah Joseph. "baiklah" ucap Bian lalu pergi ke meja resepsionis.

Tak lama kami diantar pergi ke kamar yang telah di pesankan. "Silahkan" Ucap bell boy yang melayani kami. "Jika ada yang diperlukan, silahkan panggil saja saya." Lanjutnya rama kemudian ia pamit mengundurkan diri. Aku berjalan masuk ke dalam kamar dan aku terpesona akan keindahannya. Wow, nice room,Pujiku dalam hati. Aku melihat-lihat sekeliling dan menemukan satu kamar lainnya. "aku akan tidur disini."Ucapku pada Joseph. Joseph menatapku dengan tatapan dinginnya. "Tidak, kau tak akan tidur disini. Ini adalah kamarku." Sahut Bian. "Lalu? Aku tidur dimana?" Tanyaku pada Bian. Bian menoleh menatap Joseph lalu mengatup mulutnya rapat-rapat. "kau akan tidur denganku di kamar utama." Jawab Joseph yang membuatku lemas hampir pingsan. Lalu ia langsung pergi meninggalkan kami menuju kamar utama.

 Lalu ia langsung pergi meninggalkan kami menuju kamar utama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa? Bisa kau ulangi apa katamu tadi?" Tanyaku lemas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa? Bisa kau ulangi apa katamu tadi?" Tanyaku lemas. Bian memegangiku. "Ms.Eisley anda tidak apa-apa?" tanyanya. Aku menatap Bian bingung, "Bian tolong beritahu aku kalau apa yang aku dengar itu salah. Bian menatapku, lalu menggelengkan kepalamya,"Maaf Ms. Eisley, yang anda dengar itu memang benar." Jawabnya dengan tatapan kasihannya. Aku menutup mataku dan segera darahku terasa naik ke ubun-ubun. Aku beranjak dari dudukku dan pergi mendatangi Joseph yang tengah melipat lengan kemejanya. "Joseph, dengar?! Aku tak mau tidur denganmu, meskipun kau sudah membayar kamar untuk orang-orangku. Aku bisa mebayar balik semuanya. Kau pikir bisa membeliku dengan semua ini?! Aku mampu menghidupi diriku tanpa harus menjual diriku kepadamu!" Ucapku geram.

"Aku tak menyuruhmu untuk tidur bersamaku," ucapnya santai, "kau bisa tidur di sofa dan tak akan ada yang melarang." Sambungnya. Aku benar-benar marah kali ini. Joseph benar-benar kelewatan. "Fine, aku akan memesan kamar yang lain." Ucapku sembari membalikan badanku pergi. Namun, Bian muncul didepanku. "Maaf, nona Carly, kamar yang lain sudah penuh." Ucapnya yang membuatku benar-benar lemas. Aku tak mau menyerah, "Baiklah kalau begitu, aku akan tidur disofa." Ucapku sembari mengambil bantal dan selimut dari ranjang utama. Aku menoleh menghadap Joseph, "Jangan pernah berani menyentuhku!" kataku memperingati lalu pergi menuju ruang tengahnya.

Aku mengatur selimut dan bantalku di sofa, berusaha senyaman mungkin untukku tiduri. Lalu, mengambil gaun tidur dan undergarmentsku yang ada tersusun rapi di dalam walk in closet hotel dan membawanya ke kamar mandi. Aku masuk kedalam kamar mandi, menggosok gigi dan berendam didalam bak mandi, berusaha menenangkan diri dan pikiranku. Sekitar 30 menit kemudian aku keluar dan tak menemukan siapapun di ruangan. Aku sudah mengenakan pakaian tidurku warna cream berbahan satin. Aku melepaskan jubah tidurku dan masuk kedalam selimut dan tidur.

 Aku melepaskan jubah tidurku dan masuk kedalam selimut dan tidur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Badboy Gangsta CrushWhere stories live. Discover now