[s a t u]

535 19 6
                                    

Tap tap tap

Bunyi langkah kakiku menggema di lorong yang sungguh sangat sepi ini. Sudah sekitar dua jam dari waktu pulang biasanya. Namun, aku merasa ada yang mengikutiku. Apa ini hanya perasaanku saja?

Aku mencoba melirik sedikit ke belakang dan terlihat orang yang memakai jaket hitam. Oke. Ini menjadi menakutkan. Selama itukah aku mengurus berkas berkas untuk pindah sekolah? Aduh, kenapa seperti sudah tidak ada orang lagi di sini?

Berusaha menambah kecepatan berjalan adalah satu-satu​ nya cara yang bisa kulakukan tanpa dicurigai. Tapi kenapa orang itu juga menambah kecepatan nya?

Oh God...

Ini gawat. Gerbang sekolah sudah mulai terlihat, aku makin mempercepat laju jalanku dan berusaha untuk tidak melihat ke belakang. Ugh ... Bahkan penjaga sekolah sudah pulang? Ini benar benar sial. Semoga angkutan umumnya cepat datang.

Saat aku hampir melewati gerbang sekolah, aku dapat melihat angkot 02 berwarna hijau-merah marun.

Leganya ... Akupun bergegas menaiki angkot tersebut. Apakah seluruh semesta benar benar ingin mengerjaiku? Bahkan jalanan yang biasanya sangat padat bisa jadi sekosong ini.

Semoga orang berjaket hitam tadi hanya halusinasiku semata. Bukan hanya jalanan yang sepi, bahkan angkot ini pun sangat sepi. Saat aku melihat ke belakang, seperti ada mobil yang mengikuti. Nissan berwarna putih. Atau mobil itu hanya searah saja? Semoga saja begitu.

Ck. Bahkan sampai sudah dekat dengan rumahku jalanan masih saja sepi. Padahal biasanya daerah ini selalu ramai oleh kendaraan maupun para pejalan kaki. Yang menganggetkan adalah, hanya aku penumpang di angkot ini.

"Kiri!" seruku.

Aku memilih berhenti di depan gang depan rumah dibanding jalanan persis depan rumah. Hawa di dalam angkot benar benar menyeramkan. Akupun berjalan menuju rumah dalam suasana sekitar yang sungguh mencekam.

Sudah sampai depan rumah. Terlihat mencekam seperti biasa. Mengambil kunci di saku seragam sekolah dan memasukannya ke lubang kunci, lalu memutarnya, merupakan keseharian sebelum masuk rumah. Rumah ini memang sangat sepi. Anggota keluarga lainnya tinggal berpencar. Orang tuaku bekerja, sedangkan Kakak laki-lakiku tinggal di kos-kosan dekat sekolahnya.

Setelah mengunci pintu, aku segera pergi ke kamar dan berganti baju. Aku sangat rindu dengan sahabatku. Sebentar lagi aku akan berjumpa kembali dengan nya. Sepertinya chat dengan nya akan mengurangi rasa rinduku padanya.

Anindira : Ta

Aretha : kenapa?

Aretha : kangen ya :P

Anindira : Dih

Aretha : udh
Aretha : kangen mah ngaku aj

Dan aku akhirnya hanya meread chat nya.

Aretha : yah di r doang
Aretha : sedi akutu :"

Aku lapar. Seingatku sudah tidak ada persiapan makanan di rumah. Padahal aku malas keluar. Aku malas. Sudahlah, aku membeli nasi uduk saja.

Akupun mengambil sweater dari balik lemari dan memikirkan apakah seharusnya aku mengganti celana. Hm, kurasa tidak. Setelah mengambil uang aku berjalan turun karena kamarku memang berada di lantai dua.

Aku membuka kunci dan mengunci pintu kembali. Berjalan ke tempat ibu-ibu yang berjualan nasi uduk. Untung saja dekat.

"Bu, nasi uduk satu pakai telur pedas," sahutku.

AnindiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang