Acara ini seperti layaknya acara keluarga biasa. Kami duduk di ruang keluarga rumah ini dengan para orang tua yang entah memperbincangkan hal apa.
Tiba tiba, orang-yang-katanya-ayahku berkata, "Kami sudah sepakat untuk menjodohkan kalian berdua. Tidak ada bantahan." Tentu aku menyadari penekanan pada kalimat 'tidak ada bantahan'. Karena jelas aku akan membantah.
Oh my God...
Aku sempat melihat perubahan di wajah Varo. Namun, ia langsung menetralkannya.
"Oh ... Oke," jawab Al.
Aku rasa telingaku mulai tidak berfungsi dengan baik. Aku pasti salah dengar. Sepertinya seorang Alvaro Rafandra Prajasa tidak mungkin mengatakan hal itu. Seharusnya ia menolak.
Jika ia menolak, aku dan dia bisa bersama-sama membuat rencana untuk menggagalkan pejodohan bodoh ini. Tapi mengapa Varo setuju?
Ada apa dengan dunia? Kenapa dunia begitu menginginkanku untuk menderita. Sudah cukup dengan keluarga yang membenciku. Dan sekarang, ini?
Oh God ... I'm too tired 'cause all this problems that almost never done.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anindira
Teen FictionPerpisahan dapat mengajarkan kita banyak hal *** Pada awalnya aku hanyalah anak SMA yang baru saja pindah ke Jakarta dikarenakan pekerjaan orang tua dengan harapan berjumpa kembali dengan seorang sahabat lama yang merupakan salah satu murid di sekol...